chapter 14

9 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

😎

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tanya Hati - Pasto

Andin merubah posisi Tengkurapnya menjadi duduk dan menyenderkan tubuhnya ke punggung Kasur miliknya, sedangkan Arga yang duduk di bagian pinggir Kasur Andin hanya terdiam menatap punggung Andin serta foto yang Andin ambil tadi.

Suasana di ruangan mendadak menjadi dingin dan hening tidak ada satupun dari mereka yang membuka obrolan satu sama lain, sementara Andin yang secara perlahan mulai membukukan tubuhnya serta memeluk lututnya sendiri, Arga yang sedari tadi menatap punggung Andin dengan rasa penuh iba mulai memindahkan posisi duduknya tepat di samping Andin.

"Din?" panggil Arga dengan penuh kelembutan.

Tidak mendapat jawaban dari Andin.

"Din?" panggilnya lagi, yang membuat Andin perlahan menengok kearahnya dengan pipi yang basah karena air mata.

"loh kok nangis?" tanya Arga bingung yang kemudian menghapus air mata Andin.

"Gue kangen" Jawab Andin seadanya.

"iya gue tau. Terus elo mau apa? Ketemu lalu ngobrol berdua sambil bahas hal yang nantinya akan bikin elo sakit sendiri? Atau Cuma sekedar ketemu kayak orang yang saling ga kenal? Asal elo tau din, itu semua akan menjadi hal yang paling menyakitkan buat elo sendiri bahkan tanpa elo sadari din" Tanya Arga dengan tatapan yang lembut, yang kemudian hanya mendapat jawaban gelengan kepala dari Andin.

"gue seburuk itu ya sampe dia lebih milih buat selalu deket sama Dinda? Sampe seterbuka itu Sama Dinda dan sampe segamau itu ngeliat gue?"

Kali ini Andin berhasil membuat Arga yang duduk tepat di sampingnya terdiam lebih lama, bukan untuk mengakui bahwa ucapan Andin itu benar.

Arga menggelengkan kepalanya "nggak! elo tuh ngomong apasih din? Sekalipun elo buruk di mata Lintang, tapi bahkan elo ga pernah punya versi buruk buat gue. Elo harus tau Cuma Manusia tolol yang bikin elo nangis kayak gini" Lagi lagi Arga menghapus Air mata Andin

"You know, if on this earth he was the only one left, maybe I would never have chosen him in the first place" ucapnya yang kini tangisanya semakin menjadi.

"Din.. udah jangan nangis. Jangan bikin gue yang udah kacau jadi makin kacau karena liat elo yang berantakan gini"

Ia kini sudah berhasil meraih Andin dalam pelukanya yang masih terus menangis, ia mengelus dengan penuh kelembutan rambut panjang milik Andin yang kini membuat tangisan andi semakin pecah. Sesekali ia memejamkan matanya lalu membuang kasar napasnya seolah menjadi sebuah isyarat dirinya bahwa ia sudah gagal dalam hal menjaga Andin lebih dalam dan membuat Andin seberantakan ini.

Betapa Terpaksanya Arga menahan Amarah yang selama ini sudah ia simpan sedari lama, bukan situasi yang mudah untuk ia hadapi terlebih lagi ini perkara Andin. Sungguh, Arga yang kini tak dapat lagi membendung kecewanya yang ia dapati dari orang yang sama dengan Andin namun juga tidak bisa melakukan apapun. Terlebih lagi hubungan Andin dan Lintang meskipun sudah berakhir bukanlah hal baru untuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GONE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang