[SUDAH TERBIT]
Jangan lupa di vote setelah membaca ya!! Komen juga jangan lupa, jangan jadi silent reader! Kenyataannya para author di luar sana lebih suka para readers nya aktif komentar di tiap chapternya<3
...
Elina menatap dirinya di cermin, memang dia cantik jika memakai gaun biru tapi gaun kali ini sangat berat dari pada di perjamuan kemarin. Elina memakai gaun biru dan putih dan jangan lupa kalung pemberian Kakek Evan, biasanya memang dia memakai warna yang gelap. Apa alasannya? Supaya dia terlihat langsing dan perutnya tidak terlihat buncit.
"Gaun kamu memang agak berat, tapi lihatlah! Anak mama sangat cantik!" Grand Duchess memegang pundak Elina dan memperlihatkan senyuman nya di cermin.
"Tapi saya seratus persen mirip ayah saya. Terkadang saya ingin punya kulit putih bersih seperti mama daripada kulit eksotis seperti ayah. Bahkan jika kita berdua jalan, saya seperti bukan anak mama. Kebanyakan orang mengira bahwa saya adalah adik mama."
Entah kenapa ucapan Elina itu membuat Grand Duchess langsung memeluknya dengan erat sampai ingin menangis.
"Bagaimanapun juga kamu tetap anak mama. Anak satu-satunya yang mama sayang."
Elina membalas pelukan Grand Duchess, matanya sangat ingin mengeluarkan air mata tapi dia menahannya.
"Anak kesayangan mama, anak mama satu-satunya."
Dia teringat Mama nya yang ada di dunia Modern. Walaupun di dunia fantasi ini mama Elina tetap sama, terkadang Elina merasa canggung jika ada di dekatnya.
"Sudah. Nanti riasanmu luntur, ayo! Semua orang sudah menunggu!"
Elina mengangguk. Grand Duchess keluar dari kamar Elina duluan untuk bersama Grand Duke di aula.
Elina menoleh pada Helena dan Meylin. Yang dia lihat adalah mereka berdua menangis tersedu-sedu.
"Kenapa?" Tanya Elina bingung.
Helena mengusap hidungnya lalu berkata. "Nona kami sudah besar sekali. Sudah jadi Grand Duchess, padahal rasanya seperti kemarin saya bertemu dengan nona saat masih kecil."
Helena berkata seperti itu karena dia telah mengurus Elina sejak dia masih bayi. Banyak pelayan sangat menghormati Helena karena dia sudah menjadi pelayan Elina dari bayi hingga menjadi Grand Duchess saat ini, karena itu dia terharu sampai sapu tangannya penuh dengan air mata dan ingus.
Elina menghampiri mereka berdua lalu memeluk mereka. "Apapun yang terjadi, kalian tetap harus berada di sisiku. Kalian keluargaku juga."
Meylin membalas pelukannya lalu menangis dengan kencang.
"Nona! Kami berjanji akan menjaga nona sampai akhir hayat kami!" Isak Meylin.
Sir Dante yang berdiri di dekat pintu hanya mengusap air matanya agar tidak jatuh.
Raymond yang baru datang dan melihat Sir Dante lalu melihat adegan dramatis ini langsung memberikannya sapu tangan.
"Jangan tahan tangisan anda, Sir."
Sir Dante yang terkejut seperti sedang mencuri sesuatu dan kepergok langsung berkata. "Saya tidak butuh. Terima kasih atas perhatiannya."
Raymond terkekeh. Sir Dante juga menjadi Saksi pertumbuhan Elina, walaupun tidak selama dia dan Helena. Sir Dante dan Meylin di terima kerja di Kediaman Selvator semenjak Elina berumur 13 tahun. Yah, semenjak Elina modern masuk ke dalam tubuh Elina di novel.
"Jadi Sir, apa anda akan melamar Meylin?" Tanya Raymond sambil berbisik.
Sir Dante menoleh dengan tatapan tajam pada Raymond. "Anda tidak boleh mengatakan tentang itu disini, Tuan Raymond."
Raymond terkekeh. Lalu dia mulai menghampiri Elina dan menyuruhnya untuk bersiap-siap bersama Sir Dante.
Sir Dante mengulurkan tangannya lalu mereka berdua mulai menghela napas untuk bersiap-siap.
"Anda sudah siap?" Tanya Sir Dante untuk meyakinkan Elina.
"Sudah!"
⊱ ──────ஓ๑∗๑ஓ ────── ⊰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khaled & Elina kita udah bisa di gapai nih setelah hampir 2 tahun nangkring di chapter digital, jika kalian penasaran dengan full chapternya dan ingin versi buku fisik, kalian bisa PO via WhatsApp: 08812731411 dan bisa memegang langsung kapal KhaLina favorit kalian !!
Follow me on Instagram @elvhakim for more information!!
