#03

568 47 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perasaan takut, canggung, dan panik melanda gue pas tau mas Aldi jadi guru olahraga di sekolah. Gue nggak nyangka aja kalo dunia sebegitu sempit, kayak nggak ada kerjaan lain yang bisa mas Aldi lakuin selain jadi guru di SMA Beringin Bhakti. Belakangan gue tahu, kalau rupanya mas Aldi itu keponakannya kepala sekolah gue. Mas Aldi sendiri yang bilang, tapi sebelum sampai kesana. Banyak hal yang kita laluin, melewati hubungan nggak wajar ini.

Setelah perkenalannya, gue berusaha menghindar dari mas Aldi. Gue berusaha biasa aja dan mencoba nggak melihat mas Aldi. Bahkan disaat kelar pelajaran pun, mas Aldi sering nyari kesempatan buat bisa ngobrol berduaan sama gue. Gue takut aja gitu, gue takut dia ngelabrak gue dan kecewa sama gue. Gue takut ditinggal sama dia gara-gara tau kalau dia lagi deket sama anak SMA. Tapi gue selalu bisa menggagalkan rencananya, gue selalu jalan bareng temen-temen sekelas gue. Mendadak gue jadi akrab aja gitu sama temen-temen sekelas gue itu, biasanya mah cuek-cuek aja. Palingan berduaan mulu sama Wina.

Nggak cuman itu, mas Aldi juga berusaha ngechat dan nelpon gue berkali-kali. Tapi nggak gue angkat. Pernah juga dia nekat ke kosan gue, tapi gue selalu kabur dan bisa bikin dia balik dari tempat gue tinggal. Sampai di tempat kerja gue juga, gue sampai harus izin nggak masuk sama bu Tina dan pak Eddy dengan alasan ujian supaya menghindar dari mas Aldi. Sampai ada momen dimana gue salah perhitungan, dimana saat itu gue lagi ada praktek kimia dan kelas gue menuju lab. Gue pikir, nggak mungkinlah ketemu mas Aldi pas jam pelajaran. Sebelum-sebelumnya juga nggak pernah ketemu, jujur gue selalu ada perasaan takut tiap masuk ke sekolah.

Nah pas gue jalan ke lab bareng anak-anak, gue mampir dulu ke toilet. Di toilet sepi tuh, gue buru-buru karena jam pelajarannya bakal mulai 10 menit lagi. Tapi begitu pas keluar. Gue dikagetkan dengan kemunculan mas Aldi. Dia langsung bekap mulut gue dan mendorong gue masuk lagi ke dalam toilet. Terus dia ganjal pintu toilet dengan gagang pel di daun pintunya. Setelah pintu dirasa aman, dia perlahan memutar tubuhnya pelan mengarah ke gue yang ketakutan.

"Kenapa menghindar dari mas?, mas ada salah sama kamu?." Kata mas Aldi kesal.

Gue ingat, gimana tangan gue bergetar ketakutan dan membuang wajah buat nggak menatap mas Aldi. Mungkin saat itu dia sadar reaksi gue, dia berjalan ke arah gue dan meraih tangan gue. Ia tahan dengan kedua tangannya, supaya tangan gue nggak bergetar lagi.

"Bilang sama mas, kenapa kamu menghindar dari mas?." Suaranya pelan, kini mas Aldi tampak lebih tenang.

"A-aku cuman takut aja mas." Kata gue terbata-bata.

"Takut kenapa?, takut sama mas?." Bilangnya sambil menyentuh pipi gue mengarahkan mata gue ke matanya yang menatap penuh dalam. "Coba bilang sama mas, kamu kenapa?. Mas khawatir sama kamu. Kamu ngilang dari hidup mas, kamu nggak ada dimana-mana. Di toko kue nggak ada, di kosan nggak ada, di sekolah kamu sering menghindar dan kabur dari mas. Kamu kenapa, Kenny?."

Till I Get You: Friendly Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang