XIV

1.3K 111 4
                                    

Haechan dan Doyoung duduk di sebuah kursi sambil meminum susu rasa vanilla. Mereka berdua sangat haus setelah berkeliling taman bermain.

"Eomma, beli balon itu yaa." ucap Haechan menunjuk balon terbang.

"Oke, nanti sebelum pulang kita akan membelinya, habiskan dulu minumnya." ucap Doyoung sambil mengelap keringan di wajah Haechan dengan tissue basah.

"Haechan~aaa, apapun yang terjadi, percayalah eomma sangat menyayangi Haechan." lanjut Doyoung.

Ia berusaha agar suaranya tidak bergetar. Doyoung memberi tahu bagaimana dirinya begitu sayang dengan anak sambungnya itu.

"Eomma you know, eomma adalah eomma terbaik yang pernah Haechan miliki. Eomma tidak pernah membentak atau memarahiku meskipun aku sering mencurangi eomma saat bermain. Eomma sering membelikanku es krim. I love you eomma." ucap Haechan menatap wajah Doyoung dengan polos.

Doyoung tersenyum, kedua matanya mulai basah. Ia memeluk anak itu, rasanya begitu bahagia mendengar kalimat yang keluar dari mulut anak polos itu. Doyoung akan sangat merindukan bagaimana cerewet dan aktifnya anak sambungnya itu.

Doyoung memilih pergi karena ia tahu Haechan lebih membutuhkan ibu kandungnya daripada dirinya. Dan juga Johnny, ia harus pergi darinya.

...

"Doyoung~aaa I'm home!!!" teriak Johnny setelah membuka pintu rumahnya.

"Welcome home!" saut Doyoung, ia masih menyuapi Haechan sayur di meja makan.

"Bagaimana keadaanmu? Mengapa kau membuatkan ku bekal? Ponselmu juga tidak aktif. Kau membuatku khawatir." ucap Johnny.

Tentu ia khawatir jika Doyoung melihat Somi berada di ruangannya tadi siang.

"Aku sudah baik-baik saja setelah tidur tadi. Jadi aku mengantarkan mu bekal, tapi sekretaris mu bilang kau sedang menerima tamu, jadi aku titipkan padanya. Aku terburu-buru tadi karena harus menjemput Haechan." ucap Doyoung berbohong.

"Appa, tadi aku dan Eomma main ke Disneyland!!!" ucap Haechan semangat.

"Oh really? Mengapa tidak mengajakku juga?" tanya Johnny yang saat ini duduk bergabung di meja makan.

"Kau sibuk Johnny, akhir pekan kita bisa ke sana lagi." Doyoung menunduk menyendok sayur dan menyuapkannya ke Haechan.

Doyoung menahan perasaannya begitu kuat, sampai Johnny tidak menyadari isyarat yang Doyoung sampaikan.

"ahh baiklah. Haechan~aaa apakah itu enak?" tanya Johnny yang melihat anaknya yang memakan sayur brokoli. Seingatnya dulu Haechan tidak menyukai sayur itu.

"Tidak, tapi kata eomma jika aku tidak memakannya nanti badanku tidak bisa besar seperti appa. Paman brokoli juga akan sedih jika Haechan tidak memakannya." jawab Haechan polos.

"paman brokoli?" tanya Johnny tak mengerti.

"Iya, paman brokoli yang menanam brokoli ini." ucap Haechan yang berlagak bijak.

"Oiya aku juga membelikan baju untukmu. Cobalah." Ucap Doyoung memberikan baju bergambar teddy bear.

Johnny segera membuka kemejanya dan hendak mencoba kaos itu. Sementara Doyoung melihat bercak merah di leher suaminya itu setelah kemejanya tertanggal. Tentu bukan Doyoung yang melakukannya. Doyoung kembali menunduk, menahan perasaan sedihnya.

"satu lagi Chanie, aaakk." Doyoung memberikan suapan terakhir untuk Haechan.

Ia segera ke dapur dan mencuci mangkok tersebut. Ingin sekali ia marah dan menangis mengingat apa yang ia lihat tadi siang ditambah bekas merah yang baru saja ia lihat dengan jelas. Doyoung selalu menghela nafas untuk menahan air matanya.

NEW HOME || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang