[SUDAH TERBIT]
Jangan lupa di vote setelah membaca ya!! Komen juga jangan lupa, jangan jadi silent reader! Kenyataannya para author di luar sana lebih suka para readers nya aktif komentar di tiap chapternya<3
...
✧*。📜Jangan terlalu khawatir, ada aku disini yang akan melindungi mu📜*.✧
╚═════ஓ๑♡๑ஓ═════╝
Selamat membaca(｡•̀ᴗ-)✧
⊱ ──────ஓ๑∗๑ஓ ────── ⊰
Elina terbangun dari tidurnya. Dia menoleh pada Meylin yang sedang tidur pulas dengan selimut tebal menyelimutinya. Dia mengambil lilin lalu pergi keluar kamar, dia berjalan perlahan lalu menaruh lilinnya dan duduk di kursi kayu lebar yang menghadap pada api unggun.
"Grand Duchess?"
Elina menoleh, seorang lelaki berambut pirang dan iris hijau bagai tanaman yang subur sedang memandang Elina dengan heran. Dia berjalan menghampiri Elina dan berdiri di sebelahnya.
"Pelayan anda dimana? Anda bisa kena bahaya jika keluar dari kamar sendiri." Ujar Marquess Marvin dengan nada khawatir.
Elina menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Dia sedang tidur pulas di kamar, lagi pula hanya keluar dari kamar kan? Tidak akan ada bahaya."
Elina mempersilahkan Marquess Marvin duduk di kursi sebelahnya. Tetapi Marquess Marvin memilih untuk duduk di kursi kecil untuk sedikit jaga jarak pada Elina karena dia sudah mempunyai tunangan.
"Grand Duchess, ada yang ingin saya sampaikan. Apa boleh?" Tanya Marquess Marvin dengan hati-hati.
"Silahkan."
Marquess Marvin merogoh kantong celananya lalu memberikan sebuah kertas dengan sketsa seorang perempuan, Elina menerimanya lalu menatap sketsa itu.
"Ini kan Nona Rosalite? Untuk apa anda memberikan ini pada saya?" Tanya Elina heran sambil terus menatap sketsa nya.
Marquess Marvin terdiam dengan tatapan cemas seperti ingin memberitahu Elina tapi ragu.
"Jika ada yang ingin anda sampaikan bicaralah, Marquess. Saya tidak keberatan untuk mendengarkan." Ujar Elina yang peka dengan suasana Marquess Marvin.
Marquess Marvin menghela napas lalu berdiri tegak menghadap Elina. "Saya menyukai Nona Rosalite. Saya mengatakan ini karena saya sering melihat anda dan Nona Rosalite berbincang-bincang. Bukan berarti saya penguntit atau apa! Hanya saja... Saya telah menyukai Nona Rosalite hampir tiga tahun. Jadi saya..."
"Ingin menanyakan kabar Nona Rosalite atau menyampaikan isi hati anda atau bertanya apa saya tahu sesuatu tentang Nona Rosalite?" Jawab Elina dengan cepat.
Marquess Marvin terkejut lalu mengangguk.
"Sayang sekali, saya tidak tahu apa-apa tentang Nona Rosalite. Kita memang sering berbincang tapi tidak sampai sedekat itu."
Mendengar jawaban itu, raut muka Marquess Marvin langsung sedih. Elina terkekeh lalu memberikan kertas sketsa nya pada Marquess Marvin.
"Mencintai seseorang, tak selamanya harus memiliki orang itu. Terkadang kita hanya pendamping orang itu saja. Walaupun sakit, tapi alurnya sudah begitu." Elina menjawab seperti itu karena tahu, Shana dan Pitra mahkota akan bertunangan secepat mungkin.
Mendengar hal itu, Marquess Marvin perlahan menerima kertas sketsanya lalu berdiri dari duduknya.
"Terima kasih, Grand Duchess. Saya jadi membicarakan hal yang seperti ini. Saya permisi untuk masuk ke kamar duluan." Ujar Marquess Marvin yang menunduk hormat lalu pergi ke kamarnya dengan cepat.
Elina bersandar pada kursi lalu menutup mata, dan berkata. "Apa kamu akan terus berdiri di belakang sana, Khaled?"
Khaled yang ketahuan sedang berada di belakang pintu rumah langsung masuk perlahan.
"Aku ketahuan."
"Iya."
⊱ ──────ஓ๑∗๑ஓ ────── ⊰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khaled & Elina kita udah bisa di gapai nih setelah hampir 2 tahun nangkring di chapter digital, jika kalian penasaran dengan full chapternya dan ingin versi buku fisik, kalian bisa PO via WhatsApp: 08812731411 dan bisa memegang langsung kapal KhaLina favorit kalian !!
Follow me on Instagram @elvhakim for more information!!
