Sudah hampir 2 minggu Ashel memblokir semua akun media sosial Zee. Selama itu juga Ashel lebih banyak diam dan melamun, berusaha untuk tidak memikirkan tapi selalu ada dipikirannya. Kali ini Ashel benar-benar kecewa dengan keputusan Zee yang lebih memilih berbohong daripada menceritakan semuanya secara jujur dari awal.
"Hari ini ke sekolah mau bawa mobil, sayang?" Tanya mommy nya sambil memberikan segelas susu ke Ashel.
"Ngga, Mom, naik ojol aja pulangnya mau ngerjain tugas dulu di rumah Chelsea." Jawabnya.
"Eh Cel, tumben udah lama ngga ngeliat Zee. Biasanya seminggu ada aja ke rumah ngapain gituu, ini udah lama jugaa." Tanya Sang Kakak. Pertanyaan tiba-tiba yang membuat mood Ashel naik turun.
"Emang ga di rumah dia. Udah ah gue berangkat, ojolnya udah sampe." Ashel menghindari pertanyaan lainnya tentang Zee, padahal ojolnya masih belum sampai.
Kakaknya melirik dengan sedikit kecurigaan atas jawaban Ashel, tapi tidak bertanya lebih lanjut karena adiknya mau berangkat sekolah.
Menjelang akhir tahun, kelas 12 mulai banyak kegiatan, ujian, tugas besar untuk syarat kelulusan dari bangku SMA. Ashel akhir-akhir ini juga selalu pulang malam karena mengerjakan tugas beraama teman-temannya. Dari kesibukannya diluar sedikit mengalihkan pikirannya tentang permasalahan dengan Zee.
Ashel sudah berjanji dengan dirinya untuk fokus dulu dengan ujian-ujian sekolah dan mengesampingkan hal-hal yang mengganggunya. Salah satu caranya yang dilakukan adalah dengan sangat jarang mengecek handphone nya.
***
Keadaan Zee di LA setelah tahu bahwa dirinya di blokir dari segala akun oleh Ashel, sudah pasrah dan jalan satu-satunya adalah dirinya pulang ke indo selesai semester ini jika memang ada waktu yang memungkinkan karena dari beasiswa Zee selalu ada kegiatan-kegiatan selingan selain perkuliahan.
Zee menyibukkan dirinya mendaftar beberapa kegiatan sebagai selingan waktu luangnya. Dua hari kemarin menjadi volunteer kegiatan internasional kampus yang membuatnya bertambah luas pertemanan lintas jurusannya.
Ohiya, plot twist sekali kemarin saat menjadi volunteer ternyata Zee bertemu kembali dengan Matthew. Temannya saat Exchange di London saat SMA. Dia kuliah di kampus yang sama juga dia anak jurusan perhubungan internasional.
Saat acara kemarin mereka tidak banyak mengobrol, tapi siang ini mereka janjian makan siang bersama kebetulan waktu kosong mereka sama juga.
Zee sudah sampai di tempat janjian mereka. Menunggu Matthew, Zee sambil mengerjakan beberapa tugasnya untuk pertemuan selanjutnya. Hampir selesai Zee mengerjakan tugasnya, Matthew baru datang.
"Ahh, Zee i'am sorry for being late." Matthew duduk di kursi depan Zee.
"No, no, Matt. Relax." Zee memberikan buku menu ke Matt dan menutup tabnya karena sudah ada temannya sekarang.
Tidak lama membuka buku menu Matthew langsung memesan makanan dan minumannya. Dan sekarang tengah menatap Zee dengan tersenyum.
"Okey, now, how are you as apa kabar?" Tanya Matthew dengan mengucapkan bahasa indonesia yang cukup fasih dua kata tadi.
"Hahaha waittt, really? You can speak indonesian?" Zee menaikkan satu alisnya tidak percaya. Matthew mengangguk.
"Daebakk. I'am good, Matt. You?" Balik bertanya Zee.
"Baik, Zee. Saya, oh no, aku? Or what?" Matthew mau berbicara menggunakan bahasa indonesia namun bingung menyebutkan dirinya menggunakan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Human Being [ZEE]
Novela JuvenilAzizi Shafa. Dia adalah sosok orang yang ngga ada duanya di dunia ini. Manusia manis dalam segala aspek sampai terkadang orang lain juga bingung kenapa dia bisa semanis itu. Semua orang ingin memiliki sosok seperti Azizi atau ingin seperti sosok Azi...