31. similar

445 60 2
                                    



Warning⚠️
aku up 4 chapter sekaligus ya, jangan sampai ketinggalan.


"Karina" panggilan dari arah belakang membuat Karina menengok ke asal suara. Disana terdapat Yoshi yang melangkah ke arahnya seraya tersenyum.

Karina mengangkat alisnya sebelah. "gue duduk samping lo ya" tanpa mendengar persetujuan Karina, Yoshi langsung saja duduk di samping Karina.

Jika bertanya dimana Yeji? Kenapa tidak duduk di samping Karina? Jawabnya dia duduk di sebelah Jeno. Tepatnya duduk di bangku belakang.

Karina duduk di sebelah kaca, dia memperhatikan sekeliling. Entah tiba tiba dia teringat orang tua aslinya. Bagaimana kabarnya? Dia sudah berada di sini sebulan lebih, sampai kapan dia menetap disini?, Karina senantiasa berdoa semoga orang tuanya selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.

"kenapa ngelamun?" Tanya Yoshi. Dia tadi sempat melambai kan tangannya di depan wajah Karina.

"Gue gapapa" jawab Karina.

"mau gak?" Yoshi menyodorkan sepotong roti kepada Karina dan diterima baik olehnya.

"Makan yang banyak rin, lo makin hari makin kurus, liat tuh tangan lo aja tinggal tulang"

Ucapan Yoshi barusan langsung saja diberi satu tamparan dari Karina.

"Body shaming lo anjir" kesal Karina pada Yoshi, siapa yang tidak kesal coba?

"Maaf rin aku cuma bercanda kok" ucap Yoshi sambil tertawa.

"Gakk gue udah males sama lo"

"Nanti traktir deh"

"Gak usah sogok gue ya, gak mempan"

"Yaudah deh ntar kalau lo ada tugas gue bantuin ngerjain"

"Nahh kalau gitu gue mau, beneran ya?"

"Iyaaa tapi lo harus maafin gue dulu"

"Yaudah awas aja lo ingar janji" final Karina.

Jeno yang melihat keakraban Karina dan Yoshi diam diam mengepalkan tangannya untuk kesekian, jika ditanya apakah dia cemburu? Tentu saja jawabannya iyaa.

Bahkan ia menghiraukan Yeji yang sendari tadi memanggilnya untuk berusaha mengajak Jeno mengobrol.

"Jeno..."

"Jeno..."

"Jeno..kamu liatin apa sih?" Jeno menoleh ke arah samping, terdapat Yeji yang sedang cemberut.

"kamu dari tadi aku ajak ngobrol tapi gak nyaut nyaut. Ada masalah?" Tanyanya. Yang di jawab gelengan oleh Jeno. Akhirnya Yeji melihat arah pandang Jeno ternyata ada yang lagi uwuan.

Yeji juga langsung membuang muka ke samping. Mungkin sebaiknya dia harus mengatur rencana.


----------


"rin... Bangun rin"

Karina merasa terganggu di dalam tidurnya. Dia perlahan membuka mata. Karina mendongak bertepatan dengan bola mata seseorang yang tengah menatapnya juga.

Badan Karina langsung tegap, dia memperhatikan sekeliling sudah kosong.

Sial selama perjalanan pulang dia malah ketiduran lagi.

"sorry gue ketiduran tadi" ucapnya tak enak.

Yoshi mengangguk lalu mengajak Karina untuk keluar dari bus. Disini hanya ada mereka berdua karena yang lain sudah keluar tadi.

Di sana sudah ada Jeno, Renjun, Yangyang, Haechan, Shotaro, Jaemin, dan bahkan Yeji juga.

"Karina kamu kok lama banget" ucap Yeji.

"gue juga gak suruh lo nunggu" ujar Karina. Entah mengapa melihat wajah Yeji yang sok baik membuatnya emosi.

"tapi kita kan udah belabelain buat nun--" ucapan Yeji terpotong.

"stop, dan lo Karin gue anterin pulang" tiba tiba saja Jeno menggandeng tangan Karina mengabaikan tatapan heran yang ada disitu. Mereka terbengong sebelum suara Yeji menyadarkan mereka.

"trus aku pulang sama siapa jen" teriaknya melihat punggung Jeno yang perlahan menjauh.

"sama sepupu lo aja" Jeno mengatakan itu tanpa repot repot menengok ke belakang. Tangannya juga masih menggenggam tangan Karina.

Alis Karina berkerut mendengar kata sepupu. Siapa? Disana tadi hanya ada teman teman Jeno dan Yoshi. Mana mungkin salah satunya.

Seolah mengerti kebingungan Karina, akhirnya Jeno menjawab dengan nada santai tapi mampu membuat Karina keget.

"Jaemin"

Apaaa? Sejak kapan Yeni sama Jaemin sepupuan?


----------


Setelah kembali dari acara camping kemarin. Murid murid diliburkan untuk 2 hari ke depan sebagai pengganti. Karina juga tak menceritakan akan hilangnya dia ke dalam hutan kepada ibunya. Dia tak ingin khawatir.

"Karina kamu lagi ngapain" tanya ibu memasuki kamar Karina.

Karina yang tengah rebahan langsung terduduk tegap. "Ya Bu?"

"kamu sibuk gak sekarang"

"gak sih buk, emang kenapa bu?" Jawabnya sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"tolong beliin ibu bahan bahan ini ke supermarket" ibu menyodorkan sepucuk kertas yang berisi daftar belanjaan.

"tumben bu, kenapa gak ke pasar aja?" Tanya Karina.

"itu buat majikan ibu soalnya, gak papa kan"

Karina berjalan menuju ke minimarket karna ia akan berlanja buat majikan ibunya.

Akhirnya dia sampai di depan minimarket yang tak jauh dari rumahnya. Tanpa menunggu lagi ia langsung memasuki minimarket tersebut dan mencari apa saja bahan yang akan di beli.

Secara teliti Karina mulai mencari bahan bahan yang diperlukan. Setelah dirasa lengkap Karina menuju kasir. Namun di perbelokan dia tak sengaja menabrak seseorang.

"aduh maaf maaf saya tidak sengaja" ucap Karina.

"saya juga gak sengaja"

Karina mendongak melihat wajah dari pemilik suara yang terasa familiar.

"PAK KAII!"

"berisik" ketus Kai.

"aduh pak maaf ya saya beneran gak sengaja tadi"

"Hm"

"Yaudah kalau gitu saya permisi, semoga hari anda menyenangkan" ucap Karina tak lupa untuk ngebow terlebih dahulu.

Kai menatap punggung Karina dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. "Mengapa dia terlihat mirip seseorang" tebak nya bukan hanya sekali. Dia sudah menebak dari pertemuan pertama mereka lebih tepatnya saat Karina tidak sengaja menumpahkan jus pada jas nya di cafe pada saat itu.

Dia juga pernah menyuruh seseorang untuk menggali informasi tentangnya namun hasil nya mengatakan ia hanya anak dari Art yang hidup sederhana dan berkecukupan.

Tapi dia masih belum yakin soal itu. Di benaknya terasa ada yang ganjal.


~TBC~


Typo bertebaran jangan lupa votmennya aku tunggu ya chingu.







About Taste [00 Line]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang