#07

445 38 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari nerpa muka gue ketika gue terlelap, pejaman gue yang hitam berubah kemerahan. Seketika gue keinget, kalo gue bukan di rumah! Gue langsung buka mata, sambil dilawan cahaya matahari. Pala gue pusing!. Seketika gue meringis karena mata gue kesilauan. Gue berusaha cari hp gue, liat jam berapa saat itu. Dan gue baru ngeh, kalo gue bugil!. Seketika gue keinget kejadian semalem. Lagi-lagi, gue meringis.

Gue bangun di sebuah kasur king bed dengan seprai putih di atasnya, serta guling dan bantal yang tersusun rapi di dekat gue. Gue di kamar gitu! Gue inget, tadi malam gue nggak disitu. Siapa yang mindahin gue?. Sambil dibaluti selimut, gue cari-cari lah tuh baju dan celana gue. Pake megang-megang kepala kayak di gambar bungkus obat sakit kepala. Dan ketemulah tuh digantung gitu di kursi deket kasur. Langsung gue berpakaian, dan ambil hp di kantong celana gue yang untungnya nggak ilang. Gue tadi hampir panik, karena gue nggak inget apa yang terjadi tadi malam. Sampai gue bisa dikamar itu dalam keadaan bugil.

"Yah! Mati!," ketus gue liat layar hp gue nggak mau nyala.

Tapi untungnya, pas gue lihat-lihat sekitar kamar itu. Ada jam dinding disana, dan udah jam 10.20!. Kaget lah gue, udah bangun ditempat orang. Bangun siang pula!, gue pun bersiap dan keluar dari kamar. Udah gitu pas keluar kamar, rumah itu tampak sepi.

"Orang-orang pada udah pulang?," pikir gue gitu. "Masa tinggal gue sendirian disini!".

Gue pun langung ngabrut ke bawah, tapi pas turun gue mencium aroma roti bakar dan telur dadar gitu. Dan benarlah, ada seorang pria lagi masak di dapur. Pake baju tanktop putih, kalung rantai dan celana jeans biru mudah.

"Wait!," gumam gue. Seketika gue inget kejadian tadi malam. "Jangan-jangan itu si topeng emas?!".

Dia lagi sibuk masak, dia menghadap berbalikan dari gue. Dia nggak lihat! Jadi pikir gue saat itu, gue mau ngendap-ngendap keluar dari rumah itu tanpa harus berpapasan canggung sama dia.

Drep....drepp....drepp...

"Good morning, little lover." Dengung si topeng emas.

Seketika gue panik dan langsung menahan napas sesaat, dia belum berbalik. Mungkin aja lagi ngomong sendiri gitu. Dan lagi-lagi dengan pelan gue melangkah. Selangkah demi selangkah gue bisa sampai ke pintu. Tapi, pas gue lihat lagi ke arah dapur.

"WAA!!!," gue melompat!. Anjir, dia udah berbalik aja sambil ngeliat gue dengan tajam. Gue mengatur napas dan mengalihkan pandangan seketika.

"What are you doing?," kata dia. "Ayo sarapan."

"Hah?, nggak usah. Makasih. Gue mau pulang, hehe... bye." Gue langsung cuss pergi dari situ. Tapi pas gue udah megang daun pintu, eh malah nggak bisa dibuka. Kuncinya pun nggak ada. Dan rupanya pintunya padlock gitu, musti pake kode gitu kombinasi angka. Gue bete dong, terus gue balik lagi ke dapur.

Till I Get You: Friendly Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang