fourty six

39 3 0
                                    

Rose memutuskan untuk berdiam di kamarnya sore ini. Dia tidak lagi peduli dengan Harry yang kemungkinan besar akan pergi untuk menyelamatkan Sirius. Lagi pula, rencananya juga telah diketahui oleh Pansy dan yang lainnya. Lelaki berkacamata itu pasti akan dicegat oleh mereka.

Setelah Umbridge mengumumkan hukuman untuk si kembar Weasley dan reschedule tanggal ujian terakhir OWL, Rose langsung beranjak pergi dari Great Hall menuju asrama. Meskipun sempat berpapasan dengan Draco yang tengah duduk manis di sebelah Astoria, Rose sama sekali tidak tertarik untuk melirik ke arahnya. Dia juga tidak melihat keberadaan Harry dan kedua sahabatnya itu, Rose menebak mereka tengah mempersiapkan diri untuk pergi diam-diam dari Hogwarts.

Sesampainya Rose di kamar, dia melihat sebuah perkamen yang tergeletak di atas meja belajarnya. Seingatnya, dia tidak meninggalkan barang apapun di atas mejanya. Tidak mungkin juga Pansy meninggalkan barangnya karena gadis itu sudah lama menginap di kamar Astoria. Tanpa berfikir panjang Rose pun membuka perkamen itu.

Mereka akan menunggu Potter dan yang lain datang ke ruangan Umbridge. Maaf, Avery, aku terpaksa menceritakan apa yang terjadi dengan Potter. Tapi, aku yakin mereka akan pergi menggunakan jaringan floo milik Umbridge karena itulah satu-satunya jalan untuk mereka.

Aku harap kamu bisa menyelesaikan misimu untuk mencegah mereka dihukum dan berhasil membawanya ke you know who.

D.

Rose tersenyum tipis. Siapa lagi kalau buka Draco yang menulis pesan ini. Entah bagaimana lelaki itu tahu persis nomor kamarnya, itu tidak perlu dipikirkan saat ini. Rose langsung bergerak pergi dari kamarnya menuju ruang kerja Umbridge.

Dari kejauhan, Rose dapat melihat Draco dan beberapa teman-temannya yang sedang menunggu di sisi lain lorong. Di antara dari mereka menggunakan jubah asrama untuk menyembunyikan wajahnya.

"Apa dia sudah datang?" tanya seorang perempuan paruh baya dengan outfit pinknya.

"Sudah, Professor, bahkan dia membawa teman-temannya. Apa kita menciduk mereka sekarang?" 

"Ya, sekarang."

Setelah melihat kepergian mereka, Rose berjalan perlahan di belakangnya, berharap tidak ada orang yang mengetahui keberadaannya. 

Gadis itu berdecak ketika melihat Crabbe dan Goyle berdiri di depan pintu kelas, melarang siapapun masuk ke dalam sana. Tentu saja Rose bisa saja melumpuhkan mereka berdua dengan mudah, tetapi apa yang akan dia lakukan di dalam? 

"Avery."

Jantung Rose terasa ingin keluar dari tempatnya saat seorang lelaki paruh baya memanggilnya. "Professor Snape."

"Mencoba membantu Potter?" tanyanya.

Rose mengangguk. "Umbridge sedang menangkap Harry dan teman-temannya. Aku tidak bisa masuk seenaknya."

Snape pergi begitu saja dengan angin yang tiba-tiba mengangkat jubah hitamnya agar tidak terkena lantai kastil. Rose mengintip dari balik lorong, melihat lelaki itu masuk ke dalam kelas yang dijaga oleh Crabbe dan Goyle.

Entah beberapa menit sudah berlalu dan juga kepergian Snape dari kelas itu. Rose harus melakukan sesuatu, sekarang juga. Dia tidak bisa menunggu cukup lama lagi, sekarang atau tidak sama sekali. 

Suara pintu kelas kembali terbuka diikuti suara Umbridge yang sedang menyuruh dua orang untuk bergerak cepat. Dengan cepat Rose berlari ke lorong lain agar tidak terlihat oleh mereka. Dengan kedua matanya, dia bisa melihat Harry dan Hermione yang berjalan di depan Umbridge.

Ini adalah saat yang tepat. Rose akan pergi masuk ke dalam ruangan Umbridge, ia yakin beberapa anak Gryffindor ditahan oleh Pansy dan yang lainnya.

"Avery, maaf, kau tidak boleh—"

Stuck With You - d.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang