thirty three

88 12 0
                                    

Hogwarts dihebohkan oleh rumor mengenai Harry yang melihat Mr. Weasley yang tengah terluka parah di kementrian sihir oleh Nama-Yang-Tidak-Boleh-Disebut atau yang dikenal sebagai Lord Voldemort.

Karena mimpi itu, para Weasley yakni Fred, George, Ron, dan Ginny diperbolehkan untuk menjenguk ayahnya yang tengah dirawat di St. Mungo. Meninggalkan Harry yang kali ini hanya ditemani Hermione atau bahkan berjalan dengan sendirinya.

Mendengar rumor tersebut, tentu saja Rose sangat antusias untuk mencari tahu lebih lanjut. Hari ini, dia memutuskan untuk datang latihan bukan untuk melatih mantranya melainkan menanyakan tentang rumor yang tengah beredar.

"Rose," panggil Harry dengan mata yang berbinar saat melihatnya memasuki ruang kebutuhan.

Rose membalasnya dengan senyuman dan segera menghampiri anggota-anggota lainnya yang hendak mempersiapkan diri untuk memulai latihan.

"Untuk hari ini, tidak ada yang berbeda. Pelajari mantra yang belum kalian kuasai," perintah Harry yang di respon dengan cepat oleh para anggota dengan membuat kelompok yang berisikan dua orang.

"Halo, Rose. Lama tidak berjumpa," sapa seorang gadis berambut pirang.

"Luna."

"Apa kau ingin berkelompok denganku?" ajak Luna yang langsung disetujui oleh Rose.

Keduanya tak banyak mengobrol satu sama lain, melainkan fokus dalam latihan hari ini. Tanpa disadari, Rose banyak mengajarkan beberapa mantra penyerang kepada Luna karena gadis itu tidak sering menggunakannya.

Harry yang melihat dari kejauhan tersenyum, meskipun dirinya tak bisa memaksakan Rose untuk menjadi asistennya, tetapi ia lebih memilih membiarkan gadis itu melakukan apa yang ingin ia lakukan.

"Harry," panggil Hermione. "Kau melamun lagi."

"Oh. Maaf Mione." Harry berdeham pelan dan kembali membantu Hermione.

Latihan kali ini berjalan begitu lancar, Rose sungguh menikmatinya hingga hampir melupakan tujuan utamanya yaitu menanyakan rumor yang tengah terjadi dengan Harry. Lelaki berkacamata itu akhirnya menutup latihan hari ini, dan menyuruh anggotanya untuk berhati-hati saat keluar dari kamar kebetuhan dikarenakan adanya Mr. Filch dan tim penyelidik yang sering berlalu lalang di lorong kastil.

"Harry, apa kita bisa mengobrol empat mata?" tanya Rose sembari menghampiri Harry dikala beberapa para murid yang berhamburan keluar dari kamar kebutuhan.

Harry melirik ke arah Hermione, seperti memberi isyarat untuk pergi ke asrama terlebih dahulu. "Ya, ada apa?"

Gadis berambut pirang itu tidak membuka mulutnya hingga ia dan Harry sendirian di kamar tersebut. Ia kemudian berjalan menuju sudut ruangan dan membiarkan tubuhnya beristirahat di sana.

"Duduklah, Harry." Rose menepuk pelan lantai. "Apa kau baik-baik saja? Kau tahu, tentang rumor yang tengah beredar akhir-akhir ini."

"Dia memasuki pikiranku. Aku tidak tahu kenapa dia membiarkanku memperlihatkan apa yang dia lakukan," jelas Harry secara perlahan.

Rose terdiam. Selain mendengar penjelasan Harry, ia juga berusaha mencari tahu alasan Lord Voldemort yang dapat merasuki akal pikiran Harry tetapi masih membutuhkannya sebagai mata-mata.

"Snape mencoba membantuku untuk menutup pikiranku agar dia tidak bisa memasukinya." Harry ikut terdiam beberapa saat. "Kenapa kau menanyakan hal ini, Rose?"

"Aku hanya mengkhawatirkanmu. Kau tahu sendiri bukan kalau dia sangat berbahaya," bohong Rose.

Harry tersenyum mendengar jawaban Rose. Meskipun sahabatnya sendiri, Hermione mengetahui hal ini sebelum Rose, gadis itu tidak menunjukkan rasa khawatir kepadanya.

Stuck With You - d.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang