thirty four

107 12 0
                                    

"Latihan sore ini cukup sampai disini. Aku sangat bangga melihat kalian yang berkembang sedikit demi sedikit," ucap Harry, menutup latihan hari ini.

"Jangan lupa untuk berhati-hati saat keluar dari kamar kebutuhan—"

"Tenang saja, Harry," celetuk seorang lelaki berambut merah.

"Ya, kita sudah memberikan coklat di tempat duduk Mr. Filch yang bisa membuatnya tertidur," sambung seorang lelaki berambut merah yang lain.

Harry tersenyum. "Thanks, Fred, George. Kalau begitu, sampai bertemu besok."

"Terima kasih untuk hari ini, Harry."

"Sampai bertemu besok, Harry."

"Dah, Harry."

Setelah membalas ucapan perpisahan dengan teman-temannya, iris mata lelaki itu menangkap seorang gadis yang tengah mengambil tas hitamnya dengan raut wajah yang tak seperti biasanya.

"Rose?"

Gadis itu menoleh ke arah sumber suara. "Harry."

"Kau sedang sakit, ya?" Gadis itu hanya terkekeh pelan. "Perlu ku antar ke hospital wings?"

"Tidak. Aku tidak apa-apa."

Pagi ini Rose bangun dengan kondisi badan yang tidak begitu enak. Awalnya, ia berfikir karena ia tidak makan malam dan begadang mengerjakan beberapa essay yang belum ia sentuh karena latihannya bersama Harry setiap hari. Celakanya, hari ini latihan berakhir begitu telat, hampir mendekati jam makan malam. Membuat tubuh Rose semakin melemah.

"Kau yakin?" Khawatir Harry, mencoba membantu Rose untuk berjalan.

Rose mengangguk mantap. "Aku akan langsung pergi ke great hall. Sampai bertemu besok."

Dengan perlahan ia berjalan keluar dari kamar kebutuhan. Ia menaruh punggung tangannya di dahinya, merasakan hawa panas dari tubuhnya.

"Kenapa aku harus demam di saat musim dingin?" fuman Rose pelan.

Jaket tebal miliknya yang berfungsi untuk menghangatkan diri seketika tidak melakukan fungsinya dengan baik, membuat hawa dingin menusuk tubuhnya dengan keras. Rose segera menjatuhkan tubuhnya di atas kursi Great Hall yang masih sepi, dirinya memilih untuk pergi ke ruang makan yang terbilang cukup dekat dibandingkan asramanya yang terletak jauh di bawah kastil.

"Rose~!" Panggil Pansy riang saat melihat sosok tubuh sahabatnya.

Rose menoleh ke arah pintu Great Hall yang memperlihatkan Pansy dan Draco yang sedang berjalan bersama dengan perkamen yang berada di tangan mereka berdua. Keduanya tengah berada di kelompok yang sama untuk pelajaran mantra, maka dari itu setelah mereka mengerjakan tugas di perpustakaan, mereka segera pergi ke Great Hall dan disambut dengan raut wajah pucat milik Rose.

"Bloody Hell!" Pansy berlari ke arah Rose dan langsung meletakkan punggung tangannya di dahi sahabatnya. "Sejak kapan kau demam?!"

"Aku baik-baik saja, Pansy." Rose menepis pelan tangan Pansy.

"Apa maksudmu tidak apa-apa! Tunggu disini ya, aku akan mengambil ramuan dari hospital wings!"

Tanpa mengatakan sepatah katapun lagi, Pansy segera berlari keluar dari Great Hall meninggalkan Draco dan Rose di sana. Sang lelaki itu juga ikut memegang dahi milik Rose, sembari menatap iris mata miliknya.

"Dingin?" tanyanya.

Rose mengangguk. Draco pun meletakkan perkamen yang ia bawa di atas meja makan yang masih kosong, lalu membuka jaket hitamnya dan membaluti tubuh kecil milik Rose dengan jaketnya. Ia mengambil tempat duduk di samping gadis itu, membiarkan bahu mereka saling bertemu.

Stuck With You - d.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang