Chapter 2

67 7 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pernah menjadi satu.
satu cerita.
ingin mengulang, tapi kamu yang menegaskan semua tak akan pernah terulang lagi.
cukup sekali, dan hanya sekali.

🎧 Langit sore - Rumit

***

"Kalian bisa nggak, nggak udah pake berantem dong tolong akur sehari aja gitu susah banget emang buat akur yak?" ucap Diana yang sedang merapikan meja makan,

"ka Bimo ganggu adek lagi tidur bun, adek kan ngantuk banget bun.. bilangin ka bimo dong bunda jangan ganggu adek kalo adek lagi tidur" Rengek Andin pada Diana, Bimo hanya menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali, Diana hanya menggelengkan kepalanya.

"Nggak ganggu kok , bimo Cuma mau nyuruh dia makan bun, liat aja penampilanya Andin giliran Bimo sebut nama Lintang semangatnya ngalahin pahlawan NKRI waktu berjuang dulu" Timpal bimo tak mau kalah.

"udah belum berantemnya? Kalo udah sekarang bunda yang ngomong, kamu cepetan ke ruang tamu gih, liat di ruang tamu ada siapa tuh" ucap Diana seraya mengelus lembut rambut Andin.

Andin hanya melirik ke arah ruang tamu lalu tersenyum.

Bimo membulatkan matanya tak percaya, kenapa bisa ucapanya yang bercanda malah terjadi dalam waktu sesingkat itu Bimo menggeleng tak percaya.

"Bunda ga bercanda kayak ka Bimo kan?"

"enggak sayang" Diana hanya tersenyum sambil mengelus halus rambut andin lagi.

***

Lintang menatap sekelilingnya memperhatikan setiap sudut rumah, Rumah yang sederhana yang terlihat cukup elegant dengan di hiasi beberapa foto keluarga yang terpajang di dinding.

Sudah cukup lama sekali Lintang tidak datang kesini, tidak ada yang berubah.

Tatapan Lintang terhenti pada satu sudut rumah yang membuatnya sulit mempercayainya, foto Andin dengan Bimo yang dapat di bilang cukup membuatnya memiliki arti sendiri.

Antara percaya atau tidak Lintang dapat melihat Andin tepat di hadapanya.

"Lintang?" Tanya Andin Memastikan bahwa itu adalah Lintang.

Kali ini Lintang hanya tersenyum.

Senyum yang sudah lama sekali tidak pernah di lihatnya lagi setelah semua berakhir, Andin hanya tersenyum tipis dapat merasakan bahwa Lintang tersenyum karena dirinya.

"Bisa kita pergi? Sekarang." Lintang langsung masuk ke intinya karena malas basa basi.

"tumben Lintang ngajak Andin pergi, ada apa?" Tanya Andin yang merasa tak percaya dengan ajakan Lintang dan kedatangan Lintang.

GONE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang