Rasa terbakar itu seketika membuatku mengerang kesakitan. Rasanya aku ingin berenang kelautan yang dingin untuk menghilangkan rasa panas.
Aku mencoba berdiri namun tidak bisa karena badanku terasa lemas tidak bertenaga. "Stttt" suara lembut itu membuat ku mengerang lalu sesuatu menyentuh keningku.
Desahan yang tak tertahan akhirnya keluar dari bibirku. Ku coba membuka kedua mata tapi pandanganku tidak jelas hanya terlihat bayangan hitam yang sangat dekat.
"Damon. Tolong.. panas" ku raih wajahnya. Entah kenapa, aku ingin sekali disentuh oleh tangannya yang dingin.
Aku mendesah ketika tangannya membelai seluruh tubuhku dengan penuh puja. Seketika terdengar suaranya terengah lalu aku merasakan sesuatu di tubuhku. Rasa panas itu tiba-tiba menghilang dan akupun kembali tidak sadarkan diri
****
Aku terbangun dengan tubuh lengket penuh dengan keringat. Seluruh badanku terasa sakit terutama di area intim.
Ku buka kedua mata dan melihat wajah damai Damon yang tertidur disampingku. Tiba-tiba ingatan ku kembali. Sebelumnya aku hampir dilecehkan tapi lagi-lagi Damon menolongku.
Entah apa yang aku lakukan jika tidak ada Damon. Tanganku bergerak untuk menyentuh alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung lalu ke bibirnya yang merah.
Tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku. Tiba-tiba hasrat itu kembali. Aku ingin sekali menghisap bibirnya yang tebal.
Dengan perlahan aku bergerak mendekatinya yang masih terlelap lalu ku kecup bibirnya.
Seketika tangan kekar Damon langsung memeluk tubuhku lalu membalas ciumanku dengan kasar
"Kau wanita nakal" godanya dengan suara serak. Wajahku makin memerah karena malu. Dengan kasar aku mendorong dadanya tapi Damon malah mengeratkan pelukannya "Aku suka wanita nakal" lanjutnya lalu tertawa kencang.
Aku menenggelamkan wajah di dada bidangnya tanpa membalas ucapannya. Percuma, aku kepalang basah.
Damon mengeratkan pelukannya sambil terkekeh "Kau tahu, kau bisa bebas melakukan apa saja pada kami berdua. Tidak usah malu. Aku tahu kau liar"
Aku memukul dadanya kencang. Keberanian ku muncul tiba-tiba "Tidak, aku tidak seperti itu" Tangannya langsung mendorong pundakku sehingga aku menatap matanya "Kau lihat, tubuhku kau hisap seperti seorang vampir kelaparan"
"Aku tidak mungkin -" ucapanku terhenti ketika melihat dada dan tangannya penuh lebam kebiruan
Aku duduk dengan panik, tidak ku hiraukan rasa sakit di area perut bagian bawah "Apa ini akibat perkelahian dengan Hector kemarin malam?" Tanyaku sambil menyentuh lebam itu. Aku yakin, ini terasa sangat menyakitkan
Damon tertawa di bawahku "Kau kira aku akan membiarkan bajingan itu melukaiku?" Tanyanya sombong
Aku memutar bola mata jengah, tingkat kesombongan dia dengan Darren hampir sama, tidak heran kalau mereka berdua berteman akrab.
Eh tapi, mereka berteman atau.... Sepasang kekasih? Wajahku memerah memikirkan Damon dan Darren bermesraan.
Damon mendorongku lalu menindih tubuh telanjangku dengan bertumpu pada sikunya.
"Apa yang ada dipikiranmu sekarang wanita nakal? Aku tahu kau memikirkan sesuatu yang menyenangkan" Damon dengan sengaja menggesekan pinggulnya. Alhasil Aku mengerang ketika merasakan miliknya yang sudah mengeras.
Tunggu dulu....
Aku telanjang? Yang aku ingat sebelumnya, aku mengenakan pakaian.
"Kadang aku ingin membaca pikiranmu" bisik Damon seraya mengusap keningku yang berkerut
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pirates #2 Immortal Series
FantasiKehidupan Cecillia yang damai berubah ketika ia di culik oleh bajak laut yang bukanlah seorang manusia biasa melainkan monster yang tidak pernah dibayangkan oleh Cecilia sebelumnya Damon pria tampan berambut coklat dengan mata biru. Ia adalah seoran...