Sigit hari ini pulang, anak anaknya pada heboh nyambut oleh oleh yang dipesan.
Mobil sigit terparkir rapih di parkiran, sigit keluar membawa oleh oleh dari yang bisa dimakan ataupun pajangan doang.
"Yeayy!, oleh oleh". Navon nyambar kotak yang berada di genggaman kiri sigit, sedangkan dendra dia nyambar paperbag yang ada di tangan kanan sigit.
"Bapak pulang bukanya di peluk, ditanyain kabar. Malah seolah olah ga liat". Navon dan dendra nyengir.
"Oh iya dek, nanti ikut ayah ke lamarannya jean".
"Lah, bukanya udah 2 minggu yang lalu?". Itu dendra yang nanya.
"Biasa anak kolomengrat, pasti rame lah". Jawab sigit.
"Yaudah ayah mau istirahat, nanti ayah ketuk pintu kamu harus udah siap ya. Formal". Lanjut sigit, navon ngangguk.
"Kamu bisa, semangat adek". Dendra ngusap kepala navon.
Ⓐⓑⓒ
'Ting!
Navon ngelirik handphone yang memperlihatkan pop up dari no tidak dikenal.
+99*****
mengirim anda audio
(Tulus-andai aku bisa)
16.56Navon ngerutin dahinya. Dia ngeplay lagu yang dikirim oleh no ga dikenal itu.
Matanya berkaca kaca setelah menyadari makna dari lagu itu. Hanya satu orang yang mungkin mengirimkan lagu ini.
Navon ngebales chat itu dan termenung
+99*****
(Tulus-andai aku bisa)
16.56Maksud?
17.00(Tulus-pamit)
17.05Kapan lo jadi milik gue
17.09Dan lo gabakal balik lagi
17.10Karena terlalu sad, navon melanjutkan nangisnya sampe gabisa nafas.
Tok tok
"Navon, udah siap belum?". Navon bejalan membuka pintu kamarnya dan langsung memeluk sang ayah dengan tersendu sendu.
"Hey, kamu kenapa?". Sigit mencoba mendorong anaknya agar bisa melihat muka sembab sang anak. Tapi navon menggeleng.
Sigit mengusap punggung sempit sang anak sambil mengecup pucuk kepalanya.
Navon ngedongkak, ngusap air matanya.
"Navon gabisa ayah, navon tau ini salah tapi navon, navon, hueeee". Navon kembali menangis menghentakan kakinya dengan geram.
"Udah, katanya kuat, bisa. Udah janji juga kan sama bunda buat jangan nyerah. Kalo takdir mah gabakal kemana jeannya". Sigit menghapus jejak air mata navon sambil tersenyum.
"Udah, sekarang siap siap. Tunjukin bahwa kamu kuat". Sigit ngedorong bahu anaknya supaya masuk ke kamar.
Navon mengambil anduk dan berjalan dengan tidak semangat menuju kamar mandi.