XV

1.6K 111 3
                                    

Sementara itu di Bandara Incheon, Doyoung keluar dari gerbang kedatangan dan menggeret dua kopernya lalu ia membeli tiket penerbangan ke pulau Jeju. Hanya tempat itu yang terlintas di pikiran Doyoung saat ini. Ia butuh tempat untuk sendiri, menenangkan hati dan pikirannya. Bahkan ia tidak menghubungi orang tuanya.

Tak menunggu lama, ia kembali boarding pass dan segera masuk ke dalam pesawat. Badannya terasa sangat lelah dan pegal setelah menempuh waktu 14 jam perjalanan dari Amerika.

"Doyoungie?" ucap lelaki yang duduk di sampingnya.

Merasa namanya disebut, ia menoleh ke arah lelaki itu.

"Jaehyun oppa?" matanya membulat terkejut melihat lelaki yang duduk di sampingnya adalah Jaehyun.

"Mengapa kau ke Jeju sendirian? dimana suami dan anakmu?" tanya Jaehyun celingukan di pesawat itu.

"aaa mereka tidak ikut. Aku hanya ada urusan sebentar disini. Haechan juga sekolah." ucap Doyoung berbohong.

"Doyoung~aaa are you okay?" Jaehyun menatap lekat kedua mata Doyoung.

Mata Doyoung kembali basah, kemudian ia menunduk.

"Tentu saja aku baik-baik saja. Aku hanya ingin liburan." bohong Doyoung lalu membuang muka menatap jendela pesawat.

Jaehyun tidak langsung percayainya begitu saja, namun ia memilih diam.

"lalu mengapa oppa ke Jeju sendirian? dimana Rose?" Kini giliran Doyoung yang celingukan di dalam pesawat.

"a-aku hanya ingin mengunjungi rumahku sebentar. Setelah itu aku akan segera kembali, jadi aku tidak perlu mengajaknya." jawab Jaehyun berbohong.

"Rumah? Heol~ oppa memiliki rumah di Jeju?" tanya Doyoung.

"Yaah, hanya rumah kecil. Aku dapat reward dari perusahaan setelah menang tender. Jadi aku belikan rumah di sana." jelas Jaehyun.

Bibir Doyoung membulat dengan mata melebar dan mengangguk paham setelah mendengar penjelasan Jaehyun. Doyoung terlihat begitu menggemaskan di mata Jaehyun dengan pipi yang sedikit terlihat lebih berisi.

"Apa kau sudah memesan hotel?" tanya Jaehyun sambil berjalan keluar pesawat.

"ahh iyaa, aku belum sempat memesannya." ucap Doyoung sambil meraih ponsel hendak memesan penginapan mengingat waktu sudah malam.

"Kau bisa menginap di rumahku." tawar Jaehyun.

"a-ani nanti aku bisa memesan kamar saja." tolak Doyoung.

Jaehyun memahami jika Doyoung sedang tidak baik-baik saja, wajahnya terlihat begitu lelah dan pucat.

"gwenchana, aku tidak akan melukaimu. Kau bisa mempercayaiku." ucap Jaehyun yang sedang membantu mengambil dua koper Doyoung.

...

Johnny kembali berlari menuju garasi dan mencari surat yang sudah Doyoung robek. Ia membuka laci dashboard dan mendapati surat itu sudah terobek acak.

Ia mengambil robekan kertas itu dan membawanya ke ruang kerja. Dengan teliti ia menyatukan pecahan surat itu. Benar, terbaca jelas bahwa itu adalah surat kehamilan Doyoung.

Ingin sekali ia memecahkan kepalanya. Bagaimana mungkin ia tak menyadari perubahan fisik yang Doyoung alami, dan juga rasa mual di pagi hari yang Doyoung alami.

Johnny segera pergi ke kantor untuk melihat cctv di ruangannya. Tak butuh waktu lama untuk dirinya sampai di ruang kantornya. Ia mendapati Doyoung yang berjalan di belakang Somi, ia tertinggal lift dan masuk ke dalam lift lain. Doyoung berjalan cepat setelah Somi berhasil menutup pintu ruangannya. Ia melihat Doyoung berdiri terdiam di sana. Tentu ia melihat semuanya, tidak. Doyoung tidak melihat bagian akhirnya. Ia melihat Doyoung menitipkan bekalnya dengan senyuman hangat. Ia terus tersenyum kepada karyawan yang menyapanya. Tidak, ia sering mendongak ke atas untuk menahan air matanya saat lift turun.

NEW HOME || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang