38. wonders

436 60 3
                                    



_____________________________

Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, semuanya bisa saja terjadi.
_____________________________


"lo itu bisa sehari aja diem gitu bisa gak sih ji?" Bentar Jeno menujuk wajah Yeji dengan ekspresi kesal, marah, campur aduk.

Sementara Yeji matanya berkaca kaca mendengar bentakan Jeno. Selama ini Jeno jarang membentaknya. Tapi akhir akhir ini sifat Jeno berbeda.

"a-aku... K-kenap-pa.. hiks hiks"

Yeji terduduk lemas di rumput taman belakang rumah sakit. Tadi di sepanjang jalan dari ruang rawat Heejin sampai disini pun, Jeno menarik tangan Yeji begitu kasar.

Jeno menatap jengah ke arah Yeji yang sedang menangis itu. "Berdiri" ucapnya.

Tapi Yeji masih diam menangis dengan kepala tertunduk, Jeno yang melihatnya bertambah kesal. "BERDIRI GUE BILANG" bentaknya Jeno lagi.

"hiks hiks hiks kenapa kamu marah Jeno?"

Langsung saja Jeno menarik tangan Yeji dengan cepat membuat Yeji siap berdiri.

"gue tegasin sekali lagi buat lo Yeji, gausah banyak drama. Gue udah muak sama semua tingkah lo" Jeno mendorong badan Yeji hingga terpojok ke dinding. Kedua tangannya mengurung badan Yeji dengan mata yang sedari tadi menatap tajam Yeji.

Tampak dilihat wajah Yeji tersentak kaget walau hanya sebentar, dan Jeno melihatnya itu.

"kamu kenapa Jeno? Drama apa yang kamu maksud"

Jeno mundur selangkah, menyugar rambut nya ke belakang lalu tersenyum jahat.

"lo tanya apa salah lo? Dasar tidak tau diri" ucapan pedas Jeno.

"kok kamu jadi berubah Jeno, kenapa kamu jadi kasar gini sama aku? Mana sifat lemah lembut kamu kayak dulu ke aku? Inget Jeno kita udah mau tunangan hiks hiks"

Jeno dengan cepat terkekeh, dia kembali mendekat ke arah Yeji, mencekam dagu Yeni secara kasar.

"berubah?" Jeno tiba tiba tertawa.

"lo pikir gue selama ini bersikap lembut ke lo buat apa, itu hanya sekedar pura pura".

Wajah Yeji merah padam, dia sudah membatin nya.

"gue sebenernya juga ogah kali tunangan sama lo. Gue udah cinta sama orang lain. Jadi jangan ganggu gue lagi bisa gak?"

Yeji menggeleng dengan tegas, "kenapa kamu tega sama aku hiks"

"SEHARUSNYA GUE YANG NGOMONG ITU KE LO YEJI! LO GAK PERNAH NGERASA UNTUK DITUNTUT UNTUK JADI INI ITU. DIPAKSA BUAT LAKUIN APA YANG GAK GUE SUKA. GAK BISA BEBAS, GUE JUGA PUNYA KEHIDUPAN SENDIRI. SEMUA HAL HARUS GUE TURUTIN. GUE BUKAN ROBOT DAN ASAL LO TAU GUE SELAMA INI ITU TERTEKAN AKAN SEGALA TINGKAH MENJIJIKKAN LO ITU." teriakan Jeno menggebu gebu.

"terus siapa yang kamu cintai ha? Jangan bilang Karina?" teriakan Yeji yang tidak dijawan oleh Jeno.

Lalu beberapa detik kemudian Jeno menggangguk dan itu membuat Yeji semakin mengepalkan tangannya.

"kenapa harus sahabat aku jen?, Karina itu sahabat aku"

Jeno kembali melihat wajah Yeji, "sahabat lo bilang?" Kekehnya.

"yakin? Sahabat kok nyelakain sahabatnya sendiri" setelah mengatakan itu Jeno meninggalkan Yeji sendiri dengan wajah yang tak mengenakkan.

Air mata yang tadinya turun dengan deras sudah berhenti digantikan dengan emosi yang siap untuk meluap.

"ck udah gue duga sih, tapi"

"lo cuma milik gue Jeno" tekanannya.


----------


Jeno kembali di ruang rawat Heejin ruangannya nampak sepi namun celah pada pintu membuat Jeno mengetahui bahwa semua orang tadi masuk kedalam ruangan.

"hiks ayo Heejin bagun" ucap nyonya Jeon yang sedang duduk di samping brankar sembari menggenggam tangan sang anak.

"kamu Kuat nak"

Jeno berdiri di samping Karina yang sedari tadi menatap Heejin dengan pandangan bersalah. Jeno mengerti bahwa sekarang Karina merasa dirinya penyebab Heejin dirawat disini.

Flashback on

"TEMEN SAYA GIMANA DOK!, JAWAB JANGAN JADI BISU DONG" teriak Karina. Sungguh melihat dokter muda di depannya yang hanya diam membuat nya emosi level terakhir.

"maaf, kami sudah melakukan yang terbaik"

"TIDAKK, ANAK SAYA MASIH HIDUP KAN" teriak nyonya Jeon.

Sang dokter menggeleng lemah, semua orang langsung lemas melihatnya.

"pasien sudah tidak tersel--"

"maaf dok, pasien atas nama Heejin jantungnya kembali bekerja" ucapan dokter terpotong oleh suster yang tiba tiba datang menghampiri mereka semua.

Semua yang disana kembali memancarkan binar. Berharap bahwasanya Heejin akan bangun.

"syukurlah sungguh keajaiban tuhan, pasien atas nama Heejin masih diberi kesempatan untuk hidup. Padahal tadi saya periksa jantung pasien sudah tidak bekerja tapi ini, sungguh keajaiban"

Ucap dokter sebelum masuk ke dalam ruang inap Heejin lagi.

"apakah saya boleh melihat anak saya dok?"

"boleh asalkan jangan terlalu berisik dan alangkah baiknya kita semua berdoa agar pasien lekas sadar" ucap donter muda itu.

Flashback off

Karina menoleh ke arah samping kiri, kepada Jeno yang baru saja datang. Dahinya sedikit mengeryit kenapa Jeno datang sendirian, lalu dimana Yeji? Tapi itu bukan hal yang penting juga untuk dipikirkan.

Karina memperhatikan Heejin, lagi lagi perasaan bersalah muncul. tiba tiba Karina melihat jari Heejin bergerak.

"ituu jari Heejin bergerak" tunjuk Karina membuat semua memusatkan apa yang ditunjuk oleh Karina.

Dan benar jari Heejin dengan perlahan bergerak. Membuat senyum merekah di wajah mereka.

"heyy cepat panggil dokter" titah nyonya Jeon kepada suaminya.

Langsung saja Tuen Jeon memencet tombol darurat yang ada di sampingnya. Tak lama dokter berserta suster datang dengan tergesa.

Mata yang awalnya tertutup itu kembali terbuka bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan. Disana Yeji dengan wajah sembab datang.

Mata Heejin memerhatikan sekelilingnya dengan teliti.

"syukurlah, Tuan Nyonya. Heejin telah melewati masa kritisnya, sekarang hanya perlu istirahat agar keadaan nya cepat membaik."

"kamu mau apa nak? Minum?" Tawar Nyonya Jeon.

Heejin masih saja diam, entah apa yang ada dipikirannya sekarang.

"mau apa nak? Ayah ada disini"

Mata Heejin melihat pria paruh baya yang baru saja mengaku sebagai ayahnya dengan lekat.

Tak lama Heejin bersuara, yang menyebabkan semua nya terdiam.

"kalian siapa?" Ujar Heejin setelah lama diam.


~TBC~


Jangan lupa votmennya aku tunggu ya chingu and see you next chapter 🤗


About Taste [00 Line]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang