Chapter 9

18 3 0
                                    

By the way sorry banget lama untuk update chapter yg bagian 9,

karena berhubung sebelumnya terlalu banyak problem dan  tugas yang menumpuk dan kemaren baru aja selesai UAS wkwk

..../\/\....

SELAMAT MEMBACA

😎

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tere - Awal yang Indah

aku yang upaya, ternyata aku pula yang meruntuhkan.

sungguh, menjadi bodoh dalam cinta bisa seinstan itu

*

Selama perjalanan, Bimo hanya memasang wajah datarnya sesekali tersenyum ke arah andin, namun pandangan Andin sepenuhnya milik jendela mobil dan jalanan yang di lintasi oleh kendaraan yang berlalu lalang. Ia paham bagaimana kondisi perasaan Andin saat ini, ingin rasanya ia memaki dirinya sendiri karena merasa sudah gagal dalam menjaga Andin adik semata wayangnya.

"Gue paham Din, gimana rasanya kehilangan seseorang. Tapi cukup elo tau bahwa ada banyak hal yang emang sebaiknya untuk di simpan sendiri termasuk sisa sisa perasaan elo untuk dia. Semua emang terkesan sepele tapi nggak dengan kenyataanya" Bimo melajukan mobilnya secara perlahan, sesekali ia melirik ke arah Andin yang menatap kosong jalan dan kendaraan yang berlalu lalang melalui jendela mobilnya.

"Emosi elo lagi nggak stabil. Elo juga lagi PMS elo cuma perlu istirahat yang cukup untuk menetralkan rasa emosional elo yang terlalu berlebihan"

Andin Diam. Tak memberi jawaban ataupun respon sedikitpun kepada Bimo. Meskipun sebetulnya Bimo tidak begitu perlu untuk mendapatkan jawaban dari Andin. "saran gue, elo temuin dia untuk tau bagaimana perasaan elo ke dia."

Andin menoleh dan menatap ke arah bimo. ucapanya barusan seakan menyuruhnya untuk bunuh diri secara terang terangan di hadapan Lintang. Mengingat ucapan dan pertemuanya dengan Lintang hari itu saja sudah membuatnya merasa sangat sakit dan merasa sedih.

"kalo elo emang nggak siap. Nggak usah di paksain, cukup diri sendiri aja yang paham gimana kondisi hati kita sekarang" lanjutnya dengan senyuman yang kini terukir di bibir manisnya.

***

Dosen teknik Informatika tengah menjelaskan materi yang sebenarnya memang sangat sulit di mengerti dan di cerna oleh otak Andin dan Harus di akui Pertengahan semester tiga kali ini, rasanya ingin sekali Andin skip untuk segera menuju ke semester selanjutnya atau mungkin ingin cepat cepat menuju akhir semester dan segera wisuda, semuanya seolah menjadi hal yang paling membosankan di semester ini. Andin membuang kasar napasnya, yang semakin merasa jenuh dengan suasana kelas yang rasanya membuatnya ingin melarikan diri dari ruang kelasnya. sesekali Andin celingak celinguk menatap teman temanya yang juga sedang memperhatikan materi yang di jelaskan dosen dengan wajah seriusnya masing - masing.

GONE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang