eighteen

250 26 0
                                    

Seorang gadis mengerjapkan mata perlahan, kedua bola matanya berusaha untuk menyesuaikan cahaya lampu kamar yang masih menyala. Dia melirik jam yang berteger di sudut ruangan, pukul 11 malam.

Gadis itu mengusap pelan wajahnya dan membereskan beberapa buku yang masih terbuka. Entah apa yang membuat dirinya menutup kedua matanya terlalu cepat malam ini disaat dirinya tengah asik membaca buku.

"Lumos."

Sebuah cahaya putih muncul dari tongkat sihir miliknya, dia berencana untuk mencari sesuatu untuk mengganjal perutnya sebelum melanjutkan tidurnya. Karena kejadian beberapa jam yang lalu, selera untuk menghabiskan pasta untuk makan malamnya menghilang.

"No, mom."

"Draco, dear."

"Dia tidak memiliki siapapun saat ini. Kau rela membiarkannya sendirian di luar sana?"

Gadis itu terhenti saat mendengar dengan samar percakapan antara seorang ibu dengan anak. Sebenarnya ia tidak ingin mempedulikan hal itu, tetapi firasat miliknya mengatakan bahwa keduanya tengah membicarakannya.

"Dia bisa kembali ke Hogwarts."

"Kalau begitu, aku ikut pergi ke Hogwarts."

Perempuan paruh baya itu menghela nafas pelan. "Dear, aku sama sekali tidak memahamimu. Dia membuatmu terjebak di posisi ini."

"Aku yang menawarkan diri untuk menggantikannya." Lelaki berambut pirang itu meneguk pelan salivanya.

Perempuan itu hanya bisa terdiam dan memijat pelipisnya perlahan. Sudah berbagai cara dia lalukan untuk menghindarkan anak semata wayangnya untuk mengikuti jejak suaminya menjadi death eaters. Namun, yang terjadi sekarang ialah anak kesayangannya dengan suka rela mengikuti misi yang bersangkutan dengan para death eaters.

"I'm afraid too." Lelaki itu memegang erat telapak tangan mother nya. "Tapi aku yakin, selama bersama Avery, semua akan baik-baik saja."

"Kau percaya dengannya?"

Lelaki itu tersenyum. "Aku tidak pernah meragukannya."

Setelah mendengar seluruh percakapan, gadis itu memutuskan untuk mematikan cahaya di tongkatnya dan bersembunyi hingga sang perempuan paruh baya keluar dari kamar milik lelaki itu.

Sesaat sebelum sang lelaki menutup pintu kamarnya, gadis itu dengan cepat menampakkan dirinya di depan pintu yang membuat lelaki itu sedikit terkejut dengan kehadirannya.

"Bloody Hell, kau bisa membuat jantungku berhenti, Avery," omelnya seraya menaruh telapak tangan di dadanya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Seharusnya aku berada di dapur dengan Haze untuk mencari cemilan, tapi aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan Mrs. Malfoy," jelas Rose.

Lelaki itu menarik lengan gadis di hadapannya lalu menutup pintu kamarmya.

"Seberapa banyak yang kau dengar, Rose Avery?"


Rose berjalan menuju sofa hitam dan merebahkan tubuhnya. "Not to much. Kau mengatakan hal yang sebenarnya kepadanya."

Stuck With You - d.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang