Chapter 03

82 5 0
                                    

💢
💢
💢

Pukul menunjukkan jam satu lima puluh.
Tepat di mana SMP pulang.
Rara yang sedang sibuk mencari papanya,apakah papanya sudah datang menjemput nya atau belum.
Sedangkan adlyn sudah hendak mengeluarkan sepeda motornya dari perkiraan dan tak sengaja melihat rara dia berniat mengajak cewek itu pulang bareng,dia takut rara menolak,walaupun pada akhirnya memang di tolak.

"Sendirian?belum ada yang jemput? Mau bareng gak?"ucap adlyn.

"Enggak deh gak minat lebih bagusnya gue nungguin papa gue"

"Sok jual mahal lo,untung sepupu kalo gak udah gue tendang lo"ucap adlyn sambil meninggalkan rara.

"Dih"

Rara yang sudah lama menunggu akhirnya yang di tunggu tunggu datang,ternyata si cerewet juga datang.

"Ayo kak naik"ucap papanya sambil menurunkan kaca mobil.

"Iya pah"rara membuka pintu dan duduk di belakang sedangkan  alika duduk di depan bersama papanya.

"Pah kok papa bolehin si cerewet ikut sih pah"memutar bola mata malas.alika yang mendengar perkataan sang kakak tidak terima.

"Ih apaan sih kak,ini juga mobil papa aku"alika menoleh ke belakang dan menunjukkan ekspresi angkuh.

"Mana ada papa gak mau punya anak cerewet kayak alika"rara tertawa jahat.

"Kakak juga cerewet tau"alika mengeluarkan lidahnya.

Sang papa hanya tertawa dia tau memang kedua putrinya selalu berdebat ketiga bersama.
15 menit di perjalanan akhirnya mereka sampai rumah.
Rara langsung berlari kerumahnya.

"Kok bocil ikut sih"lagi lagi rara memancing perdebatan.

"Kakak jahat alika gak suka"alika mulai memukul perut kakaknya.
Alika masih pendek jika dia dekat rara,mestinya memang pendek sih.
Sementara itu rara tertawa melihat ekspresi adeknya terlihat lucu gitu kalo si cerewet marah.

Rara dari tadi sudah rebahan bahkan makan juga udah tapi dia bingung dia harus melakukan apa,ia berniat membuka ponselnya dan menelepon ria di jakarta.
Mungkin ia yang kangen sama ria,bukan ria yang kangen sama rara.
Rara mulai menekan tombol telepon saat kondisi rara yang seperti gembel otomatis rara tak mau video call.

"Cieee kangen ya"

"Dih siapa yang kangen?lo kalik yang kangen"

"Lah lo yang telepon gue yang kangen emang dasarnya lo gengsi bilang kangen sama gue"

"Jangan bahas itu lagi ada sesuatu  yang lo harus tau"

"Apa?,gak punya teman ya dimedan kasihan,makanya balik lo gak bakalan bisa cari sahabat kayak gue"

"Bukan itu anjir"

"Trus apa dong mek?"

"Heh mulut lo tambah kurang ngajar ya"

"Makanya ceritain penasaran gue"

"Sepupu gue"

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang