Hari ini adalah hari Senin, hari dimana aktivitas sekolah kembali berjalan seperti biasa.
Seperti Vian yang saat ini sedang termenung di kelasnya setelah tadi berangkat sekolah bersama dengan Edwin, karena mulai sekarang Abangnya itu yang akan mengantarkannya dan bukan lagi Niel.
"Ngelamunin apa sih pagi-pagi?" Vian tersentak ketika merasakan usapan lembut di kepalanya, tersenyum menatap Alonzo yang sudah duduk di bangkunya.
"Mau susu?" Tawar Alonzo setelah mengeluarkan satu kotak susu strawberry dari tasnya, Vian yang melihat itu dengan senang hati menerimanya.
"Makasih Bang Al." Alonzo tersenyum, mengusap lembut pipi Vian yang memerah.
"Vian."
"Uhmm~ kenapa Bang?" Tanya Vian setelah melepaskan sedotannya dan menatap Al yang memanggilnya.
"Kalo gua boleh tau. Sebenarnya hubungan lu sama Bang Edwin apa ya?"
"Kenapa Bang Al mau tau?"
"Yahh gua penasaran aja."
Vian sejenak menyesap susunya, "Vian juga gak tau sebenernya, tapi Bang Niel bilang kalo Bang Edwin itu juga Abangnya Vian."
Cukup waktu untuk Alonzo bisa memahami apa yang dimaksud oleh Vian hingga dia mengerti maksud ucapan bocah itu.
"Berarti sebenernya Vian Adeknya Bang Niel?" Tanya Al yang langsung di balas anggukan kepala oleh Vian. Alonzo sangat tau siapa itu Niel, Abang keduanya Edwin yang merupakan lulusan sekolah ini, orang yang waktu itu menjemput Vian.
"Berarti Vian deket sama Bang Edwin?" Vian menggeleng, kemudian mengangguk, "Tadinya gak deket, tapi akhir-akhir ini jadi deket."
Alonzo tersenyum mendengar jawaban itu, "Berarti itu tandanya deket, dasar pipi chubby." Gemes Alonzo sambil mencubit pelan pipi gembul Vian.
"Kalo gini caranya peluang gua deket sama Edwin sangat besar." Batin Al sambil tersenyum penuh kemenangan.
***
Saat ini Vian sedang menikmati bakso yang dia pesan di kantin, bel istirahat sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu dan Anak itu langsung bergegas ke kantin karena merasa lapar. Tadi dia juga mengajak Alonzo tapi ternyata temannya itu dipanggil ke ruangan kepala sekolah entah karena apa, jadinya dia hanya sendiri berada disini, duduk di paling ujung kantin sambil menikmati bakso dan susu coklat yang sudah dia pesan.
Tapi sepertinya acara makannya terganggu ketika bangku yang ada dihadapannya tiba-tiba diduduki seorang siswi yang dia yakini Kakak kelasnya bersama dengan seseorang yang sedang membawa botol sprite, Vian ingat jika siswi dihadapannya saat ini adalah seseorang yang pernah melabraknya ketika hari pertama dirinya masuk sekolah dan menganggu acara makannya waktu itu.
"Enak ya baksonya?"
Viola, dia bertanya dengan tenang tapi terkesan datar yang membuat Vian mengangguk kaku karena merasa takut. Sedangkan Niken, temannya Viola kini sedang membuka botol sprite yang dibawanya dan menyerahkannya kepada Viola.
Setelah itu dengan senyum liciknya Viola langsung menuangkan isi Sprite tersebut kedalam mangkuk bakso milik Vian yang masih tersisa banyak karena memang Vian baru memakannya beberapa suap.
"Kenapa diem? Lanjutin dong makannya." Vian yang mendengar itu hanya diam sambil menatap nanar mangkuknya yang sedikit berbusa karena soda minuman yang dituangkan oleh kakak kelasnya itu.
"Mau lu buang? Gak kasian sama orang diluar sana yang belum tentu bisa makan. Seharusnya lu bersyukur masih bisa makan, ayo silahkan dimakan baksonya. Mubazir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvian (On Going)
Teen FictionDibuang.. dipungut.. lalu dibuang lagi. Hidupnya penuh dengan berbagai luka, tapi dia selalu bersyukur dengan hidupnya walaupun harus berjuang melawan rasa sakit. Namun semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seseorang yang dia panggil Abang. Ap...