Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minggu pagi seperti biasanya di kediaman Kim dihabiskan dengan melakukan sarapan bersama, kemudian kembali menuju aktifitas nya masing-masing.
Yeonjun menatap ketiga saudaranya yang lain, kemudian kembali mengalihkan pandangannya kepada layar laptop di hadapannya.
Beberapa saat yang lalu, Taehyung sudah memberikan sedikit demi sedikit tanggung jawabnya sebagai seorang Presiden Direktur perusahaannya yang bergerak di bidang fashion.
Taehyung memilih membangun perusahaan dibidang fashion karena ketertarikannya pada dunia pakaian, begitupun dengan Jennie. Dan pada akhirnya ketertarikan keduanya pada pakaian membuat anak-anaknya juga ikut memiliki ketertarikan pada dunia fashion.
Karena itulah diantara teman-teman seumurannya, keempat Kim bersaudara memiliki style fashion yang paling menonjol dan stylish.
Hyunsuk sebenarnya sudah tersadar dari tidurnya semenjak sepuluh menit yang lalu, tetapi ia lebih memilih memperhatikan Yeonjun menyelesaikan pekerjaannya dan menunda menyelesaikan pekerjaannya.
Sedangkan Ningning dan Ella masih tertidur dengan kaki si bungsu yang berada di atas perut Ningning. Ketiganya dibangunkan secara paksa oleh Yeonjun untuk sarapan bersama.
Jika ditanya kemana perginya sang kepala keluarga, Taehyung masih bergelut dibalik selimut tebalnya. Yeonjun pun sudah angkat tangan untuk membangunkan ayahnya, kemudian mengadu kepada ibunya yang tengah memasak sarapan.
"Mom, sarapannya udah jadi?" Yeonjun sedikit mengeraskan nada suaranya.
"Udah, kalian bisa sarapan lebih dulu, Mommy mau bangunin daddy. Kebo banget jadi orang," Jennie merotasikan bola matanya malas.
Yeonjun mengangguk mengerti, tangannya beralih mematikan laptop di hadapannya sebelum pergi menuju meja makan. "Heh pendek, bangun lo! Males banget jadi orang,"
Hyunsuk mendesah malas, lalu dengan langkah ogah-ogahan mengekori saudara kembarnya. Tak lupa menepuk—menampar pipi Ningning agar adik perempuan nya segera bangun.
