"Happy valentine day!" Yuri berseru dengan kebahagiaan memuncak.
"Aku tidak menyangka kamu datang pagi sekali dan terima kasih untuk ini" salah satu hal yang Jessica suka dari Yuri adalah kebiasaannya memberi kejutan. Itu mengingatkan dia kepada seseorang di masa lalu yang mempunyai seribu satu macam ide gila.
"Seratus tangkai bunga mawar untuk wanita secantik dirimu"
"Cantik apanya, aku bahkan belum mandi" dia menyembunyikan wajah di balik buket bunga raksasa.
"Tidak masalah, kamu tetap terlihat cantik walau tanpa riasan" meski sudah terbiasa mendengar ucapan manis tetapi tidak dipungkiri itu tetap membuat Jessica tersipu.
"Bisakah kamu menunggu sebentar? Aku tidak akan lama" Jessica meninggalkan pintu dalam keadaan terbuka dan bergegas masuk ke dalam kamar. Melihat jarum jam dinding masih menunjukkan pukul tujuh pagi, dia mempunyai banyak waktu untuk bersiap sebelum pekerjaan kantor dimulai pukul sembilan pagi.
Itu merupakan kali kedua bagi Yuri menginjakkan kaki di apartemen milik kekasihnya. Yuri berjalan menuju dapur di bagian belakang di mana dia melihat sestoples biji kopi yang bersebelahan dengan grinder dan moka pot. Niat awalnya untuk mengambil segelas air mineral telah berubah haluan. Yuri melepas setelan jas yang dikenakan kemudian melipat lengan kemeja panjang sebatas 5 cm di bawah siku.
Hal pertama yang dilakukan Yuri adalah mencuci kedua tangan. Terlihat sepele tapi tidak boleh dilupakan. Langkah kedua, dia mengambil biji kopi secukupnya untuk dimasukkan ke dalam mesin penggiling guna mendapatkan ukuran serbuk kopi yang seragam. Apabila butiran yang dihasilkan berbentuk kasar maka sari-sari kopi tidak dapat keluar dengan sempurna.
Yuri membuka bagian bawah moka pot, mengisi wadah berbentuk corong dengan serbuk kopi yang telah selesai dihaluskan. Dengan komposisi maksimal satu banding enam, dia menuangkan 150 ml air panas untuk 25 gram kopi ke dalam wadah. Tangan itu dengan terampil menyusun komponen moka pot satu per satu lalu memanaskannya di atas kompor. Cukup menunggu selama satu menit untuk mendapatkan cairan ekstrak biji kopi.
"Apa yang kamu lakukan?" suara gadis itu melengking tajam.
"Aku membuat secangkir kopi"
"Kamu tidak seharusnya menyentuh barang milik orang lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter (Taengsic)
FanfictionSudah menjadi kebiasaan Jessica selama dua tahun terakhir menuliskan sepucuk surat di setiap awal bulan. Cara bagi dirinya untuk berdamai dengan luka. Namun, apa yang terjadi ketika dia menerima sebuah surat balasan? Malaikat tidak mungkin ikut camp...