TWENTY-FIVE

52 8 1
                                    

Happy reading!!!


























Natasha berkutik dengan alat masak di dapur mewah rumah Aaron. Dia sudah memasak beberapa makanan. Dia tidak sendiri, dia di temani oleh bunda Aaron dan salah satu pembantu rumah Aaron.

Dia begitu fokus dengan masakannya hingga tidak sadar dengan keberadaan Aaron di sampingnya. Pemuda itu tersenyum melihat Natasha yang begitu fokus, sesekali dia terkekeh melihat Natasha yang sedikit kesal karena masakannya.

"Santai aja kali masakannya, ini bukan master chef" ledek Aaron ketika Natasha menggerutu.

"Diem kak, kakak gak tau kalau masakan itu harus enak" jawab Natasha tanpa menoleh. Tangannya sibuk menaburkan garam dan beberapa penyedap rasa. Di rasa rasanya sudah enak, Natasha tersenyum puas.

"Udah selesai" seru Natasha bahagia. Dia segera menaruh masakannya di piring kemudian dia taruh di meja makan. " Bunda, aku udah selesai nih"

Natasha berjalan mendekati bunda yang ternyata juga sudah selesai memasak. Aaron yang di abaikan berdecih. Jika sudah berdua Aaron di abaikan, tapi dia senang karena Natasha sudah begitu akrab dengan sang bunda.

"Bunda juga udah selesai nih, yuk kita makan"

"Nyonya, saya  juga selesai masaknya" bibi memberikan sepiring ayam goreng kepada bunda Aaron.

"Bibi ikut kita makan aja, boleh kan bunda?" Natasha melirik bunda, meminta persetujuan. Wanita itu mengangguk sambil tersenyum. Tentu dia mengizinkan bibi untuk makan bersama.

"Enggak deh non, bibi makan di belakang aja"

"Kita masak banyak loh bi, masa cuman bertiga"

"Udah gak papa bi, yuk kita makan sama-sama" ajak bunda.

"Serius gak papa nyonya?" Bunda mengangguk, " makasih nyonya, non"

Natasha tersenyum ramah. Lagi pula mereka memasak banyak, mana mungkin bisa habis hanya dengan tiga orang di meja makan. Mereka berempat duduk dengan nyaman dan segera menikmati masakan hasil dari tiga chef.

"Makan yang banyak bunda" Natasha memberikan sepotong ayam goreng untuk bunda, dia juga memberikan kepada bibi dan juga Aaron.

"Kamu udah pantes sih jadi istri aku" celetuk Aaron membuat Natasha mengerutkan keningnya. " Bunda, kalau aku nikah sama Natasha boleh gak?"

"Emang Natasha nya mau sama kamu?"

Pertanyaan bunda membuat wajah Aaron berubah datar dan itu mengundang tawa Natasha dan bibi. Bukanya di dukung malah di ledek pikir Aaron. " Ya pasti mau lah, kalau gak mau pasti Natasha gak jadi pacar Aaron" bela Aaron penuh percaya diri.

"Kalau gak di paksa aku gak bakal jadi pacarnya kak Aaron, bunda" sahut Natasha membuat Aaron gemas sendiri. Ingin rasanya berteriak karena tidak ada yang mendukung.

"Bi, kalau menurut bibi Aaron cocok gak sama Natasha?" Aaron beralih menatap bibi. Perempuan paruh baya itu tersenyum kemudian mengangguk membuat Aaron kesenangan. bibi memang yang terbaik. " Cuman bibi doang yang dukung Aaron, gak kaya kalian berdua"

Aaron memeluk tangan bibi, dia menyenderkan kepalanya di bahu bibi. Di asuh sejak kecil oleh bibi membuat Aaron lebih dekat dengan bibi daripada kedua orangtuanya. Mungkin ini kali pertamanya dia bisa merasakan kebahagiaan bersama keluarganya meskipun tidak lengkap. Sang ayah belum juga pulang, padahal Aaron sudah menunggu untuk berbicara dengan bundanya agar masalahnya cepat selesai.

My Possessive Boyfriend | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang