Proses pemeriksaan kaki Zee cukup lama karena sampai di rontgen sampai di pindah ruangan beberapa kali. Semuanya menunggu di luar ruangan, namun tiba-tiba mama Zee menghampiri memeluk Ashel. Tadi Zee sempat menceritakan sedikit di mobil tentang kenapa bisa bertemu Ashel.
Mereka saling memeluk dan sama-sama menangis. Ashel mengucapkan kata maaf sementara mama Zee mengelus punggung Ashel.
"Udah udah yang lalu biarkan di belakang. Sekarang tante seneng ketemu kamu lagi dan Zee juga ngga kalah senengnya ketemu kamu. Kita do'a in dia sekarang semoga ngga kenapa-napa okey?" Air matanya diusap oleh mama Zee dan dicium juga pipi serta kening Ashel. Sudah dianggap anaknya sendiri.
Mereka sama-sama menunggu. Sampai dokter membukakan pintu ruangan laku mengajak mama Zee ke ruangan sang dokter. Jadi Ashel disuruh masuk menemui Zee. Ashel mengajak Jessi masuk juga.
Terlihat kaki Zee di medicrepe kembali sampai ke betisnya. Ashel melihat itu ingin menangis lagi tapi dia janji sama dirinya untuk tidak menangis lagi di depan Zee saat ini.
"Sini duduk di kasur, Cel," Zee menepuk-nepuk kasurnya menyuruh Ashel duduk disana. Dan dia menurut. Duduk menghadap ke arah Zee.
Tangan Zee meraih jemari Ashel dan di genggamnya, tapi mereka saling diam selama menunggu mama Zee masuk ruangan. Salah satu dari mereka tidak ada yang memulai obrolan sibuk dengan isi kepala masing-masing.
Ketika orang tua Zee masuk memberitahu hasil obrolan dengan dokter bahwa Zee harus pemulihan cukup lama terhadap kakinya untuk bisa beraktifitas aktif seperti sebelumnya. Dari dokter dia diberikan surat izin sakit selama 1 minggu namun anaknya selalu menentang.
"Kelamaan, Ma. 3 hari aja aku udah bosen di kamar terus." Protesnya. Mamanya sampe gemes sama anak cewek satunya ini yang paling ga betah lama-lama di rumah.
"Pemulihan sayang karena nanti kamu tetap harus berobat jalan buat cek perkembangannya," Papanya kini yang mengambil alih dan dengan lemah lembut berbicara pada Zee.
Pembahasan itu di jeda dan akan berlanjut di rumah nantinya. Karena sekarang Zee sudah boleh pulang. Ashel tidak ikut ke rumah Zee karena dia harus pulang takutnya dicariin sama mereka. Sebelumnya mereka sudah saling bertukar kontak untuk lebih mudah menghubungi satu sama lain.
***
Zee udah empat hari di rumah. Tadinya dia minta sekolah hari ini cuman sama mamanya ngga di bangunin jadi dia kesiangan alhasil ngga masuk sekolah lagi. Diam di kamar doang kerjaannya. Tadi siang habis periksa perkembangannya cuman masih belum pulih total.
"Sumpah sebel banget ini ngga ngapa-ngapain di kamar," Dengusnya sendirian. Dari tadi udah scroll tiktok, buka instagram, twitter, tapi boseeen.
Tringg.
Acel : Zee... Aku mau ke rumah kamu yaZee meraih handphonenya dan saat melihat isi pesan langsung tersenyum ber-yes ria lalu dengan cepat membalas pesannya.
Zee : Iya sini cel, hati-hati di jalan
Cukup lama menunggunya, tapi akhirnya terdengar di luar Ashel baru saja sampai dan bertemu mamanya di depan. Langsung Zee membuka pintu kamar dan menunggu Ashel naik ke kamarnya.
Senyuman mereka saling bertemu. Di kamar mereka hanya duduk-duduk. Dan Ashel melihat seisi kamar Zee yang tidak berubah banyak dari terakhir dia datang ke kamar tersebut. Foto mereka berdua pun bersama kucing mereka masih ada di figura tersimpan rapih.
Sekarang mereka berdua tengah duduk santai di taman kecil rumah Zee karena anaknya udah ngga betah di kamar lagi. Angin sepoi-sepoi menemani mereka berdua siang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Human Being [ZEE]
Teen FictionAzizi Shafa. Dia adalah sosok orang yang ngga ada duanya di dunia ini. Manusia manis dalam segala aspek sampai terkadang orang lain juga bingung kenapa dia bisa semanis itu. Semua orang ingin memiliki sosok seperti Azizi atau ingin seperti sosok Azi...