Niel saat ini sudah sampai disalah satu rumah sakit swasta di Jakarta, berjalan menyusuri lorong lantai lima mencari kamar tempat dimana Adek bungsunya sedang dirawat.
Terdiam ketika sampai didepan ruangan VVIP salah satu kamar inap dan menghela nafas panjang sebelum membukanya, dapat Niel lihat jika didalam ada beberapa orang yang sedang menatap tajam ke arahnya.
Disana terdapat Opanya, Austin Jarendra, bersama dengan Istrinya yang duduk sambil bermain ponsel yaitu Calista Meraline. Niel tidak mengerti kenapa sepasang Suami Istri itu berada disini, sedangkan yang dia tau mereka sudah menetap di Belanda selama beberapa tahun belakang ini.
Lalu ada juga Anak pertama sang Opa, atau bisa dibilang Kakak dari Papanya yang biasa dia panggil Daddy, yaitu Arga Jarendra. Arga sendiri memiliki dua orang Anak yang terdiri dari si sulung Arthur Lukasz Jarendra, yang kini berusia 25 Tahun dan berprofesi sebagai Dokter di salah satu rumah sakit keluarga Jarendra yang berada di Swedia. Kemudian yang kedua bernama Daren Schmeichel Jarendra yang kini berusia 20 Tahun dan sedang menempuh pendidikan bisnis di Amerika. Tapi sepertinya yang ikut Arga ke Indonesia hanyalah Daren karena mungkin Anak itu sedang libur masa kuliah.
Ada juga Anak keduanya Opa yang bernama Devan Jarendra, bersama dengan Anak pertamanya yang bernama Marco Leandro Jarendra. Marco kini berusia 22 tahun, masih kuliah di jurusan kedokteran sambil magang di rumah sakit milik keluarga Ibunya yang berada di Jerman. Tapi hubungan keluarga Papanya dengan keluarga Kakak keduanya itu tidak begitu dekat yang membuat Niel juga tidak dekat dengan keluarga dari pihak Ayahnya ini, itulah panggilan Niel kepada Devan.
Kemudian ada sang Papa yang bernama David Jarendra, berserta salah satu Adeknya yang bernama Advin Roderick Jarendra, dan si bungsu yang memang kembaran Advin yang bermana Edwin Maverick Jarendra yang kini terduduk lemah diatas brangkar sambil menatap kosong keluar jendela.
Dengan santai Niel masuk setelah menutup pintu dan berjalan menghampiri brankar.
"Untuk apa kamu datang kesini?" Niel mengalihkan pandangannya menatap seseorang yang baru saja bertanya, yaitu sang Oma, Calista.
"Apa salahnya kalo El jengukin Adeknya El sendiri." Calista yang mendengar itu mendengus, "Karena kamu Adek kamu menjadi seperti ini."
Kini gantian Niel yang mendengus, "Oh ya? Bukannya kalian semua yang menjadi penyebab Edwin menjadi seperti ini."
"Jaga ucapan kamu!"
Niel yang mendengar intonasi suara Omanya berubah langsung menyeringai. Niel paling benci dengan sosok Omanya ini, karena Omanya inilah keluarganya menjadi berantakan.
Niel termasuk orang yang cukup berani jika harus berurusan dengan keluarganya, bahkan dia Anak yang paling susah diatur di keluarga Jarendra dan akan memberontak jika ada sesuatu yang tidak sejalan dengan keinginannya.
Sebenarnya bukan hanya Niel yang berani melakukan itu, tapi Abang sulungnya juga melakukan hal yang sama bahkan lebih parah. Sang Abang bernama Sagara Isander Jarendra yang kini berusia 23 Tahun. Abangnya memutuskan untuk pergi ke Inggris dan bersekolah disana setelah kepergian Mamanya 7 Tahun yang lalu, bahkan dia membangun bisnis di bidang kuliner bersama dengan sahabatnya, dan semenjak kepergiannya itulah Abangnya tidak pernah lagi kembali ke Indonesia.
Jika ada pertemuan keluarga besar dia bahkan tidak pernah hadir, berdebat dengan Papaya atau bahkan Opanya yang tentu saja akan dimenangkan oleh Abangnya. Bahkan waktu hari dimana Papanya memberitahukan jika dia sudah menikah lagi Abangnya juga tidak peduli, seakan dia sudah tidak lagi mempunyai keluarga semenjak kepergian sang Mama.
Tapi walaupun Abangnya bersikap seperti itu dirinya tau jika Abangnya menyayangi Adek-adeknya, itu yang Niel tau karena sahabat dari Abangnya sering sekali menelpon dan menceritakan betapa khawatirnya Abangnya itu ketika mengetahui jika telah terjadi sesuatu kepada Adek-adeknya tapi enggan untuk kembali ke Indonesia entah karena apa alasannya. Tidak ada yang tau kecuali Abangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvian (On Going)
JugendliteraturDibuang.. dipungut.. lalu dibuang lagi. Hidupnya penuh dengan berbagai luka, tapi dia selalu bersyukur dengan hidupnya walaupun harus berjuang melawan rasa sakit. Namun semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seseorang yang dia panggil Abang. Ap...