~12~

5.1K 354 12
                                    

Ternyata  tempat pertemuan alien di aula kota tidak menyeramkan yang aku kira.

Aku mengangkat sebelah alis ketika memasuki sebuah ballroom besar dengan nuansa emas. Ada panggung berukuran setengah lingkaran di ujung sana. Di sisi kanan dan kiri berjajar cemilan dan minuman yang menggugah selera. Terdapat juga banyak meja berbentuk lingkaran beralas putih di tengah ruangan.

Untung saja aku menuruti kemauan Darren sebelum kesini. Darren menyuruhku mengenakan Dress mewah berwarna biru muda yang baru ia bawa dari kota manusia.

Sejujurnya Dress yang ditunjuk Darren sangat bagus. Dress itu membentuk tubuhku yang ternyata sangat indah. Ya aku mengakui kalau tubuhku terlihat sangat indah dengan pinggang kecil dan bokong yang kencang.

Dress tersebut berbentuk V neck sehingga bentuk payudaraku terlihat bulat dan juga belakang dress ini terbuka sampai atas bokong.

Pada saat itu aku menatap Darren dengan curiga. Aku takut Darren menjahiliku. Jika aku salah kostum atau aku dicap sebagai wanita penghibur, mau ditaruh dimana wajahku ini?

Dia juga memaksaku untuk mengenalkan 1 set perhiasan berwarna biru safir. Awalnya aku menolak habis-habisan kemauan Darren tapi, setelah lama kita berdebat akhirnya aku pun menuruti apa kemauan Darren.

Di dalam ruangan sudah banyak beberapa orang yang sama mengenakan pakaian rapi. Para wanita mengenakan dress termewah yang mereka punya sedangkan para pria mengenakan jas berwarna gelap.

Tentu saja Damon dan Darren mengenakan jas. Pertama aku melihat mereka berdua mengenakan jas membuatku terpana. Baru kali ini aku melihat mereka mengenakan jas. Biasanya mereka hanya mengenakan kaos biasa, bertelanjang dada atau tidak mengenakan apapun.

Darren yang berdiri disampingku menunduk lalu berbisik "Kau berhutang padaku" bisiknya serak lalu mengedipkan sebelah mata.

Ya, aku harus berterimakasih pada Darren karena ia dengan keras kepala menyuruhku berdandan sebagus mungkin. Tapi aku tidak akan berterima kasih atau meminta maaf langsung padanya. Gengsi.

Damon sedari tadi hanya diam semenjak bertemu dengan Remo. Sebenarnya aku ingin mengetahui permasalahan mereka berdua tapi aku takut kelewat batas.

Aku kira dia akan marah ketika melihatku sudah bersiap di dek kapal. Namun, ia hanya mengangkat sebelah alisnya tanpa banyak berkata.

Suara pintu besar dari samping panggung terbuka lebar lalu para alien yang aku lihat di dekat kapal, masuk dengan gagahnya.

Tanpa sadar aku meremas tangan Damon dan Darren dengan sangat erat.

Alien itu terlihat sangat besar dan tinggi seperti perampok pemakan manusia yang hampir berhasil menculikku dulu namun bedanya sekarang, mereka terlihat bersih dan berwibawa.

Mereka hanya mengenakan celana panjang berwarna coklat tanpa mengenakan pakaian bagian atas membuat otot-ototnya yang kekar terbentuk dengan sangat indahnya.

Salah satu alien tersebut -yang aku yakini adalah ketuanya- melirik ke arahku dengan senyuman yang cukup menyeramkan lalu ia dan para pengikutnya berjalan ke arah kami.

Lagi-lagi aku meremas pergelangan tangan Damon dan Darren karena tiba-tiba aku melihat monster pemakan daging manusia. Aku tahu kalau aku berhalusinasi, maka dari itu aku memejamkan mata erat-erat lalu membuka kedua mata lagi.

Aku tersentak ketika mereka sudah berdiri di depan kami. Damon mencium kepalaku lalu ia melepaskan tautan tangan kami.

"Selamat datang, Fury" Damon mengulurkan tangan pada pria besar di depannya. Pria yang disebut Fury itu tersenyum lebar membuat gigi putihnya terlihat. Ia memiliki gigi taring yang panjang seperti vampire.

My Pirates #2 Immortal SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang