Flashback
Penyesalan yang dulu dia lakukan sangatlah fatal. Sejujurnya dirinya tidak mau melakukan hal tersebut, namun demi kenyamanan keluarga juga semuanya terpaksa dilakukan. Baru satu tahun ini Ashel dan keluarga kembali beraktifitas seperti biasanya.
Semua permasalahan dari perusahaan tempat kerja papanya. karena papa Ashel terkena kasus yang mengatasnamakan nya padahal dirinya juga termasuk korban karena dijerumuskan oleh orang lain. Maka dari itu semua kerumitan dimulai.
"Sementara kita pindah dulu dan jangan bilang siapapun sampai masalah tersebut selesai. Kalian harus aman, papa akan urus semuanya. Semua jejaring sosial kalian non-aktifkan."
"Pah, aku bilang dulu Zee ya? Nanti diacariin aku, dia ngga bakal kasih tau siapa-siapa dia pinter jaga rahasia kok." Tatapan polosnya terhadap sang papa.
"Jangan, Cel. Nanti ada waktunya kita kasih tau, ngga sekarang."
"Tapi Pah nanti gimana dia bingung kalo Ashel ngga ada." Matanya sudah berkaca-kaca hendak menangis.
"Ngga Cell. Nanti okey? Kamu asti ketemu lagi ngga lama kok, yaa..."
Ashel menangis karena tidak diizinkan untuk bertemu Zee dulu. Dia merengek sampai mereka diperjalanan untuk pindah sementara. Dia ngambek sama orang tuanya.
Mommy nya berusaha membujuk, kakaknya juga adiknya tetap saja Ashel hanya ingin bertemu Zee dan bilang dia pergi sebentar. Kabar itu sangat penting.
Zee pernah bilang sama Ashel, gini, "Cel, jangan pernah jauh dari aku, ya? Jangan pernah tinggalin aku karena aku gatau bakalan sama siapa. Aku gapunya temen seakrab kaya kamu. Kalo kamu marah sama aku pokoknya jangan pergi jalan keluarnya. Aku lemah banget kalo ngga ada kamu. Janji ya, Cel?" Dan kelingking mereka saling bertaut satu sama lain sebagai tanda janji mereka.
Perkataan itu selalu terputar berulang kali di kepala Ashel. Mereka berdua adalah sahabat yang saling menguatkan satu sama lain, dalam hal apapun. Sebanyak apapun teman mereka tapi tetap mereka akan kembali berdua.
Flashback off
Selama pertandingan sekolahnya berlangsung Zee masih di klinik, tapi sendirian karena pelatihnya harus kembali kesana buat mengawasi yang lain. Dia cuman bisa bengong natap langit-langit ruangan klinik.
Baru deh anak-anak nyamperin setelah mereka selesai tanding. Mereka khawatir dan bertanya semuanya tapi sekaligus membawa kabar gembira kalo tim mereka menang dan akan tanding di tahap berikutnya besok.
"Napa diem. Gaboleh sedih, tenang masih banyak kesempatan buat kamu setelah ini Zee. Aku yakin. Jadi tetep jadi Zee yang pantang menyerah dan selalu kerja keras! Semua disini sayang sama kamu." Chika merangkul memberi semangat adik kelasnya ini yang duduk terdiam di ranjang klinik. Tersenyum.
"Iya Ka Zee harus tetep happy kiyowo," Kata adik kelas Zee. Ngakak tapi berhasil membuat Zee tersenyum.
Mereka semua memberikan semangat ke Azizi. Benar-benar keluarga kedua adalah mereka yang selalu saling menjaga dan support. Zee senang bisa bertemu mereka semua.
"Eh guys Pak Arief nih ngabarin anak-anak suruh ke mobil buat balik ke sekolah. Kalian duluan aku temenin Zee dulu." Ujar Chika. Anak-anak pun mengangguk dan pamitan deh mereka duluan buat balik ke sekolah.
Ngga lama dari mereka pada pergi Christy dateng bareng sama Fiony mereka udah ganti baju. Reflek Zee sama Chika nengok ke pintu saat mereka dateng.
"Zoy! Gimana? Tuh kan kata aku juga kamu tuh jangan memaksakan. Lagian tadi parah sih lawannya itu nge body kamu keras banget tau." Mulai heboh. Kakaknya sampe natap ogah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Human Being [ZEE]
Teen FictionAzizi Shafa. Dia adalah sosok orang yang ngga ada duanya di dunia ini. Manusia manis dalam segala aspek sampai terkadang orang lain juga bingung kenapa dia bisa semanis itu. Semua orang ingin memiliki sosok seperti Azizi atau ingin seperti sosok Azi...