06. Suspect

892 118 0
                                    


____________________________

Jangan mengambil keputusan sendiri cobalah melihatnya dengan arah pandang yang berbeda.
_____________________________


Sore ini hujan turun begitu deras, angin berhembusan ke sana kemari membuat pohon-pohon bergoyang bahkan ada juga yang roboh. Suara petir dan gluduk juga ikut serta.

Mungkin semua orang akan memilih untuk tidur atau sekedar beristirahat di rumah masing-masing. Tapi tidak untuk ke 6 pemuda ini.

Jeno, Renjun, Haechan, Jaemin, Shotaro, dan Yangyang merekalah enam pemuda tadi. Dari tadi siang mereka memang sudah berkumpul di rumah Renjun. Sekedar untuk ngumpul seperti biasa.

Mengapa di rumah Renjun? Karena rumahnya cenderung sepi, orang tuanya orang yang sibuk. Sehingga teman-temannya berinisiatif untuk meramaikan rumahnya.

Mereka memang bukan geng-geng dari sekolah, tapi mereka adalah sekumpulan murid farmous yang dikenal dengan kenakalan mereka. Namun tak urung juga karena mereka rata-rata berwajah tampan. Selain nakal, Jeno dan Renjun berotak smart. Nakal boleh bego jangan.

Seperti saat ini Jeno sedang tiduran, tangan kanannya untuk menutupi wajahnya sedangkan tangan kirinya berada di perut. Lalu Renjun dan Jaemin mereka asik dengan dunia ponsel, apa lagi jika bukan nge game. Itu hobi kedua cowok itu.

Sedangkan Haechan, Shotaro, Yangyang mereka di pojok sedang berghibah, hm biasalah julidin orang gitu.

"Eh gue mau tanya nih?" Ujar Haechan.

"Apaan?" Jawab Shotaro.

"Fungsinya huruf 'e' dalam kata 'es' itu apa ya?"

"Nambah beban pikiran aja lu njir" jawab Shotaro.

"Tapi bener juga sih gunanya itu buat apaan?" Sambung Shotaro lagi.

"NAH ITU DIA, MAKANYA GUE NANYA KE ELO PADA" ucap Haechan sambil teriak.

Yangyang ia lelah, menyusul ke samping Renjun dan Jaemin yang asik bermain game. Diikuti oleh keduanya juga.

Dengan kurang ajarnya Haechan melahap habis makanan yang ada di meja. Ditambah dengan tampang yang tak berdosa. Jaemin dan Renjun sudah selesai ngegame kini hanya tinggal Jeno yang masih tiduran.

Sambil mengunyah keripik, Haechan membuka suara. "Eh lo pada tau gak kemarin gue liat apa".

Mereka semua hanya memutar bola matanya malas. Paling yang dibicarakan Haechan ini hal yang tidak penting, seperti biasa.

"woi jawab kek, jangan pada diem aja" Haechan memberengut kesal pertanyaannya di kacang begitu saja.

"halah palingan gak mutu yang dibahas" Yangyang menjawab sedang santai sambil merebut beberapa keripik.

"penting anjir. gue kemarin sehabis dari toilet, gue lihat si Karina dikasih coklat sama si ketos" Haechan mengatakan itu dengan keras.

Jeno yang berbaring seketika badannya langsung tegak begitu mendengar nama 'Karina'. Sedangkan yg lainnya memandang heran Jeno.

"Halah gak percaya gue" Shotaro menimpali.

"palingan lo ngarang, kan si ketos mana mungkin dekat sama si Karina" Renjun juga ikut-ikutan.

"ck kalian gak percaya?" Tanya Haechan sekali lagi. Dengan polosnya mereka menggeleng kecuali Jeno dan Jaemin.

Sesaat hening sebentar sebelum Jaemin memulai perghibahan lagi.

"pas hari senin gue juga liat mereka di koridor ngobrol" ucap Jaemin yang membuat semuanya membolakan matanya.

"NAH TUH KAN" Haechan berteriak lagi.

"masa sih Jae?" Tanya Shotaro yang tak abis pikir ternyata ketos yang selalu menghukum mereka itu dekat dengan Karina, padahal mereka aja jarang ada dialog.

"Hm"

"emm tapi kalian ada yang ngerasa gak sih kalau Karina tuh makin hari makin beda?" Tanya Haechan lagi.

"beda gimana maksud lo?" Tanya Jaemin.

"ya dari sifat atau gak dari tingkahnya kemarin dia ke kantin, terus kalau ketemu kita biasanya nunduk tapi sekarang enggak. Juga menurut gue dia sekarang lebih banyak omong" jelas Haechan panjang lebar.

"iya gue setuju" Yangyang menyetujui ucapan Haechan.

"gue kita cuma gue doang yang ngerasa Karina berubah" lanjutnya.

"apa jangan-jangan dia bukan Karina?" Tebak Shotaro tak masuk akal.

"bego lo, kalo bukan Karina siapa lagi? Arwahnya hantu KKN?" Jawab Renjun judes.

"ya mungkin kan"

Sementara Jeno hanya duduk diam mendengarkan perdebatan dari teman-temannya. Tapi tidak dengan otaknya yang sedang berfikir keras. Ia juga merasa bingung dengan Karina. Biasanya Karina tak berani menatap dia tapi akhir-akhir ini matanya sering bertubrukan dengan bola mata Karina.

Mungkin ia akan mencari tau semuanya tapi tidak sekarang.


~TBC~


Maaf ya dikit banget hehe, jangan lupa votmennya aku tunggu and see you next chapter.


About Taste [00 Line]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang