22. Morning Sweet ❤️

965 107 12
                                    

⚠️ banyak ciyum-ciyumnyaaa gengs! plis be wise yaaa⚠️









Hampir sebulan lebih Zehra berhasil keluar dari ruangan yang membuatnya terasa sesak meskipun mendapatkan fasilitas yang sangat bagus, namun kenyataan kehilangan bayinya membuatnya tak berhenti untuk meratapi nasibnya sendiri, apalagi sejak ia mengetahui diagnosa dokter mengenai kesehatan rahimnya yang membuat ia seakan hilang harapan.

Namun, adanya Ebizard disampingnya membuat ia tak terlalu memikirkan tentang kepedihan itu. Ebizard selalu mengatakan bahwa semua itu sudah digariskan, berarti memang saat ini keduanya hanya di amanahi untuk menjaga Abiel, entah sampai kapan, ia akan terus berharap bahwa keajaiban lain akan datang setelah ini.

"Mbak Dina."

Terdengar suara Zehra memanggil baby sitter yang sudah hampir dua bulan ia pekerjakan untuk menemani Abiel di saat ia dan Ebizard tak bisa menemani si kecil itu.

Abiel sudah rapi dengan kaos dan celana pendek untuk bersantai, meskipun untuk saat ini Zehra tak bisa menemainya.

Mbak Dina berlari kecil menghampiri Zehra yang tampak menggendong Abiel sembari merapikan topi bulat Abiel. Ia melempar senyum saat melihat Mbak Dina di hadapannya.

"Abiel ikut Mbak Dina dulu ya. Mamim minta maaf karena belum bisa nemenin Abiel. Gak papa ya?" ujar Zehra kepada Abiel.

"NOooOoo, mamim.. Biel penyin cama mamim," sahut Abiel dengan pelan. Lalu, melingkarkan lengannya ke leher Zehra dan menenggelamkan kepalanya di ceruk itu.

"Mamim masih mau ngurusin papim, Abiel ikut Mbak Dina ya."

Mbak Dina tersenyum tipis, lalu tangannya yang sudah bersiap untuk menerima Abiel di gendongannya. Abiel menyerah begitu saja saat mamimnya memintanya untuk bersama Mbak Dina.

"Ini papimnya masih molor, nggak bangun-bangun daritadi. Haduh, pusing aku, Mbak."

Mbak Dina hanya bisa tertawa mendengar keluh kesah Zehra. Sambil tangannya yang mencoba membuat Abiel nyaman bersamanya.

"Papimnya emang kalau libur kebiasaan kayak gini," lanjut Zehra.

"Ya maklum, Mbak Zehra. Pak Ebi pasti lelah karena kerjaannya juga makan waktu banyak."

Bibir Zehra mengerucut, lalu berdesis pelan, "Yaudah, jagain Abiel ya, Mbak. Aku mau ngurusin papimnya dulu. Ajak jalan santai ke luar gitu biar Abiel kena sinar matahari, waktu sarapan, balik kesini ya."

"Siap, Mbak," seru Mbak Dina, sambil tangannya yang bergerak seperti tanda hormat untuk tuannya.

Zehra melangkahkan kakinya menuju ranjang yang kini tengah dihuni seonggok lelaki berbadan berisi namun punya sisi tegas itu.

Ebizard tidur dengan posisi miring, tangannya bertumpu di bantal empuk itu dan menapak pada pipi kirinya, sehingga membuat pipi dan bibirnya mengembung, terlihat sangat menggemaskan.

Zehra meringis melihat suaminya tampak seperti bayi kelelahan, ia duduk tepat di hadapan Ebizard. Lalu, memandanginya dengan senyum cerah.

"Mas Ebi kayak bocil."

Zehra berujar, seraya mengecup pelan pipi Ebizard yang bisa ia jangkau.

"Bangun, Papim."

Puk!
Puk!
Puk!

Telapak tangan Zehra dengan lucunya menepuk-nepuk pantat Ebizard yang sedikit menonjol akibat posisi tidurnya yang miring.

"Bangun, Pim," ujarnya, lalu mengecup pipi Ebizard lagi.

ILY, Single Papim - Haechan Ryujin (HAERYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang