Bab 7

446 62 19
                                    

"Selamat pagi, Permisi..." seru Nathan.

Lalu ada suara yang menyahut dari kejauhan. "Selamat pagi, oh murid baru sudah datang. Halo saya Brenda sekretaris kepala sekolah."

"Halo Miss... Saya Nathan," sahut Nathan.

Brenda mempersilahkan Nathan duduk, lalu kepala sekolah datang. Wanita tua yang sangat Familiar di mata Nathan. Nathan terkejut. "Nenek Amber?"

Wanita itu juga terkejut, lalu berbicara. "Duduk lah nak,"

Nathan sedikit bingung, lalu wanita yang mirip nenek Amber itu berbicara. "Apakah kamu mengenal Amber, adikku? Katakan dimana dia sekarang?"

"Aku mengenal baik nenek Amber, beliau sudah ku anggap seperti nenek ku sendiri. Nenek sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, saat usiaku tujuh tahun." sahut Nathan.

Wanita itu terlihat sedih, lalu berbicara. "Apakah kamu yang bernama Nathan?"

"Benar nyonya." sahut Nathan.

"Amber pernah menceritakan kepadaku tentang dirimu. Kau adalah anak yang baik, pintar dan cerdas. Amber menitipkan sesuatu padaku, ambillah." sahut Nyona bernama Carlota.

Carlota memberikan sebuah kotak kecil, disana terukir nama Nathan. Nathan membukanya, didalamnya adalah sebuah surat. Nathan membacanya, itu adalah pesan yabg sangat penting. "Ini?"

"Benar nak, itu adalah pesan yang sangat penting. Gunakan dengan sebaik mungkin, kau tau? Amber memilihmu, aku juga mempercayaiumu." sahut Carlota.

"Tapi... Tapi..." seru Nathan bingung.

"Sekarang pergilah kelelasmu, dan kau bebas membaca semua buku di perpustakaan ini. Itu hadiah dariku untukmu," sahut Carlota.

Carlota tersenyum kepada Nathan, lalu Nathan mengangguk. Nathan masih memegangi kotak kecil berisi surat itu. Nathan memejamkan matanya, dan kotak itu menghilang karena Nathan menyimpannya. Brenda mengantarkan Nathan kekelasnya, tapi ia tidak satu kelas dengan Kevin. Nathan berada di kelas yang berbeda, walau Kevin dan Nathan di tingkatan yang sama, di tahun ajaran yang sama.

Nathan masuk di kelas 2 B, disana Nathan di persilahkan memperkenalkan diri. Setelah selesai, guru mempersilahkan Nathan duduk.
"Baiklah Nathan, kamu duduk bangku kosong yang itu ya, disebelah Vino."

Nathan mengangguk, tapi Nathan seperti merasakan aura yang berbeda di setiap murid. Nathan duduk di sebalah Vino, Vino menyapa. "Hai, aku Vino."

"Hai, aku Nathan." sahut Nathan.

Pelajaran pun di mulai, Nathan menyimak dengan seksama. Semua murid belajar dengan tenang, jam pelajaran pertama pun selesai, lanjut ke jam pelajaran kedua. Di kelas 2 B ini anak-anak muridnya tidak populer, anak-anak populer berada di kelas 1 A. Jam pelajaran kedua usai, lalu jam istirahat pun tiba. Semua murid berhamburan keluar kelas, lalu Vino berbicara kepada Nathan. "Nathan, ke kantin yuk."

"Oh jadi Nathan aja yang di ajak, aku gak?" seru seorang gadis bernama Maya.

"Ahahah iya iya ayo..." seru Vino.

"Hai Nathan, aku Maya... Kamu imut banget sih... Gemes deh..." seru Maya.

"Hai May... kamu juga Gemes ahahhaha... Ya udah laper nih, yuk ke kan..." seru Nathan, ucapannya tiba-tiba berhenti saat melihat Evan berlalu.

Nathan merasakan aura Evan sangat kuat, lalu Nathan berbicara. "Yang tadi itu siapa?"

"Oh itu anak paling populer di sekolah ini. Namanya Evan, ada juga Kevin, Dirga, Lulu, Mala, dan Dino." seru Maya.

"Lebih baik jangan cari masah dengan anak Populer deh, mereka galak-galak banget." seru Vino.

Mereka berjalan bertiga menuju kekantin, sambil berjalan mereka mengobrol. Karena penasaran Nathan bertanya tentang Kevin. "Kalau Kak Kevin, galak juga?"

BL- MAGIC STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang