17. Home Sweet Home 🏡

1.2K 119 11
                                    

⚠️ 3000+ words, mild nsfw⚠️

_____________________________

Ebizard berhasil menegak satu gelas air putih yang memang sudah di sediakan di nakas sebelah ranjangnya. Lelaki itu mengulas senyum menatap dua manusia kesayangannya, Zehra sedang terbaring lemah sambil memeluk anaknya, Abiel. Ada seberkah kebahagiaan yang kini hadir dalam hidupnya.

Kehadiran Zehrazat di hidupnya bisa di ibaratkan seperti menemukan air tawar di lautan padang pasir, memberikan kesejukan pada kehidupan gersang yang dulu ada di diri Ebizard.

Tangannya mengelus rambut Zehra, hanya memandangi wajah cantik itu cukup menenangkan, ada binar cerah yang hinggap dihatinya.

Zehra mengerjap merasakan usapan-usapan itu, ia mengusak kedua matanya yang masih memburam, lalu ditatapnya Ebizard yang tengah tersenyum tipis padanya.

"Mas," ucap Zehra, dengan suara yang masih serak, khas suara manusia bangun tidur, "kenapa?"

"Mandi yuk, nanti abis mandi tidur lagi, gapapa. Kamu tadi ketiduran belum bersih-bersih badannya."

Zehra mengangguk, lalu segera bangkit dari istirahatnya.

"Aku siapin bath upnya ya, Mas."
Zehra tak menunggu jawaban dari Ebizard, ia lalu berjalan menuju kamar mandi yang terletak di ujung kamarnya. Mengisi bath up dengan pancuran air hangat, tak lupa ia tambahkan sejumlah tetesan esential oil yang memang menjadi hal favorit mereka setiap melakukan kegiatan mandi bersama.

Zehra melepas semua benang yang tadinya masih menempel di tubuhnya, merendamkan dirinya di genangan air hangat yang menenangkan pikirannya. Ia melihat Ebizard membuka pintu kamar mandi itu, dan tersenyum manis sambil menatapnya.

"Sini, Mas," seru Zehra, yang di angguki oleh Ebizard.

Ebizard berangsur menyusul Zehra, ikut menghangatkan tubuhya di rendaman air hangat, ia duduk tepat di belakang perempuannya.

"Mana sabunnya, sayang?" tanya Ebizard, lalu Zehra memberikan sebotol sabun liquid dengan aroma floral bouquet kesukaan Zehra.

Ebizard menuangkan sabun cair itu ke telapak tangannya, kemudian mengusap pelan ke tubuh perempuan yang duduk tenang di depannya. Zehra diam, menikmati usapan Ebi yang sedang berupaya membersihkan tubuhnya.

"Zehra."

Panggilan Ebi membuat mata Zehra terbuka, lalu menyahutinya dengan suara dehaman.

"Mas lagi mikir sekolahnya Abiel," ujar Ebizard. Zehra kini mulai memasang telinganya untuk mendengar perkataan suaminya.

"Gimana, Mas?" tanya Zehra.

Terdengar deru nafas Ebizard menggaungi telinga Zehra.

"Tapi, masih bingung juga, belum ada yang cocok. Ada satu sih, sekolah yang jalannya gak jauh dari rumah Mas, tau kan? yang seberang kanan jalan. Lumayan disana, kualitasnya juga bagus, Mas udah lihat-lihat kemaren. Menurut kamu gimana, sayang?"

Zehra mengangguk mencoba memahami apa yang tengah dipikirkan Ebizard, ia memutar badannya menghadap Ebizard kemudian meraih sabun, dan bergantian membersihkan tubuh lelakinya.

"Boleh juga tuh, Mas. Lokasinya juga strategis, tempatnya nyaman sih kalo aku lihat. Kalo masalah biayanya gimana, Mas? Aku denger disana kualitasnya emang bagus, cuma biayanya juga lumayan mahal."

Ebizard tertawa kecil, dan Zehra pun juga mengikutinya.

"Emang ya kalau rumah tangga tuh mikirnya selalu ke biaya hidup," sahut Ebi, yang membuat tawa mereka lebih keras.

ILY, Single Papim - Haechan Ryujin (HAERYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang