Task ketiga sekaligus sebagai task penentuan juara turnamen triwizard tahun ini akhirnya telah dimulai. Task menjadi jauh lebih menegangkan dikarenakan task dilakukan dari sore hari hingga malam. Seluruh murid pendukung telah memenuhi kursi penonton dengan atribut pendukung tim kesayangannya.
Tantangan terakhir adalah mencari piala triwizard di dalam labirin yang penuh jebakan, hanya dengan berbekal tongkat sihir, para juara berlomba-lomba mencari pion terakhir dalam permainan ini.
"Mau bertaruh? 10 galleons, Potter gagal meraih piala itu."
"Deal."
Rose hanya bisa memutar bola matanya malas melihat tingkah Theo dan Blaise yang sering kali bertaruh atas nyawa Harry. Dia melipat kedua tangannya di depan dadanya sembari melihat tajam Moody yang beberapa kali melihat ke arahnya.
"Dia masih belum mau membantumu, ya?" tanya Draco yang juga menatap Moody dari kejauhan.
Rose membalasnya dengan gumanan. Dia masih belum bisa menerima dirinya yang terus menerus di tolak oleh Crouch Jr untuk membantunya di task yang ketiga ini.
"Para Juara, bersiaplah!" seru Dumbledore setelah memberikan pidato pembuka.
Setelah meriam ditembakkan, para juara mulai memasuki labirin secara terpisah dan pintu masuk labirin pun tertutup secara perlahan, membuat tanda bahwa tidak ada pintu keluar untuk saat ini.
Suasana para penonton menegang, tidak ada kamera yang menyorot aktivitas para juara di luar sana membuat para penonton hanya bisa menunggu dan berdoa agar tidak ada korban yang berjatuhan.
Kedua mata Rose masih menatap pintu masuk yang sudah tertutup. Meskipun tidak melakukan apa-apa, dirinya merasa khawatir tentang Harry. Apakah dia dapat memegang piala sebelum para juara memegangnya? Krum dan Cedric bukanlah lawan yang mudah, bahkan Harry selalu kalah dari keduanya, hanya keberuntungan yang bisa membantunya.
Draco menepuk pelan pundak Rose dan mengisyaratkan gadis itu untuk melihat Crouch Jr yang memasuki labirin setelah meminta perizinan Dumbledore. Kedua mata Rose membulat, tentu saja Crouch Jr melakukan cara curang agar Harry bisa memegang piala terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, Fleur terlihat muncul dari bawah dengan akar yang memutar di seluruh tubuhnya. Seluruh penonton terkejut dengan kemunculan Fleur yang tak sadarkan diri, terutama Maddam Maxime. Dengan cepat Maddam Pomfrey mendekati Fleur dan mengeceknya.
"She's fine," ucap Maddam Pomfrey yang membuat seluruh ketegangan mereda.
Dengan ini, Beauxbatons dianggap gagal dalam task terakhir yang menyisakan Krum, Cedric, dan Harry di dalam sana.
Tak lama kemudian Krum hadir persis seperti Fleur, lelaki bertubuh besar itu juga tak sadarkan diri, membuat para Durmstrang marah karena melihat jagoannya tak sadarkan diri begitu saja. Maddam Pomfrey yang masih mengurus Fleur dengan cepat menghampiri Krum, beruntunglah lelaki itu tidak memiliki luka yang serius selain tengah di dalam pengaruh sihir.
"Bagaimana dia bisa melakukan itu?"
"Entahlah, Malfoy. Para death eaters memperbolehkan segala cara."
"Hei, Rose. Apakah ini terlalu aneh?" celetuk Pansy. "Aku percaya Fleur dengan mudah di kalahkan, tetapi Krum? Jika berhadapan dengan duel pun Driggory dan Potter tidak dapat mengalahkannya."
"Mungkin Krum menghadapi sesuatu di dalam sana?" Rose berusaha menghilangkan kecurigaan sahabatnya itu.
Pansy terdiam beberapa saat, mencoba menelaah perkataan Rose. "Kau ada benarnya juga."
Beberapa jam berlalu, Cedric dan Harry belum juga memunculkan batang hidungnya ke permukaan. Beberapa murid mulai terlihat sangat khawatir begitu juga dengan Dumbledore, lelaki tua itu terus menerus berjalan mengitari pintu masuk labirin dengan perasaan cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You - d.m
Fanfiction[#TOP5 MWM NPC 2023] "I swear not to disappoint you, father. I will prove my loyalty to the Dark Lord." Semua original characters dan latar belakang cerita belongs to J.K Rowling. Beberapa adegan sesuai imajinasi author. Happy Reading ♡ cover by @Sy...