Vian berangkat sekolah seperti biasa, diantarkan oleh Niel dan kini Anak itu sudah duduk dengan anteng dikelasnya sambil meminum susu kotak rasa coklat.
Kelas juga sudah lumayan ramai dan mereka semua sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, ada yang mengobrol, membaca buku, dan ada juga yang memakan sarapannya. Masih ada sekitar 30 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi.
"Pagi." Vian menoleh dan tersenyum ketika melihat kehadirannya Alonzo yang sedang duduk dan menaruh tas di mejanya, "Pagi juga Abang."
Alonzo yang mendengar itu tersenyum, "Pagi-pagi udah minum susu aja, gak takut sakit perut?" Vian menggeleng, "Vian udah biasa minum susu,"
"Abang mau?" Lanjut Anak itu menawarkan Alonzo yang langsung dibalas gelengan kepala. Vian yang melihat itu akhirnya kembali menyesap susunya sambil bergumam tidak jelas yang membuat Al yang sedari tadi memperhatikannya langsung kembali tersenyum.
Alonzo ingin sekali mencubit, menarik, meremas pipi gembul Anak itu yang terlihat kenyal, tapi dia tidak boleh bertindak gegabah karena mereka baru berkenalan kemarin, jika Anak ini tidak terima dan malah marah kepadanya bisa gawat urusannya, mengingat jika Anak yang ada dihadapannya saat ini memiliki hubungan dengan seniornya yaitu Edwin. Sebelum keinginannya terwujud dirinya tidak boleh bertindak gegabah dan mencari masalah dengan Anak ini.
"Bang Al kenapa sih ngeliatin Vian terus, muka Vian ada sesuatu ya?" Alonzo yang mendengar itu langsung tersadar dari lamunannya dan menggeleng.
"Aneh.." Batin Vian ketika melihat Alonzo yang malah berpaling darinya dan langsung bermain dengan ponselnya seperti orang yang salah tingkah.
"Sial, kenapa dia bisa akrab gitu sama Anak pemilik sekolah? Gak bisa gua biyarin terjadi nihh, gua harus bertindak biar Anak itu sadar sama posisinya. Cuma gua yang harus jadi perhatian disekolah ini, gak ada yang bisa ngambil posisi gua." Batin salah satu murid yang berada dikelas dan memang sedari tadi melihat interaksi Vian dan Alonzo.
Bel masuk berbunyi dan pembelajaran pertama dimulai, Vian sendiri fokus mendengarkan guru didepan sedangkan Alonzo sudah menyelam ke alam mimpi karena semalam dia memang tidak tidur karena ikut balapan liar.
Tak terasa bel istirahat berbunyi yang membuat seluruh murid bergegas menuju kantin.
"Kantin gak?" Ajak Alonzo menatap Vian yang sedang memasukkan buku pelajarannya kedalam tas, "Bang Al duluan aja, aku mau ke kamar mandi dulu." Alonzo yang mendengar itu hanya mengangguk dan beranjak meninggalkan kelas.
Vian sendiri langsung bergegas menuju kamar mandi karena sudah tidak tahan, masuk kedalam salah satu bilik dan menuntaskan hasratnya, setelah selesai dan membuka pintu Vian langsung terkejut ketika melihat kehadiran teman kelasnya itu yang bernama Farel.
Brugh.
Vian terjatuh dan kepalanya langsung membentur bidet shower didalam kamar mandi kerena tiba-tiba Farel mendorongnya sangat keras, kepalanya juga tiba-tiba berdenyut nyeri yang membuat Vian memegangi kepala bagian belakangnya yang terkena benturan, "Sampah kaya lu gak pantes ada disini."
Bugh.
Tanpa berperasaan Farel menendang perut Vian yang membuat sang empu langsung terbatuk dan meringis, "Gua bakal bikin lu gak betah sekolah disini, dasar sok imut. Jijik gua berurusan sama sampah kaya lo!"
Setelah mengatakan itu Farel segera beranjak sebelum ada oranglain yang melihat perbuatannya dan meninggalkan Vian yang terdiam ditempat dengan tubuhnya yang terlihat bergetar.
"Dasar sampah."
"Anak pungut berarti Anak sampah ya?"
"Iyuh ada sampah lewat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvian (On Going)
Teen FictionDibuang.. dipungut.. lalu dibuang lagi. Hidupnya penuh dengan berbagai luka, tapi dia selalu bersyukur dengan hidupnya walaupun harus berjuang melawan rasa sakit. Namun semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seseorang yang dia panggil Abang. Ap...