Disebuah rumah di pinggir hutan yang lebat terdapat di dalam nya seorang anak kecil yang menangis terisak di sudut kamar dengan luka memar pada wajah nya. Pipi yang terluka akibat sayatan pisau serta bibir yang terluka disebabkan tamparan keras, luka fisik serta batin anak kecil itu hanya meringkuk takut.
"Mommy,,, hiks" lirih nya memeluk lutut yang terluka
Dia di tinggal sendiri dalam keadaan terluka, tak ada makanan dan minuman yang dia dapat kan, sudah dua hari dia berada di dalam rumah semenjak kejadian penculikan itu, kondisi tubuh yang lemah dan rapuh hanya mampu menangis memanggil sang Mommy. Sungguh malang nasib nya hidup sendiri di tengah hutan yang bisa saja ada hewan buas masuk ke dalam rumah.
Dia memegang perut nya yang terasa lapar sekaligus perih, tenaga nya sudah tak ada membuat dia hanya telentang di lantai dingin menangis tiada henti. Nafas nya terasa sesak dan susah untuk menghirup oksigen.
"M-mom-my hiks,, to-lo-ng" lirih nya tersengal sengal berharap ada bantuan namun dia sadar bahwa harapan nya tak kan bisa jadi kenyataan hingga mata mungil itu mulai terpejam.
Di daerah Seoul
Seorang wanita duduk di sebuah cafe bersama seorang wanita yang seumuran dengan nya, duduk berhadapan sambil meneguk minuman yang mulai dingin.
"Yerin-ah, ada apa?" tanya seorang wanita itu memecah keheningan
"Aku berhasil membuat Jennie Kim menderita kehilangan putri nya, Minjoong" jawab nya
Minjoong terbelalak kaget mendengar jawaban Yerin, menggeleng tak percaya dengan apa yang dilakukan sahabat nya yang dia kenal semenjak SMP.
"Apa kamu gila hah? Memisahkan seorang ibu dan anak nya,, coba kamu di posisi Jennie jika kamu di pisahkan dari putra mu bagaimana rasanya,, pasti sangat menyakitkan!? Apa kamu pernah berfikir kesana?!"
Yerin tertegun dengan perkataan sahabat nya, melihat wajah kesal dan terkejut Minjoong sejenak dia terdiam memikirkan apa perbuatan nya itu, namun egois dan ambisi nya lebih besar hingga membuat dia mengangkat bahu acuh.
Minjoong menghela nafas kasar melihat respon dari Yerin, dia menyandarkan tubuh nya kasar dan menatap lama wajah Yerin yang tampak tenang dan santai."Dimana anak kecil itu kamu sembunyikan?" tanya Minjoong
"Di sebuah rumah yang banyak hutan nya serta sepi dan tak pernah ada yang melewati nya, aku tak tahu apa kah bocah itu mati atau masih hidup,"
Kembali Minjoong menatap sahabat nya dengan wajah terkejut mendengar jawaban Yerin, dia menggeleng frustasi melihat sahabat nya.
"Yerin, kenapa kamu lakuin itu hah? Astaga kamu membiarkan anak yang tak berdosa dan tak tahu apa apa di tengah hutan!?" tanya Minjoong dingin
Yerin terkejut mendengar suara dingin Minjoong menatap lekat wajah sahabat nya,"Minjoong, aku hanya ingin Hanbin melihatku, menerima dan mencintaiku sebagai seorang wanita sekaligus istrinya,"lirih Yerin sendu
Minjoong merasa sedih melihat Yerin karena suami nya yang tak pernah mencintai dan menyayangi Yerin namun disisi lain dia sangat kesal dengan perbuatan sahabat nya ini.
"Yerin kalo memang masalah nya Hanbin yang masih mencintai Jennie, kenapa kamu lampiasin pada anak kecil yang tak tau apa apa yerin? Jika pun Hanbin masih mencintai Jennie, apa Jennie juga mencintai nya hah? Apa Jennie merebut nya dari mu? Coba lah berfikir jernih, jangan sampai kamu menyesal suatu hari nanti dan membuat kamu kehilangan orang yang kamu cintai dan sayangi." sarkas Minjoong menatap Yerin
"Aku ingin Hanbin membenci Jennie, dan aku tak peduli resiko nya apa, aku hanya ingin Hanbin menjadi milik ku dan Jisung," acuh Yerin
"Terserah padamu Yerin, aku sudah menasehatimu," pasrah Minjoong dengan keras kepala sahabatnya
Yerin tersenyum menyandarkan tubuh pada kursi menatap keluar jendela.
"Minjoong-ah, tolong jangan beritahu siapa pun termasuk Hanbin tentang apa yang aku lakukan terhadap anak nya Jennie," ujar Yerin memohon agar rahasia nya tak di bongkar
Minjoong terdiam sejenak menatap Yerin yang memohon, karena tak tega melihat sahabat nya Minjoong menganggukan kepala nya, menghela nafas pasrah.
"Gomawo," ucapnya menggenggam tangan Minjoong
"Nee, tapi aku berharap kamu tak melakukan lebih dari ini, setidak nya kamu berikan bocah kecil itu makanan dan minuman agar tak menderita Yerin, kasihani lah bocah kecil yang tak tahu apa pun itu.. Bayangkan jika itu putra mu berada di posisi anak kecil itu..aku hanya meminta itu Yerin," sahut Minjoong menatap Yerin berharap agar dia tak menyiksa bocah kecil yang tak berdosa
Yerin yang melihat tatapan berharap sahabat nya mengangguk pelan membuat sudut bibir Minjoong terangkat dan mengucapkan terimakasih pada Yerin.
Jiyong bersama dengan anak buah nya mencari keberadaan cucu kesayangan sudah dua hari semenjak penculikan bahkan polisi sudah di kerah kan namun sampai sekarang belum membuahkan hasil membuat Jennie semakin terpuruk dan hancur.
"Rosie, kamu dimana, Nak hiks? Maafin Mommy tak bisa menjaga mu hiks, kembali lah Rosie, hiks" Jennie menangis duduk di depan ruang keluarga
Jisoo dan yang lain menatap sedih dan prihatin, dia juga ikut merasakan bagaimana rasanya kehilangan anak satu satu nya. Kai mendekati Jennie yang duduk menangis.
"Jennie, sudah jangan menangis, Rosie pasti kembali," kata Kai lembut
"KAPAN KAI? AKU MAU ROSIE, PUTRI KU..AKU TAK TAU BAGAIMANA NASIB ANAK KU, APA DIA BAIK BAIK SAJA ATAU TIDAK!!" bentak Jennie menatap Kai tajam
Kai terkesiap mendapat bentakan itu, Jisoo menenangkan adik nya yang emosi.
"Jennie sabar dek," usap Jisoo lembut
"Eonnie,, bagaimana aku bisa sabar eon,, anak ku diluar sana apa dia makan dan minum, apa dia kedinginan atau kepanasan hiks?! "
"Eonnie, bukan kah sebelum terjadi penculikan itu, lelaki bajingan itu datang kerumah mu? Bisa jadi bukan kalo dia menyuruh seseorang menculik Chaeng karena eonnie tak mengizinkan nya bertemu dengan Chaeng," kata Joy yang di angguk setuju oleh Yerim
Seketika Jennie terkejut mendengar perkataan adik sepupu nya, dia tanpa mengucapkan kata langsung meraih kunci mobil dan berlari keluar rumah, tentu membuat mereka panik dan kaget dengan perbuatan Jennie.
"Oppa, tolong kejar Jennie eonnie," ucap Lisa pada Kai
"Nee, kalian tenang saja aku akan menjaga Jennie," Kai langsung lari keluar rumah Jennie
"Pasti Jennie pergi menemui lelaki bajingan itu," geram Jisoo
"Eonnie, aku dan Joy eonnie akan pergi ke perusahaan bajingan itu," Lisa menarik tangan Joy
"Hati hati Lisa, Joy, " ujar Jiah
Disisi lain Jennie melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, emosi dan amarah nya serta perasaan sedih mendominasi diri nya, tanpa takut dia menyelip mobil dan motor sedangkan Kai ketinggalan jauh bahkan dia khawatir dengan keadaan Jennie, wanita yang sangat di cintai nya.
Sesampai di perusahaan milik Hanbin, jennie menghempaskan pintu mobil kasar dan berjalan masuk menuju lift tanpa bertanya apa kah Hanbin ada atau tidak yang dia fikirkan adalah bertemu MANTAN kekasih nya itu.
Dia berjalan menuju ruangan Hanbin dengan wajah datar dan dingin, aura nya yang dingin membuat para karyawan disana tak berani menegur atau pun menyapa nya.BRAKK..
Votement
See you 🌹👋
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS YOU (End)
Fantasy"Mommy, Daddy dimana? " "Mommy gak tau, udah mati kali," "Really Mom?" #Blackpink #Siblings