XVII

1.7K 120 8
                                    


🔞🔞🔞

"eomma?" Somi sangat terkejut melihat sosok wanita paruh baya itu sedang berdiri di ruang tengah.

"Halmeonni!!!" Haechan berlari dengan mata yang masih basah ke arahnya.

"Aku bahkan hampir tidak mempercayai ada seorang ibu yang memperlakukan anaknya seperti ini." Ucap ibu Johnny.

"Tidak eomma. Aku hanya mendidiknya supaya menjadi anak yang sopan." ucap Somi.

"Lantas dengan kamu yang tinggal disini apakah sebuah bentuk kesopanan?" tanya ibu Johnny.

Haechan hanya bisa memegang erat baju neneknya, ia begitu ketakutan namun merasa tenang karena kehadiran neneknya.

"Johnny yang menyuruhku untuk mengurus anak itu. Dimana dia?" tanya Somi.

"Mengurus bukan berarti tinggal di rumah ini dan kau tidak perlu tau dia ada dimana. Sebaiknya kau angkat kaki dari rumah ini sebelum ku panggilkan polisi." ucap ibu Johnny.

Somi segera beranjak pergi dari rumah itu. Ia melangkah dengan keras lalu menutup dengan membanting pintu depan.

"Haechanie, kenapa tidak menelpon halmeoni?" ucap wanita tua itu dengan lembut.

Haechan hanya terdiam, anak kecil itu masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Seharusnya ia merasa sedih karena ibunya pergi begitu saja, namun yang ia rasakan saat ini justru rasa lega.

"Halmeoni, dimana appa?" tanya Haechan mendongak penuh harap.

"Appa ada di Korea, Doyoung eomma sedang sakit. Jadi mereka belum bisa pulang ke rumah." jelas nenek dengan hati-hati.

"jadi eomma di Korea? eomma sakit apa?" tanya Haechan tidak mengerti.

"iyaa nak, eomma-" nenek Haechan sedang mencari kata-kata yang tepat.

.....

Johnny masih merasakan debaran jantungnya ketika memandang lekat wanita cantik yang sedang terpejam itu. Wajah yang kecil dengan hidung mancung serta bibir tipisnya mampu membuat Johnny tak dapat mengalihkan pandangannya malam itu.

"Doyoungie, am I doing good?"

"I did great today, right?"

"You know, I really miss you. I handle myself to find you, babe."

"Aku hampir menghancurkan hidupku lagi, but.. I didn't do it."

"One thing you should know that I'm not gonna let you go like this sh*t again."

"You'll always be mine Doyoungie. Always."

Ucap Johnny kepada wanita yang sudah berada di alam mimpi. Ia mengecup kening wanita cantik itu.

Johnny menyandarkan kepalanya di samping tangan Doyoung. Badannya tak mampu lagi menopang dirinya yang begitu lelah setelah melalui pencarian panjang, tak butuh waktu lama untuk kedua matanya terpejam dan tertidur.

..

Sinar matahari yang menembus jendela kamar rumah sakit itu mampu membuat Doyoung mulai tersadar dari tidurnya. Ia enggan untuk terbangun dan mencoba kembali tidur, usahanya gagal karena ia merasa selimutnya tertindih benda yang berat. Dengan perasaan kesal wanita cantik itu terpaksa membuka mata. Dilihatnya lelaki tampan yang tampak begitu lesu tengah tertidur dengan pulas sambil menggenggam tangannya.

Doyoung bahkan bisa mendengar degup jantungnya yang terasa begitu keras. Ia berusaha melepaskan genggaman lelaki itu. Doyoung masih betah memandang lekat wajah lelaki yang tak ia sangka keberadaannya saat ini. Doyoung ingin sekali merapikan rambut lelaki tampak sangat acak-acakan.

NEW HOME || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang