#01

784 43 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Hai, nama gue Kenny. Nama asli gue Kenneth Satria. Gue tau panggilan gue ngga nyambung sama nama asli. Panggilan 'Kenny' sendiri, gue dapet pas SD. Waktu itu banyak anak yang susah buat manggil nama asli gue. Dan mereka plesetin jadi Kenny, agak nyebelin emang! Bokap gue keren-keren cari nama buat anak sematawayangnya, malah digituin. But, it doesnn't matter. Gue cukup menikmati dipanggil nama itu, bahkan Wina juga lebih prefer manggil dengan nama Kenny. Well, sometimes just Ken.

Gue ketemu Wina pas SMP. Nama aslinya Wirina Meysaka. Ya, Meysaka! That fuckin' rich Meysaka! Keluarga konglomerat se-Indonesia yang paling lowkey dan humble. Gue bersahabat dengan salah satu dari mereka. Gue namain Wina di kontak hp dengan sebutan Wina the Pooh. Eh, pas tau gue namain itu. Wina juga jadiin username instagramnya. Gue udah sahabatan sama Wina 8 tahun, dari SMP sampai kuliah. Mana samaan mulu sekolahnya dari SMP, SMA, dan kuliah itu.

Wina sendiri, bisa dibilang anak yang paling positif yang pernah gue temui. Disaat orang-orang selalu berprasangka buruk akan sesuatu hal yang menimpa mereka. Beda dengan Wina, yang selalu positif ngadepinnya dan bisa-bisanya diambil hikmahnya. Kadang gue suka nggak tega sama dia, saking positifnya dia pernah dibully dan bisa-bisanya dia ketawa-ketiwi sama si pembully. Sampai si pembully bingung siapa yang dia bully. Yes, It's me!

Kalo kalian pikir persahabatan gue sama Wina dimulai dari kalimat, "hai, aku Kenny. Kamu Wina ya? Salam kenal". Nope! You're all wrong!. Awal gue kenal Wina, ketika pas liat dia pingsan pas upacara bendera di SMP. Dimulai pas orientasi, dia pingsan. Upacara hari senin, pasti pingsan. Upacara hari kemerdekaan, dia lagi-dia lagi yang pingsan. Pokoknya setiap ada upacara, gue udah hafal kalo dia bakal tumbang di tengah acara itu. Sampai mulut gue gatel buat ngecengin dia, dan rupanya nggak gue doang yang pengen begitu ke Wina.

"Wina, udah siap bantal belom? Bentar lagi mau tepar kan?." Kata gue, tiap upacara mau dimulai. Anak-anak sih pada ngakak ya, secara tiap upacara mau mulai. Kita udah saling lihat-lihatan dan udah prepare bahkan taruhan. Mau tumbang kearah mana ini anak jatohnya?.

But, she's smile at me. She's just smiling to all of us. Dia cuman bilang gini, "kalo sampe gue nggak pingsan. Duitnya buat gue ya." Diusia segitu, gue dan temen-temen yang lain cuman ngerasa ini anak nantangin dan sok kuat. Dan begitu pertengahan upacara. Gue mendadak kaya!.

Sampai suatu ketika, gue ngerasa heran sama Wina. Gue bingung kenapa dia selalu langganan pingsan. Apa dia selemah itu, atau ada hal lain?. Wina di sekolah anaknya pinter, juara kelas, dan deket sama guru-guru. Dia selalu bisa dipercaya sama temen-temennya! Ya, 'dipercaya' dibacanya diperalat. Karena kepintaran dan kepolosannya saat itu, dia jadi sering diminta kerjain pr sama anak-anak di kelas. Dan anehnya, dia nggak pernah protes. Dia selalu senyum, dan nerima aja gitu suruhan-suruhan mereka.

Till I Get You: Friendly Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang