X

1.7K 142 7
                                    

🔞🔞🔞
Mengandung aktivitas seksual, mohon kebijakan dalam membaca part ini.


Mereka kini meminum wine berfermentasi buah strawberry.

"Darimana kamu mendapatkan strawberry ini Johnny?" tanya Doyoung yang meraih buah itu.

"saya membelinya waktu makan malam tadi. Katanya ini strawberry Jeju. Apakah enak?" tanya Johnny.

"mmmm.. ini sangat manis. Haechan harus mencobanya. Kita sisakan untuk Haechan."

"tidak perlu, kita besok bisa memetiknya di perkebunan." Tujuan Johnny ke Jeju memang ingin mengenalkan anaknya dengan alam.

Doyoung menganggukkan kepalanya, ia tak dapat berbicara karena mulutnya penuh dengan buah itu.

"Saya tahu ini tidak romantis dan terkesan sangat sederhana, but.." Johnny mengeluarkan sepasang cincin yang sudah ia beli di Chicago sebelum pergi ke Korea.

"I think, I fell in love with you from the first time I met you, di caffee depan kantor kita, caramu mengimbangi jejak langkah saya sampai kamu menumpahkan kopi di jas saya, ekspresi wajahmu saat melihat saya di meeting room, I really love that. And the most important is, I like the way you interact with my son. I know that little boy really want you too." ucap Johnny berusaha mengutarakan perasaanya.

Sementara itu Doyoung menghentikan kegiatan memakan strawberry itu, mulutnya penuh dengan buah itu sampai pipinya mengembang. Degup jantungnya berdetak begitu kencang. Pipinya memerah seperti strawberry yang ia makan.

"all I wanna say is- I wanna grow old with you and share the rest of our life together. So, Kim Doyoung. Will you marry me? Willing to be Haechan's eomma?" Johnny membuka kota cincin itu.

Doyoung tidak akan pernah menyangka jika Johnny akan melamarnya begitu cepat. Matanya berkaca-kaca mendengar apa yang baru saja Johnny katakan.

"Yes Johnny, I will." ucap Doyoung setelah menelan strawberry yang masih ia kunyah.

"Really?"

Doyoung menganggukkan kepala, kedua matanya basah karena terharu atas semua hal indah yang Johnny katakan padanya. Sementara Johnny merasa lega sekaligus bahagia setelah mendengar jawaban Doyoung. Ia memeluk wanita itu dan segera memakaikan cincin di jari manisnya.

"Sekarang giliran saya yang memakaikannya untukmu." ucap Doyoung. Ia memakaikan cincin di jari manis Johnny.

"Bagaimana kamu bisa tahu ukuran jari saya?" tanya Doyoung yang kembali duduk di sofa itu.

"It's just my instinct Doyoungie." mata mereka kembali bertemu.

Degup jantungnya saat ini sudah tak dapat ia rasakan lagi, tatapan mata Johnny terasa begitu dominant seakan ingin segera memakan wanita cantik itu. Jaraknya mereka semakin dekat hingga hembusan nafas dapat saling mereka rasakan. Johnny memagut bibir tipis itu dengan mesra, ia menyalurkan perasaan cinta dengan begitu hangat.

Doyoung yang menerima pagutan itu segera membalasnya, tak dapat ia pungkiri bahwa dirinya ingin merasakan hal yang ia alami kemarin malam.

Merasa dirinya diterima, Johnny memutuskan untuk menyentuh Doyoung lebih jauh. Johnny menggendong wanita cantik itu ke dalam kamar tak lupa ia mengunci pintu kamar tersebut.

Johnny mengecup bibirnya, kemudian turun ke leher jenjang itu lalu turun ke dada. Ia melahap habis kedua gundukan daging itu. Sementara Doyoung mulai terangsang dengan sentuhan yang Johnny berikan itu mulai meloloskan desahannya. Kecupannya kembali turun ke perut Doyoung, sentuhannya begitu lembut. Merasa bosan, Johnny menurunkan kecupannya tepat di area sensitif Doyoung.

NEW HOME || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang