Chapter 8 : New Secretary

365 53 7
                                    

×Π×Π×Π×

Si perempuan berambut biru dongker mengernyit saat mendapati Ryujin sudah rapih pagi pagi sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si perempuan berambut biru dongker mengernyit saat mendapati Ryujin sudah rapih pagi pagi sekali. Meski Karina akui bahwa Ryujin tidak pernah hanya diam dirumah seharian tanpa melakukan apapun yang menghasilkan uang. Tapi ini terlalu pagi jika harus melihat eksistensi Ryujin yang tengah berdiri di ambang pintu kamar. Lengkap dengan tubuh yang di balut dengan blazer crop berwarna navy.

"Berangkat bersama"

Kening Karina makin berkerut dalam. Lipatannya semakin terlihat apalagi saat Ryujin membawa amplop coklat ditangan kirinya.

"Kemana?" Karina tau jika perempuan yang lebih muda darinya itu jarang berbicara, pun sudah lebih dari sekedar paham kalimat singkat Ryujin meski tak pernah perempuan itu jelaskan satu persatu.

Tapi untuk yang satu ini Karina dibuat bingung bukan kepalang. Lagipula biasanya Ryujin mencari kerja dengan memakai hoodie dan jeans. Namun kali ini blazer dan celana kain!?

"Tempatmu bekerja"

"Kau mau mencoba melamar disana?"

Ryujin mengendikkan bahunya. "Hanya mencoba peruntungan"jawabnya

Karina menggeleng. Siapapun berhak melamar bekerja di Hwa-il Corp. Syukur-syukur jika saudaranya ini bisa diterima walau dia sedikit pesimis akan hal itu. Meski sifat Ryujin yang tidak terlalu perasa soal penolakan, tetap saja, itu membuatnya merasa gusar dan tak tenang.

"Kau yakin? Memangnya melamar dibagian apa?"

"Tergantung"

Memilih untuk mengesampingkan percakapan pagi ini dengan Ryujin. Karina lebih memilih untuk menyiapkan tiga porsi toast untuk sarapan bersama pagi ini.

"Bangunkan Winter. Dia harus bersiap-siap, bekerja ditempat besar tidak boleh datang terlambat"

Setelah menerima anggukan pelan dari adiknya, Karina melanjutkan gerak tangannya yang membolak balikan roti diatas teflon. Hatinya sedikit menghangat walau tidak bisa di pungkiri dia masih merasa resah.

Bolehkah Karina bersyukur, bahwa nyatanya pindah ke Seoul tidak terlalu buruk seperti ucapan Winter. Bahkan si bungsu sudah mendapatkan pekerjaan ditempat dimana ia bekerja juga. Tanpa bersusah payah mengemis dari satu tempat ke tempat lain.

Lalu Ryujin sudah pernah diterima disalah satu bar. Walau akhirnya tetap keluar dan sekarang mencari pekerjaan lain, setidaknya pertanda baik bagi mereka bertiga. Apapun demi memenuhi janji agar hidup layak sampai urusannya selesai di Korea.

"Sarapan apa hari ini?" Winter datang mendekat. Sama halnya dengan Ryujin, si bungsu juga rupanya sudah rapih dengan baju pastel miliknya.

"Apa tidak akan terjadi badai hari ini? Maksudku tumben sekali kalian rapih di pagi hari"cibir halus yang paling tua

Who can find me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang