6. Mau Peluk!!

1.3K 158 6
                                    

"Untuk pertama kalinya, aku tak perlu mencoba untuk bahagia.
Karena saat bersamamu, hal itu terjadi begitu saja"

_______________________________________

Ebizard menepati janjinya untuk bertemu dengan perempuan yang sedari kemarin merusuh di kolom chatnya. Anehnya, ia sama sekali tidak merasa terganggu dengan banyaknya pesan yang perempuan ini kirimkan. Bahkan, di tengah malam sempat-sempatnya Zehra memastikan apa besok Ebizard benar-benar akan menemuinya.

Setelah memanaskan mesin mobilnya, ia menginjak pedal gas, kemudian mobil melaju tenang menuju tempat yang beberapa hari lalu ia kunjungi.
Tak butuh waktu yang cukup lama, ia sudah berhasil memarkirkan mobil Civic Hatchback keluaran 2020 itu di depan gerbang besar istana perempuan itu.

"Kita tanya kak Zehra dulu ya biel."
Ebizard bersegera menghubungi Zehra, sekedar mengabari bahwa ia sudah sampai didepan rumahnya.

"Mas udah nyampek kah?" tanya Zehra di balik telepon.
"Sudah, ini di depan. Kamu udah siap?" Ebizard mendengar sedikit kericuhan di tempat Zehra, dari suara telepon genggamnya.

"Ra, kamu gak apa-apa?" tanyanya kembali.
"Gak apa-apa, Mas. Aku baru mau turun nih."
Panggilan terputus, lalu tak lama kemudian muncullah perempuan yang ia nantikan.
Dengan senyum sumringah khas Zehra, tanpa absen untuk mengunjuk gigi-gigi rapihnya.

"Saya mau izin dulu ke papa kamu, gimana?" Ebizard mengungkapkan pemikirannya pada perempuan dihadapannya.

"Papa lagi sibuk, Mas. Tadi malah udah siap-siap mau main golf sama rekan bisnisnya, jadi harus persiapan matang. Udah yuk, gapapa atuh. Lagian papa kenal sama Mas." Zehra menjelaskan terkait kegiatan orang tuanya, agar lelaki didepannya itu tidak terlalu khawatir.

"Nggak enak sama papa kamu, masak bawa anak gadisnya tanpa izin." Ebizard masih meragu. Kepalanya terangkat seraya menelusuri rumah mewah tertutup gerbang itu.

"Tadi tuh aku udah pamit sama kak Nina, jadi mas nggak usah khawatir, Okai?"
Tanpa menunggu jawaban lelaki didepannya, Zehra menuntun lengan lelaki itu menuju mobil. Saat sudah duduk di kursi pengemudi, raut wajahnya masih saja sayu, terlihat khawatir.

"Mas Ebi?"
"Ya?"
"Jadi jalan gak?"
Ebizard menganggukkan kepala, lalu mulai menginjakkan pedal gas mobilnya seraya melaju mengikuti arah jalan.

"Abiel, kakak kangen banget sama Abiel."
Zehra mengungkapkan kerinduannya pada sosok kecil yang ada di pangkuannya ini, tak akan lupa ia membubuhi kecupan kecil di rambut-rambut tipis Abiel.

"Kamu udah beneran sembuh?" Ebizard membuka suaranya setelah dirasa percakapan antara dua manusia disebelahnya sudah selesai.

Zehra mengangguk, ia menoleh ke arah Ebizard yang penglihatannya kini masih terus berfokus pada jalanan. "Udah kok, Mas. Gausah khawatir. Aku kan wonder woman," jawab Zehra disertai dengan tawanya.

"Kemarin ada yang bilang, Aduh mas perut aku sakit banget. Ayo pulang, sakit. Itu siapa? Wonder woman juga kah?" Ebizard sengaja menggoda perempuan disampingnya itu, dengan kekehan kecil yang mengundang tawa.
Merasa di ejek, telapak tangan Zehra yang kosong ia pukulkan pada paha laki-laki itu.

"Aduh, Ra."
Namun, pergerakannya itu terhenti saat anak kecil di pangkuannya itu memberontak.

"Kaka, papim tidak boweh dipukul," ujar si kecil dengan wajah polosnya.
"Karena papim nyebelin, jadi kaka pukul," jawab Zehra.
"Kata papim tidak boweh memukul tiapapun kaka."

Zehrazat sedikit malu dengan sahutan anak kecil itu. Ia melirik pelaku di sebelahnya yang ternyata sedang terkekeh menertawai kebodohannya.
"Kasih paham, Biel."
"Mas ih."
"Maafin kaka ya, Biel. Kaka gak bermaksud memukul papim kok, tadi kaka cuma bercanda."
Abiel yang mendengar penjelasan kakak perempuan didepannya ini mengangguk pelan. "Kaka janji tidak memukul papim lagi?"
"Janji."
Zehrazat bernafas lega saat ia berhasil mengatasi serangan anak kecil itu.

ILY, Single Papim - Haechan Ryujin (HAERYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang