Sagara, Niel, Edwin dan Advin saat ini sedang berlari di lorong sebuah rumah sakit umum tidak jauh dari kawasan perumahan mereka ketika mendapatkan panggilan dari Papanya jika Vian sedang dirawat di rumah sakit.
Mereka tidak tau apa yang telah terjadi kepada Vian, dan mengapa Papanya itu bisa berada bersama Adeknya, tapi tidak ingin berpikir yang tidak-tidak akhirnya mereka memilih untuk bertemu terlebih dahulu dan memastikan keadaan Adeknya baik-baik saja.
Flashback.
Terlihat seorang pria dewasa sedang berdiri memandangi sebuah rumah yang menyimpan begitu banyak kenangan ketika dulu hidup bersama dengan mendiang istrinya.
Rumah yang selalu membuat hatinya terasa sakit karena pasti akan selalu mengingatkannya kepada sang Istri. Kebersamaan dan kebahagiaan yang selalu tersimpan apik di memori kepalanya dan tak akan pernah tergantikan dengan siapapun.
Dia adalah David, David Jarendra. Dia datang ke sini untuk bertemu dengan Anak-anaknya dan berniat untuk menceritakan semua yang telah terjadi di masa lalu karena dirinya yang sudah terlalu lelah menyimpan rahasia yang begitu berat membebani pikirannya.
David tidak datang sendiri, dia datang bersama keponakannya yang baru datang dari Swedia kemarin sore.
Keponakannya adalah Arthur Lukasz Jarendra, Anak pertama dari Kakak sulungnya.
Arthur sendiri merupakan seorang Dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit yang berada di Swedia. Tapi entah karena alasan apa Anak itu memutuskan untuk berpindah tugas di rumah sakit milik Jarendra yang berada di Indonesia.
Dan sang empunya nama kini masih berada didalam mobil sedang menghela nafas panjang ketika melihat Papanya itu tak kunjung berniat membuka pintu gerbang untuk masuk kedalam rumah.
Kembali menghela nafas akhirnya Arthur memutuskan untuk keluar dari mobil dan menghampiri Papanya itu.
"Ini beneran rumah Papa?" David yang mendengar itu sekilas menolah, lalu kemudian mengangguk.
"Lalu kenapa Papa tidak masuk?"
"Papa bingung." Arthur mengeryitkan keningnya tidak mengerti.
"Apa mau nanti aja kita kembali lagi kesini? Sepertinya Aga juga tidak ada."
"Sebenarnya ada urusan apa kamu ingin bertemu dengan Sagara?"
"Urusan bisnis."
"Bisnis? Apa hubungannya? Sedangkan kamu adalah seorang Dokter."
"Papa. Apakah seorang Dokter tidak boleh memiliki bisnis?"
David yang mendengar pertanyaan dari keponakannya itu hanya memutar bola matanya malas, lelah jika harus berurusan dengan Anak sulung Kakak pertamanya ini. Dia tau maksud Arthur ingin ikut bersamanya adalah karena ingin bertemu dengan Sagara supaya bisa melepas rindu.
David tau seberapa jauh hubungan antara Anak dan keponakannya ini, dulu mereka selalu hidup bersama. Dimana pun ada Arthur pasti disampingnya selalu ada Sagara. Bisa dibilang mereka memiliki hubungan brother complex, karena seorang Arthur tidak bisa dan tidak ingin jauh dari yang namanya Sagara.
Nyatanya memang benar, karena salah satu alasan utamanya kenapa Arthur memutuskan untuk pindah ke Indonesia adalah bukan karena dia tau jika semua anggota keluarganya pindah, melainkan dia yang mendengar kabar jika Sagara sudah kembali ke Indonesia dan berkumpul dengan ketiga Adeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvian (On Going)
Teen FictionDibuang.. dipungut.. lalu dibuang lagi. Hidupnya penuh dengan berbagai luka, tapi dia selalu bersyukur dengan hidupnya walaupun harus berjuang melawan rasa sakit. Namun semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seseorang yang dia panggil Abang. Ap...