#09

423 33 4
                                    

"Nggak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak!."

"Ih! Kenapa sih Ken!?, tapi ganteng kan."

"Jangan, pokoknya nggak!."

Bisa-bisanya Wina suka sama dia. Wina nggak tahu aja dia orangnya kayak apa. Gue nggak bisa biarin Wina suka sama orang itu. Terlebih pas gue ngeliatin dia tadi, matanya tajem ngeliatin gue. Sambil naikin alis sedikit, abis itu menyeringai kecil ke gue.

"Kata Anita sama Jill, kak Julian juga lagi jomblo kok Ken. Anaknya baik-baik kok dia, cuman pendiem aja." Jelas Wina.

"Pendiem bukan berarti baik-baik aja orangnya. Justru yang begitu, yang musti diwaspadain!." Kata gue sambil melirik lagi ke arah belakang ngeliatin si topeng emas dengan cepet. Nggak lama ada seorang temannya nyamperin dia.

"Oh, namanya Julian." Kata gue dalam hati di saat bersamaan.

"Dari mukanya aja, udah keliatan dia itu player. Suka main cewek pasti, udah gausah sama dia! Lo cari yang lain, Win. Masih banyak cowok ganteng diluar sana selain dia!." Kata gue. Seketika Wina cembetut.

"Ih kok lo liat dari mukanya sih, jangan nilai dari mukanya dong Ken. Kan gue sekelas sama dia, dia anaknya baik kok. Rada dingin sih, tapi kalo udah kenal anaknya asik kok." Kata Wina.

"Lo udah kenalan sama dia?," tanya gue curiga.

"Belom sih, gue ngeliat anak cowok gaulin dia di kelas. Kirain anaknya galak gitu, ternyata asik-asik aja. Cuman kalo sama cewek, suka dingin gitu Ken. Kita kan jadi takut deketinnya." Jelas Wina.

"Ya jelas lah, orang dia penyuka bool." Kata gue lagi dalam hati, sambil kening mengkerut.

Saat itu gue berusaha ngeyakinin Wina buat nggak mandang Julian, tapi gimanapun gue berusaha. Dia tetep lirik-lirik ke Julian, senyumnya nggak kekontrol dan sempet gue lihat beberapa anak cewek di sekitaran meja gue juga senyum-senyum sambil makan dengan arah mata yang sama.

"Kagak cakep anjir, biasa aja." Kata gue dalam hati dan lanjut abisin makan.

Sampai tiba-tiba pas gue sibuk makan, Wina cengkeram tangan gue lagi.

"Ken, gue minta tolong boleh gak?." Kata Wina, matanya berbinar-binar gitu liat gue.

"Paan?." Kata gue jutek.

"Nggg, tolong mintain nomernya Julian dong Ken." Wina ke gue, tapi matanya ke Julian di ujung sana.

"Lah!, kok gue? Elu lah sana yang minta, yang demen juga bukan gue." Kata gue jutek, sambil menyeruput minuman. "Gue bilang jangan, ya jangan Win. Lo nggak tau gimana dia orangnya kayak apa. Pendiem bukan berarti bagus, gue nggak yakin sama dia. Firasat gue juga bilang, lo bakal disakitin sama dia pasti!."

"Ken, lo lupa ya?. Kemaren lo bilang, masih banyak cowok-cowok lain diluar sana yang lebih baik dari Diaz. Tapi pas gue liat cowok lain, lo nggak suka!?. Atau jangan-jangan, lo suka sama gue ya?." Kata Wina kepedean.

Till I Get You: Friendly Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang