Tepat dentingan bel berbunyi pertanda kegiatan belajar mengajar hari itu selesai. Guru meninggalkan ruang kelas diikuti murid-murid yang berhamburan termasuk Senja dan Sajiwa yang berjalan bersama di koridor.
"Lo yakin Fajar bakal maafin gue?"
Sajiwa disampingnya menoleh lalu mengangguk menampilkan senyum tipis. Ia sudah mengetahui permasalahan sahabatnya ini, tadi pagi Senja sendiri yang bercerita padanya. "Fajar sayang lo, gue yakin dia juga menginginkan hal yang sama. Sekarang tinggal lo menunjukkan keberanian lebih dulu, minta maaf ke dia."
Senja nampak berfikir sesaat sebelum mengangguk kecil. "Oke!" keduanya pun kembali berjalan.
Di sisi lain Fajar baru saja keluar dari kelas hendak berjalan ke parkiran jika saja langkah tersebut tidak dihentikan oleh pemuda yang ia hafal betul suaranya.
Fajar menoleh dan tersentak dengan pupil yang melebar ketika mendapati Senja berlari ke arahnya diikuti Sajiwa yang berjalan di belakang pemuda itu.
Pemuda tersebut semakin salah tingkah ketika Senja sudah berdiri di hadapannya.
"Fajar."
"Y-ya?"
"Gue salah, gue minta maaf."
Fajar tersentak, matanya mengerjap polos sebelum menyunggingkan senyum di bibirnya. Tanpa persetujuan sang adik, Fajar meraih lengan Senja untuk kemudian di dekapnya.
"Gue yang salah, gue minta maaf."
"Maaf diterima."
Pletak!
"Aduh!" Fajar meringis sambil mengusap keningnya yang baru saja di sentil oleh sang kakak.
"Harusnya gue yang bilang gitu!" cakap Fajar selanjutnya sambil melotot galak.
Senja merotasikan mata malas. "Kenapa tadi gak ngomong?"
"Kan mau drama dulu!"
"Hidup lo udah drama, gak usah nambah drama!"
Keduanya sama-sama terdiam sambil bertatapan kemudian tertawa bersama membuat beberapa murid yang masih ada di sekitar koridor menatap ke arah mereka.
🌼
"Jadi mau kemana?"
Di sinilah dua saudara itu berada usai membicarakan permasalahan kecil yang cukup membuat dampak besar bagi hubungan keduanya, dua saudara yang terkenal akan keakrabannya itu resmi berbaikan. Di parkiran sekolah sambil memikirkan tujuan mereka setelah ini, pemuda yang duduk di boncengan motornya terlihat berpikir sebelum menepuk bahu sang kakak dengan semangat. "Warung nasi goreng langganan kita!"
Fajar mengaduh sakit meski tidak keberatan bahunya ditepuk begitu keras oleh Senja, bagaimanapun juga ia merindukan pukulan kasar dari adiknya itu. Fajar merotasikan mata malas kemudian menghidupkan motornya. "Sesuai permintaan pangeran."
Fajar menarik gas lantas melesat meninggalkan kawasan sekolah menuju warung nasi goreng langganan mereka.
Di perjalanan keduanya menceritakan banyak hal yang masing-masing mereka lewati seorang diri sebelum berbaikan. Kebahagiaan nampak terlihat di wajah keduanya, terlebih kepada Fajar. Lelaki itu tak hentinya tersenyum ketika Senja bercerita dengan antusias.
"Lo bahagia selama jauh dari gue?" tanya Fajar sekilas melirik Senja dari spion. Ia melihat adiknya tersenyum tipis.
"Setengah dari kebahagiaan gue hilang saat itu, tapi gue masih bisa senyum. Lo gimana?" tanya Senja kemudian.
"Gue itu kayak sebuah bangunan, dan lo pondasinya. Ketika pondasi itu hancur dan hilang, si bangunan pun ikut runtuh. Suatu bangunan nggak akan kuat berdiri lama tanpa pondasi yang menompang."
![](https://img.wattpad.com/cover/312425763-288-k431663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] To My Star | HeeJay
Fanfiction"Terlalu digenggam, hingga keduanya berakhir terjerumus dalam lingkaran yang paling berbahaya." ---- Warning! ⚠ • Boyslove. • Bromance. • HeeJay area. Homophobic jangan salah alamat. Start : 03 Juni 2022 End : 26 Juli 2022