Vian sudah pulang sekolah sekitar 20 menit yang lalu, tapi Anak itu masih setia duduk dibangku depan sekolah karena sedang menunggu Abangnya yang katanya akan menjemputnya saat pulang sekolah.
"Eh Anak baru." Vian yang mendengar itu menoleh dan menatap heran teman sekelasnya yang dia ketahui bernama Farel.
"Jangan sok iye deh loh jadi orang, muka lu bisa gak biasa aja dan jangan di imut-imutin kaya gitu, soalnya gua jijik ngeliatnya." Vian yang mendengar itu tidak mengerti dan masih setia menatap Farel dengan tatapan polosnya yang membuat sang empu menggeram kesal.
"Sampe lu ngerebut posisi gua, gua gak akan biarin lu hidup bebas dan akan buat lu menderita karena udah milih sekolah disini. Dasar benalu." Setelah mengucapkan itu Farel segera berlalu karena melihat sebuah mobil audi hitam milik Mamanya yang berhenti didepan sekolah.
"Hai Mom, Arel kangen~" Sapa Farel dengan nada manjanya ketika membuka pintu mobil dibagian depan yang berhasil membuat sang Mommy tersenyum melihat Anaknya yang menggemaskan itu.
"Gimana sekolahnya sayang?" Tanya Monika Agustina, perempuan tiga Anak itu sambil mengusap keringat yang berada di kening Anak kesayangannya itu.
"Cape Mommy, apalagi tadi ada yang menganggu Arel disekolah."
"Siapa?" Tanya Monik sambil melajukan kendaraannya meninggalkan area sekolah.
"Murid baru, Arel gak suka sama dia Mom. Soalnya dia udah ngerebut teman-temannya Arel~"
"Apa perlu Mommy minta pihak sekolah untuk mengeluarkan Anak itu?" Farel yang mendengar itu menggeleng, "Jangan Mommy, kasian kalo dia dikeluarin dari sekolah."
"Utututu~ Anak Mommy ini memang berhati malaikat." Ucap Monik sambil mengusak rambut Anaknya karena merasa bangga dengan sifat Anaknya ini.
"Karena gua sendiri yang bakal ngeluarin dia dari sekolah itu, akhirnya gua punya mainan baru disekolah." Batin Farel dengan tersenyum penuh kelicikan tapi tidak diketahui oleh Monik karena sang empu yang sedang fokus menyetir mobil.
Sedangkan Vian yang melamun melihat kepergianya Farel tidak sadar jika ada seseorang yang sedang duduk disebelahnya.
"Lu jangan cari masalah sama Anak itu." Vian tersentak dan langsung menoleh.
"Bang Alo!" Teriak Anak itu sambil mengusap dadanya pelan, "Vian kaget tau." Lanjutnya sambil mencebikkan bibirnya kesal menatap Alonzo yang hanya tersenyum canggung.
Alonzo memutuskan untuk berkenalan dengan Vian tadi saat jam kosong dimata pelajaran terakhir sebelum pulang. Vian juga memutuskan untuk memanggil Alonzo dengan sebutan Abang karena mengingat umur mereka yang terpaut 4 tahun. Alonzo yang mendengar sebutan tersebut tentu sangat senang apalagi dia merupakan Anak bungsu di keluarganya, dia juga berpikir jika Vian Anak yang menyenangkan, walaupun tadi Anak itu lebih banyak diam tapi lama-kelamaan sifat ceria dan cerewet Anak itu keluar saat mereka menghabiskan waktu mengobrol sambil menunggu bel pulang sekolah.
"Emang kenapa Bang Al?" Tanya Vian setelah berhasil menetralkan keterkejutannya.
"Polos-polos tai."
Plak.
"Bang Al gak boleh ngomong jorok, nanti kalo didengar guru diomelin loh." Ucap Vian memberi nasihat setelah memukul pelan lengan Alonzo.
Alonzo sendiri yang mendengar itu kembali tersenyum canggung, selain Vian menyenangkan dan asik ternyata Anak ini juga polos, pikir Al dalam hati. Al juga berharap jika polosnya Vian benar-benar polos tidak seperti Anak manja seribu wajah itu.
"Lu belum pulang?" Tanya Al mengalihkan pembicaraan sambil melihat sekitar yang sudah cukup sepi.
"Lagi nunggu Abang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvian (On Going)
Novela JuvenilDibuang.. dipungut.. lalu dibuang lagi. Hidupnya penuh dengan berbagai luka, tapi dia selalu bersyukur dengan hidupnya walaupun harus berjuang melawan rasa sakit. Namun semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seseorang yang dia panggil Abang. Ap...