#12

409 34 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


Gue single.

Literally not in any relationship at all.

Om David ninggalin gue, di block nomor gue. Well, which is good. Gue juga nggak mau lagi berhubungan sama orang kayak dia. Mungkin bener kata Julian, hubungan yang berawal dari seks. Kedepannya juga bakal tentang seks. Seks dan seks, adem ayem seks. Marahan seks. Ada masalah seks. Semua seks. Komunikasi pun nggak ada harganya dalam hubungan itu, dan kalau diantara pasangan itu nggak mood buat seks. Udah pasti rawan sama perselingkuhan.

Untungnya gue nggak lanjut sama om David, gue jadi nggak ngerasain hal itu. Tapi disisi lain ada suatu hubungan yang gue sendiri nggak tahu apa. Terjadi sama gue saat itu. Wina dan Julian pacaran, tapi tiap sebelum mereka pacaran. Julian selalu nyari gue, dia minta seks sama gue. Gue tahu, kita punya kesepakatan dan gue harus tepatin demi Wina. Tapi kesepakatan itu malah jadi boomerang buat gue sendiri. Nggak begini harapan gue buat bantuin sahabat gue.

Julian kelihatan nggak minat sama Wina, tiap gue liatin mereka jalan berdua. Dia nggak pernah mesra-mesraan gitu sama Wina. Tapi begitu gue kasih lobang gue ke Julian, dia jadi berubah. Dia jadi mesra dan perhatian sama Wina. Sempat gue mikir, apa ini yang ada dipikirannya waktu gue bikin kesepakatan sama dia?. Iya sih, dia nggak minta mobil atau rumah atau uang atau barang-barang mewah maupun perintah-perintah macem-macem yang nyusahin gue. Tapi ... Entah mau gimana gue ngomongnya. Tapi, permintaannya itu serasa nyakitin Wina dan ... gue. Persetan lah dengan gue, gue nggak pantes buat dikasihani, dari dulu hidup gue juga menyedihkan. Dari ditinggal nyokap, dia ngilang dari hidup gue tanpa ada kabar sedikitpun. Sampai gue bebanin keluarganya Wina buat bayar pendidikan gue, bahkan sampai kuliah. Yang pastinya biaya kuliah di Universitas Bhinneka Bangsa emang mahalnya nggak ketulungan. Kampus ini emang isinya orang-orang tajir semua. Mungkin cuman gue di kampus yang kerja sambil kuliah.

Dan hari itu, gue ke ancol sama Wina dan Julian. Gue jadi nyamuk mereka disana. Jelas, sudah pasti! No Debat!. Kita pergi niatnya buat refreshing aja, setelah ngelewatin UTS selama seminggu full. Dan gue pun nerima ajakan Wina, sekaligus mau mantau Julian juga. Tapi bukannya malah risih akan kehadiran gue, si sangean itu malah bahagia gitu pas gue ikut. Sempet-sempetnya dia sok deket dan sok akrab sama gue di depan Wina, mana pakai ngerangkul-ngerangkul gue segala.

Till I Get You: Friendly Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang