#20

600 31 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hampir sebulan, Kenny nggak ketemu Julian. Dan entah kenapa ada perasaan aneh yang Kenny rasakan ketika lihat Julian lagi sore itu. Dia tetep kesel sama Julian, tapi ada hal yang nggak bisa dia jelasin yang buat dia pendam. Setelah tahu bahwa Julian lah yang beli karya lukisannya. Keduanya saling berhadapan di rooftop kampus.

"Masih berani lo nemuin gue?." kata Kenny.

"Hm," Julian ngangguk.

"Gue nggak butuh duit lo. Kalo lo suka sama karya gue, ambil aja. Gratis." Kata Kenny.

"No, lo semaleman suntuk ngerjain itu. Senggaknya hargain jerih payah lo." Kata Julian. "Gue tau lo sering nginep di kampus, sering telat makan, sering nggak jaga diri. Lo pikir dengan gue nggak nemuin lo, gue nggak perhatiin ke lo gitu?."

Kenny terdiam. Dia meneguk ludahnya.

"I'm always watching you. Whether you like it or not. You don't want to see me, that's fine. I get it, you're angry, upset, disappointed." Julian merunduk. "Tapi setelah mau sebulan kita nggak ketemu, gue nggak tahan lagi. Gue nggak bisa kehilangan lo, gue tahu ini aneh buat lo. Apalagi buat gue!. Gue akuin gue bukan gay, selama gue nggak nemuin lo. Gue coba cari tahu siapa jati diri gue, kalo lo bermasalah sama sexuality gue, fine ... It's fine. But I have to say this, one more time.... I LOVE YOU, KENNETH SATRIA. And I don't want to lose you!."

Julian kini berdiri tepat di depan Kenny. Hingga dia merendahkan tubuhnya dan berlutut di hadapan Kenny.

"Lo ngapain Jul?." Kata Kenny terkejut. "Berdiri gak!."

"Nggak, gue gamau!." Julian tiba-tiba nangis. "Gue minta maaf perlakuin lo kayak mainan, gue minta maaf bikin lo tertekan kalo ketemu gue. Gue minta maaf udah masukin obat diminuman lo, gue min ..."

"Stop..." Kenny menghentikan ucapan Julian.

"Gue minta maaf bikin hidup lo nggak tenang sama kemauan gue, gue minta maaf..." Sontak Julian berhenti berucap. Rupanya Kenny menutup mulutnya, sehingga kepalanya kini terangkat.

Keduanya saling menatap satu sama lain, tanpa kata mereka saling bertukar pandangan. Julian sempat meneguk ludahnya karena takut Kenny nggak maafin dia. Tapi Kenny ngerasa Julian beda dari biasanya, dia lebih kalem dan nggak senga kayak biasanya.

"Gue nggak tahu lo kenapa ya Jul. Gue ngerasa lo bukan Julian yang gue kenal." Kata Kenny. "Sekarang lo mending berdiri, gue nggak suka lo berlutut gini. Kesannya gue apain lo aja."

"Emang iya, lo apa-apain gue Ken!. Gue suka sama lo, tapi lo nolak gue. Gue berusaha move on. Tapi lo selalu ada dipikiran gue, gue coba ngewe sama cowok lain tapi gue nggak suka sama sekali. Tapi giliran sama lo, gue suka banget. Makin kita deket, gue makin suka sama lo. Gue suka sama tingkah lo, gue suka sama segala hal tentang lo..."

Till I Get You: Friendly Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang