20. Harapan Yang Hilang

769 94 11
                                    


Ebizard dan keluarga Zehra kini sudah menunggu di depan ruangan tempat Zehra melakukan pemeriksaan. Perasaan khawatir dan kalut menyelimuti semua anggota keluarga yang menunggu hasil pemeriksaan dari dokter.

Atensi mereka beralih ke pintu yang dibuka oleh dokter dan beberapa perawat lainnya, sedikit takut dengan hasil yang akan mereka dapat.

"Ini semua keluarganya?" tanya dokter perempuan yang menangani perawatan Zehra. Dokter Ayla namanya.

Semua keluarga mengangguk.

"Setelah ini Mbak Zehra sudah bisa pindah ke ruang perawatan ya. Oh, iya. Saya boleh bicara dengan suami Mbak Zehra."

Ebizard menatap semua keluarga yang ikut disana, dan mendapat anggukan seakan memerintahnya untuk mengikuti perkataan dokter.
Ebizard mengikuti langkah dokter Ayla untuk mendapatkan penjelasan tentang kondisi Zehra.

"Jujur, saya cukup khawatir, Pak." Kalimat pertama yang diungkapkan oleh dokter setelah Ebi duduk di hadapannya.

"Pendarahannya cukup parah. Mbak Zehra hamil sudah 4 minggu. Memang masih sangat muda sekali usia kehamilannya, dan saya juga minta maaf, belum bisa menyelamatkan kandungan Mbak Zehra, karena hasil pemeriksaan menunjukkan kandungannya memang cukup lemah," tutur Dokter sambil tangannya yang masih sibuk membuka berkas hasil pemeriksaan.

Ebi menghela nafasnya, "Saya baru tahu hari ini, istri saya hamil. Dia sama sekali nggak pernah bilang."

Dokter itu menunjukkan beberapa berkas hasil usg yang telah mereka lakukan tadi.

"Tapi, yang buat saya cukup kaget disini. Bapak bisa lihat kan, ini di dinding luar rahim tumbuh jaringan endometrium yang seharusnya tumbuh di dalam rahim, termasuk penyakit yang dapat membuat wanita susah hamil."

"Susah hamil, dok?" tanggap Ebi cukup kaget.

Si dokter mengangguk, "iya, mbak Zehra punya endometriosis, salah satu penyebab beberapa wanita sulit hamil, dan kalaupun hamil pasti akan mengalami sakit yang luar biasa di perutnya."

Ebi semakin dibuat tak berkata-kata sejak mendengar penjelasan dokter,
"Tapi, selama ini istri saya jarang sekali mengeluh sakit, Dok. Saya kira semuanya baik-baik saja."

"Memang semua gejala kehamilan pada wanita itu berbeda-beda, mungkin Mbak Zehra di beri banyak kekuatan saat ini."

Ebi terhenyak sebentar, menutup matanya sekilas, "Pengobatan paling efektif gimana? Saya nggak bisa kalau melihat istri saya kesakitan."

"Untuk saat ini, saya masih merekomendasikan untuk penggunaan obat-obatan, dan terapi hormon, karena endometrium yang ada di luar rahim Mbak Zehra masih sangat kecil. Kalau sudah parah, tindakannya akan berbeda lagi, Pak. Saya sarankan untuk operasi pengangkatan endometrium."

"Apa Zehra masih bisa hamil, Dok?" tanya Ebizard. Wajahnya serius mendengarkan jawaban Dokter.

Dokter Ayla tersenyum, "Bisa, Pak. Tapi akan sedikit sulit, karena adanya endometriosis ini, dan rasa sakit wanita normal dan wanita yg mempunyai endometriosis akan sangat berbeda, Endometriosis jauh lebih menyakitkan."

Ebi mengangguk, "tolong lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok. Saya mohon."

"Iya, bapak. Untuk beberapa saat ini, biarkan rahim Mbak Zehra istirahat ya, Pak. Masih terdapat banyak luka, setelah itu bisa rutin konsultasi di sini."

Setelah sesi percakapan mereka selesai, Ebizard mengucapkan terimakasihnya dan segera beranjak untuk menemui Zehra di ruangannya.

Message from Mbak Nina

ILY, Single Papim - Haechan Ryujin (HAERYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang