Perjalanan panjang sudah Zee lewati semua keseruan dengan teman baru dan pengalaman baru. Semuanya merupakan kenangan indah buat Zee dan semoga suatu saat nanti bisa kembali ke London dan bertemu dengan Matthew dan Jesse. Sekarang dia sudah kembali ke Indonesia.
Dari pintu keluar Zee di sambut mamanya yang langsung memeluknya. Juga adik-adiknya. Kakaknya dan kembarannya langsung mengambil alih koper dan memasukkan ke bagasi mobil.
Zee masih jetlag, tapi dia happy. Sampai rumah makan banyak kebetulan mamanya memasakkan makanan kesukaan Zee. Keluarganya sangat merindukannya, adik-adiknya sudah asik bongkar koper mencari oleh-oleh.
"Aku kangen banget makanan Indo." Ucapnya sambil dengan lahap makan. Mamanya menemani di meja makan bersama papanya yang setia duduk sebelah Zee dengan rasa bangga tiada habisnya.
"Makan yang banyak sayang, habis itu istirahat jangan kemana-mana dulu," Ucap papanya sambil merangkul dan mengelus kepala Zee, lalu mencium keningnya.
Dan setelah selesai makan, Zee main sebentar bareng adiknya terus dia masuk kamar tidur. Bangun-bangun sudah berganti hari, dia bangun siang jam 11. Untungnya dia masih diberikan izin 3 hari dari sekolah untuk istirahat.
Siang ini dia mager-mageran di atas kasur dan baru bangkit sore hari karena mau pergi kasih surprise ke Ashel kalo dia udah sampe. Zee sengaja ngga kasih tau kapan dia pulang, dia cuman kasih tau minggu ini aja.
"Aku mau ke rumah Ashel dulu, Ma." Izinnya. Dia sudah membawa totebag oleh-oleh khusus untuk mommy Ashel dan Ashelnya. Memang terpisah sengaja.
"Emangnya udah pulang Ashel jam segini?" Tanya mamanya. Zee milihat jam dinding. Jam 5 sore.
"Udah harusnya, selasa dia ngga ada kegiatan apa-apa soalnya." Jawab Zee.
"Emang tau dimana rumahnya?" Mamanya nanya tapi membuat Zee bingung.
"Ya taulah Ma aku ke London 3 bulan yakali lupa ingatan rumah Ashel doang." Jawab Zee dengan kekehannya habisnya mamanya aneh kadang-kadang.
"Bukan di rumah itu lagi sekarang." Zee yang tadinya sudah di depan pintu sedang memakai sepatunya langsung menengok ke mamanya.
"Maksudnya? Terus dimana? Pindah? Ashel ngga cerita apa-apa juga sama aku kalo dia pindah."
"Justru itu, sengaja. Tebak pindah kemana?" Mamanya mengajak main tebak-tebakan, tapi sayangnya Zee jago soal itu.
"Rumah dulu? Di komplek ini? Masih rumah mereka kan kalo ngga salah cuman yaa gara-gara masalah waktu itu aja jadi ngga ditempatin?" Mamanya ketawa bener lagi jawabannya.
"Iyaaa. Baru sebulan mereka pindah." Zee kaget tebakannya bener sekaligus senang karena akhirnya rumah Ashel deketan lagi sama dia. Kaya tiba-tiba flashback masa kecil mereka dulu.
"Beneran, Ma?!" Mamanya mengangguk tersenyum. Zee langsung mempercepat menggunakan sendalnya dan dia izin sambil berlari ke garasi bingung mau pake motor atau sepeda, terus dia akhirnya mengeluarkan sepedanya berhubung dekat dan masih satu komplek jadi sepedaan aja.
Mamanya geleng-geleng kepala sama kelakuan Zee yang excited itu sambil teriakin hati-hati bawa sepedanya.
Paling happy Zee selama bersepeda, cuman muterin lapangan komplek terus sampe deh di rumahnya Ashel. Dia mandiri buka pager sendiri terus parkir sepeda di garasi. Dia liat motor klx, baru nih? Punya jastin kali.
Dia ketok pintu tapi sambil membukanya pelan. Dan eh?! Dia kaget ada cowok duduk di sofa ruang tamu.
"Siapa pasyaa sayang?" Seru mamanya. Zee tadi memerhatikan sebentar cowok itu setelahnya dia menyapa adik Ashel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Human Being [ZEE]
Teen FictionAzizi Shafa. Dia adalah sosok orang yang ngga ada duanya di dunia ini. Manusia manis dalam segala aspek sampai terkadang orang lain juga bingung kenapa dia bisa semanis itu. Semua orang ingin memiliki sosok seperti Azizi atau ingin seperti sosok Azi...