40. snowfall

780 108 28
                                    

baca ini boleh sambil dengerin lagu ballad kesukaan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

baca ini boleh sambil dengerin lagu ballad kesukaan kalian




Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.

Lisa duduk dengan tenang di atas kasur kamarnya, di pangkuannya terdapat sebuah buku. Ngomong-ngomong, Lisa baru saja menulis tentang hal-hal yang ingin diceritakannya pada calon anaknya.

Lisa sendiri tidak tau apa yang membuatnya selalu menggoreskan tinta di atas buku itu, hal ini sudah menjadi kebiasaannya selama delapan bulan terakhir sebelum terlelap ke alam mimpi.

Perempuan yang tengah berbadan dua itu sedikit tersentak dengan tendangan brutal yang tiba-tiba saja kembali ia rasakan.

Lisa memegang perutnya yang sudah membesar, usia kandungannya sudah memasuki bulan kesembilan, hanya tinggal menunggu waktu sampai ia melahirkan calon anak bungsunya.

"Kamu ini, padahal tadi pas ketemu Yuan kalem banget. Sekarang kenapa brutal banget sama bunda? Flirty banget kesannya, tau!"

Lisa meringis kecil, janinnya lagi-lagi memberikan tendangan yang cukup kuat. Sepertinya bayinya merasa tidak terima, padahal dia 'kan hanya mengatakan hal yang sebenarnya.

Janinnya selalu bergerak dengan tenang setiap kali Yuan mengelus perutnya, sebenarnya dengan Taeyong juga sih. Berbeda sekali saat dirinya mencoba mengajak berkomunikasi dengan janinnya.

Lisa tidak mengetahui dengan pasti apa jenis kelamin janinnya lantaran ia menolak saat dokter ingin memberi tau jenis kelamin janin di dalam kandungan.

Biarlah itu menjadi rahasia sang Pencipta, karena baginya anaknya dapat terlahir dengan sehat saja sudah menjadi kebahagiaan terbesarnya, tidak peduli anak laki-laki ataupun perempuan yang terlahir.

Walaupun Lisa sendiri yakin bahwa anak dalam kandungannya berjenis kelamin perempuan.

Tok tok!

Ketukan pada pintu kamarnya menyadarkan lamunannya, Lisa mengalihkan atensinya pada sosok jangkung yang tengah bersandar di pintu dengan kedua tangan menyilang di depan dada.

Itu Beomgyu.

"Aku boleh masuk?" Beomgyu meminta izin.

Wanita itu mengangguk, bersamaan dengan senyuman teduh yang terukir di bibirnya. Ibu enam anak yang sebentar lagi akan resmi memiliki tujuh orang anak itu merasa senang, karena ini pertama kalinya Beomgyu mengunjungi kamarnya setelah hampir beberapa bulan Beomgyu tidak pernah berkunjung ke kamarnya.

Lisa jelas menyadari, dari keenam anak-anaknya, hanya Beomgyu satu-satunya anak yang paling tertutup. Walaupun secara urutan kelahiran ia merupakan anak ketiga, tetapi secara harfiah Beomgyu adalah anak kedua yang terlahir dari rahim Lisa.

Our Family || BLACKVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang