4. In The Right Time

1.2K 197 12
                                    

"Yang kusuka dari hidup, di sepanjang perjalanan kutemui orang-orang baru. Salah satunya dirimu"
-------------------

Kata orang, setiap pertemuan akan membuat kisahnya sendiri. Begitu juga dengan pertemuan yang akan mereka lalui saat ini.

Sebelum jam setengah tujuh, nyatanya Ebizard sudah berada di parkiran kediaman mewah milik Basher Corp itu. Setelah meminta petunjuk lokasi dari sang puan, ia melaju dengan tenang saat di perjalanan tadi tanpa takut tersasar dengan bantuan teknologi digital, berbentuk Google Maps. Aplikasi itu benar-benar membantu, pikir Ebi.

Ia berniat menghubungi perempuan sesuai janjinya, namun siapa sangka, sebelum ia menekan tombol panggilan, wajah perempuan yang baru saja menjadi kliennya itu sudah memajang di balik gerbang besar penutup rumah megah itu.

"Mas...."
Sapa gadis itu nyaring, lalu dibalas dengan lambaian tangan oleh lelaki yang kini berdiri bersandar di pintu mobilnya, tak hanya lelaki itu. Nyatanya sang anak kecil juga turut melambaikan tangan, yang menimbulkan kekehan kecil dari mulut Zehra.

"Udah siap?" tanya Ebizard.
Zehra menggeleng pelan, "Belum sarapan aku, Mas. Ayo sarapan juga dong, Ikut masuk ke rumah yuk?" Penawaran dari perempuan di hadapannya membuat Ebizard sedikit kikuk, rasanya sungkan sekali jika bergabung di keluarga besar itu.

"Saya disini saja, Mbak. Mbak silahkan sarapan dulu, saya tunggu, jangan khawatir." Ebizard menolak dengan ucapan yang sangat halus, khawatir jika jawabannya akan menyinggung perempuan yang sangat antusias mengajaknya sarapan.

Zehra memanyunkan bibirnya, jawaban yang diharapkan ternyata tidak sesuai dengan harapannya. "Ada Papa juga kok, Mas. Malahan tadi papa yang nyuruh. Soalnya kan aku udah bilang kalau berangkat bareng sama Mas Ebi."
Ebi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, memikirkan tawaran Zehra.

"Abiel mau sarapan? Nanti kakak kasih Choco Crunch sama susu coklat, mau?"
Tak mau berlama-lama, Zehra mengangkat Abiel dari gendongan Ebi kemudian berpindah ke dekapannya. "Mau susu kan?" Abiel mengangguk senang. Lalu, dengan cepat, Zehra membawanya menuju kedalam gerbang rumahnya seperti penculik bayi, mau tidak mau akhirnya Ebizard mengikuti di belakangnya.

"Pap, ini Mas Ebi." Zehra berteriak, saat melihat papanya turun dari tangga dan segera menuju meja makan.
"Halo, Mr. Basher." Ebizard menyalami lelaki paruh baya di depannya.
"Jadi berangkat bareng anak saya?" tanya Papa Zehra, dan segera di angguki oleh Ebizard. Kemudian sesekali melihat Abiel yang masih tenang di pangkuan Zehra dengan memakan Choco Crunch seperti yang dijanjikan.

"Ya sudah, Maaf ya. Saya tidak bisa ikut, ada kunjungan di luar kota. Makanya saya suruh yang punya rumah aja, biar gak terlalu mengandalkan orang tua terus." Mr. Basher menjelaskan pada Ebizard yang dibalas dengusan oleh putri bungsunya, karena merasa tersindir.

"Tolong di jaga ya, adik saya yang satu itu rewel banget." Kalimat itu disusul oleh Kanina, yang baru saja turun dari kamarnya, kemudian duduk di sebelah adiknya.

Ebizard hanya mengangguk canggung di depan keluarga ini. "Orang-orang ini keren sekali ya, sudah jadi orang terhormat, nyatanya memang tak hanya baik dalam segi materi. Namun, semuanya berhati hangat," batin Ebizard sambil melanjutkan sisa nasi yang harus ia habiskan.

-----------------

Di sepanjang perjalanan, hanya di isi oleh percakapan dan gurauan kecil dua manusia yang kini tengah bercanda di kursi sebelah Ebizard.
Ebizard hanya terkekeh setiap mendengar percakapan mereka berdua yang sangat tidak jelas, hanya berisi goda-godaan kecil dari Zehra untuk anaknya.

ILY, Single Papim - Haechan Ryujin (HAERYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang