Putus

160 39 26
                                    

Pada hakikatnya setiap manusia menginginkan hubungan percintaan yang abadi. Diawali dari pendekatan dalam lingkup pertemanan, lalu mengarah pada hubungan yang lebih spesial menjadi sepasang kekasih. Seiring berjalannya waktu pendewasaan, dua jiwa saling melengkapi dalam ikatan suci pernikahan, hingga akhirnya perjalanan cinta mereka berhenti di penghujung usia.

Faktanya, tidak semua kisah berakhir bahagia. Ada yang ditolak sejak awal. Ada pula yang putus di tengah jalan dan membuang muka seolah mereka adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal. Sebagian bercerai setelah menikah, mungkin karena merasa bosan dengan pasangan hidup yang sama sehingga berdampak pada perselingkuhan atau mungkin karena memiliki ketidakcocokan dengan tujuan hidup yang berbeda. Dan bagi mereka yang beruntung, kedamaian akan bersemayam dalam kalbu hingga maut memisahkan.

Patah hati bukan hal yang diinginkan tetapi kehadirannya tidak dapat dielakkan. Termasuk dalam kehidupan Kwon Yuri yang malang. Dua minggu menjelang perayaan 100 hari berpacaran, Jessica memutuskan hubungan secara sepihak. Tidak ada alasan yang jelas, hanya sebuah permintaan maaf.

Apa yang terjadi dengan hati yang terluka?

Kekecewaan.

Kesedihan.

Kemarahan.

Penderitaan.

"Yuri, kamu baik-baik saja?" Yoona berbicara dengan nafas terengah-engah. Dia baru saja berlari dengan kecepatan penuh.

"Apa yang terjadi?" tidak sampai satu menit berlalu Taeyeon menyusul dari arah belakang.

Dan Hyoyeon adalah orang terakhir yang berteriak, "yah Kwon Yuri, mengapa kamu bisa ada di kantor polisi?"

"Aku menghubungi satu orang sebagai wali Tuan Kwon tapi kalian bertiga datang untuk tujuan yang sama?" tanya seorang anggota kepolisian yang bertugas.

"Aku meminta bantuan Hyoyeon untuk datang ke sini karena rumahnya yang terdekat tapi kamu malah datang paling lambat" cibir Yuri dengan mata setengah terbuka. Pengaruh alkohol membuatnya sulit menegakkan kepala.

"Aku sedang berada di luar rumah dan terjebak kemacetan total jadi aku menelepon Taeyeon untuk datang lebih dulu membantumu"

"Kami bertiga adalah teman Kwon Yuri. Bisa jelaskan apa yang terjadi di sini?" tanya Yoona kepada pria berseragam biru tua. Dia tampak enggan menceritakan kronologi bahwa dirinya sedang bersama Taeyeon malam itu sehingga secara tidak langsung Yoona mengetahui keberadaan Yuri di dalam kantor polisi.

"Korban di sini, Lee Kwangsoo, melaporkan Kwon Yuri yang telah melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya" polisi menunjuk sepasang anak muda yang duduk berdekatan di seberang meja.

"Apa itu benar?" Taeyeon tidak percaya jika Yuri yang notabenenya paham tentang hukum negara justru melakukan pelanggaran.

"Hm.." kelopak mata Yuri terasa semakin berat.

"Kami sedang duduk di bangku pinggir jalan. Tiba-tiba dia menyerang dan memukul hidung kekasihku hingga berdarah" gadis itu menceritakan akar permasalahan.

"Dasar bodoh! Mengapa kamu memukul orang sembarangan!" Hyoyeon memukul tengkorak belakang Yuri cukup keras hingga menimbulkan suara nyaring.

"Aku tidak suka melihat orang lain bermesraan"

"Terserah mereka mau melakukan apa, itu bukan urusanmu" Hyoyeon merasa kesal dengan kebodohan temannya.

"Aku juga ingin seperti mereka, bergandengan tangan dan berpelukan di depan umum, tetapi aku dicampakkan"

Yoona menarik kursi kosong untuk duduk di samping korban, "ini adalah salah paham. Temanku dalam suasana hati yang kurang baik. Dia mengonsumsi banyak minum keras hingga mabuk seperti ini. Yuri pasti tidak sadar dengan apa yang dia lakukan dan aku meminta maaf akan hal itu. Aku bersedia membayar ganti rugi untuk seluruh biaya pengobatan"

Love Letter (Taengsic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang